54. Hoshi [2/2]

1.2K 148 23
                                    

"Apa yang terjadi padamu?" Dongho sangat khawatir melihatmu sembab. "Jun, apa yang terjadi dengan adikku?" Jun tidak mengatakan apa-apa. Kamu yang terlalu lelah, jatuh pingsan. Dongho membawamu ke kamar sebelah barat dan Jun berjalan mengikutimu.

"Bisa kita bicara berdua saja?"

"Terserah kau saja, Prajurit Ave," jawab Jun setelah melihatmu yang digendong Dongho sudah di lantai dua. Youngjae yang dipanggil begitu pun, tidak terkejut. Seperti memang itu namanya.

"Sejak kapan kamu menyadarinya Nois? Apa kamu berniat melukai Putri Livia lagi?" Youngjae sangat waspada, ia tahu orang yang di depannya, Wen Junhui adalah Prajurit Nois. Prajurit yang berkhianat, prajurit yang rela membunuh Putri Livia demi mendapat cinta dari Putri Charlotte.

"Kalau memang niatku begitu, tentu sudah aku bunuh dia dari dulu. Aku benar-benar menyesal Ave. Sekarang aku mengerti, kenapa Tuhan mempertemukan kita kembali dikehidupan selanjutnya. Aku, kamu, Putri Livia, Putra Andreas, dan juga Egon. Aku ingin menebus kesalahanku yang dulu, dan Tuhan mengabulkannya." Jun mengeluarkan semua unek-uneknya.

"Apa kamu serius?" Youngjae tidak mudah percaya begitu saja, terlebih pada orang yang pernah berkhianat.

"Aku serius. Aku rela kehilangan cintaku untuk kedua kalinya. Aku rela Putri Livia dan Putra Andreas bersatu meski hatiku terluka. Aku menyukai Putri Livia, aku menyukai (Y/n). Aku-"

"Kau!" Youngjae mengarahkan pisau kecil pada leher Jun.

"Kamu kira aku tidak tahu? Kamu juga menyukai Putri Livia kan? Aku sama sepertimu Ave." Jun menjauhkan pisau pada lehernya. "Aku akan melindungi Putri Livia bagaimanapun caranya."

"Kalau kamu mencoba berkhianat! Aku yang akan membunuhmu Nois!" Youngjae memberikan ultimatum pada Jun.

[ ]

"Livia." Dongho mengusap pipi (Y/n). "Apa yang terjadi padamu?" sebuah kecupan Dongho daratkan pada bibir (Y/n). "Bangunlah."

"Egon!" brak. Suara tubuh Dongho yang terbentur pada tembok. Tubuhnya terangkat tinggi tanpa ada benda yang menyentuhnya sama sekali.

"Bibik, apa yang anda lakukan padaku?" Dongho mengerang kesakitan.

"Aku tidak akan membiarkanmu menyakiti Putri Livia." tangan Bibik itu mengarah ke Dongho. Tubuh Dongho terangkat semakin tinggi.

"Aku tidak mungkin menyakiti adikku sendiri. Aku sangat menyayanginya. Bibik sudah tahu bukan, yang seharusnya diwaspadai adalah Charlotte bukan aku!" tubuh Dongho kembali turun. Dongho langsung jatuh terduduk ketika pengaruh sihir hilang dari tubuhnya.

[ ]

"Sudahlah Hoshi, lupakan perempuan itu. Buat apa kamu masih menyukainya ketika dia berkhianat pada hatimu?" Putri Charlotte berusaha menghibur.

"Tidak, aku tidak bisa Charlotte. Aku, aku masih mencintai (Y/n). Entah kenapa, hatiku mengatakan bahwa (Y/n) tidak mungkin melakukan hal itu."

"Cukup Hoshi, matamu sudah di butakan oleh cinta. Makanya kamu tidak bisa berpikir jernih. Hoshi, aku sebenarnya menyukaimu. Jauh sebelum kamu bertemu dengan perempuan itu."

"Dia punya nama. Namanya Kang (Y/n)."

[ ]

"Apa yang harus kita lakukan?" Youngjae sangat pesimis. Padahal dulu, saat menjadi prajurit Ave, dia yang paling optimis.

"Tenangkan dirimu Ave. Aku sendiri juga bingung. Apa pun yang terjadi, aku akan melindungi adikku." dari dulu, keberanian seorang Egon tidak pernah diragukan.

"Kalian harus segera pergi dari sini." Bibik memberikan solusi, yang nyatanya itu bukan solusi terbaik.

"Tidak, kami tidak bisa pergi begitu saja. Kami harus menyelesaikan apa yang sudah kami mulai." benar apa yang dikatakan Jun.

Close Req//[01] SVT (Random Imagine) ~slow update~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang