55. Mingyu as Daddy

1.7K 173 8
                                    

Memiliki Papa yang super sibuk itu, gak enaknya cuma punya waktu sedikit untuk kita. Apa lagi pekerjaannya yang terkadang dibawa sampai ke rumah. Belum lagi jawabannya yang bentar ya, papa masih sibuk. Ngeselin banget, tapi mau bagaimana lagi?

Papa Gyu, aku memanggilnya begitu. Papaku ini profesinya sebagai penyiar radio di saluran 81,7 fm. Setiap jam 6 pagi sampai jam 9, aku dan mama tidak pernah absen menyetel saluran itu hanya untuk mendengar suaranya. Lebay banget kan ya? Wkwkwk. Alasannya pertama, semua orang yang fans dia aja nungguin suaranya, masa iya keluarganya sendiri nggak? Alasan kedua, papa Gyu selalu memberikan pesan cinta pada mama.

Meski hanya penyiar radio, tetapi fans nya banyak dan dari semua kalangan, ibarat kacang ada kacang tanah, kacang mete, kacang merah, kacang ijo, kacang-kacanganlah. Itu mungkin karena info yang disampaikan papa Gyu bermacam, dari resep baru, tangga lagu, info artis, banyak lainnya. Dan, setiap sabtu akan ada acara kirim salam juga. Kebanyakan sih, salamnya ke papa.

Yang bikin bangga dan juga ngeselin itu, setiap ulang tahun papa, pulang pasti bawa kartu ucapan yang semakin lama makin banyak, gara-gara identitas papa ketahuan. Bangga karena papa jadi terkenal, ngeselinnya papa pasti sibuk membaca dan membalas satu persatu kartu ucapannya.

"Pa, katanya kita jalan-jalan? Ini sudah sunday loh. Masa di rumah lagi?"

"Duh sayang, papa masih sibuk nih. Masih banyak kartu ucapan yang belum Papa baca dan juga balas." aku hanya bisa menelan ludah.

"Tetapi kan papa sudah janji. Lagian kenapa pakai di balas semua sih? Tinggal ngomong secara umum kan lebih mudah dan gak ribet."

"Kamu ini bagaimana sih (Y/n)? Sebagai seorang idol yang banyak fans nya itu harus menghargai setiap perlakuan yang diberikan oleh fans. Contohnya ya seperti yang papa lakukan sekarang ini."

"Tapi jadi cuekin anaknya sendiri. Lagian juga punya wajah ganteng amat, jadi gini deh," sindirku.

"Sudah-sudah, mending kamu fotokan Papa. Nih hp- nya." aku mengambil ponselnya terpaksa. "Yang ganteng, yang cakep, pokoknya harus good looking."

"Iya tenang aja. Mau yang foto bukan profesional juga hasilnya tetep bagus." aku mengarahkan kamera hp ke papa. Mencari posisi yang pas.

"Soalnya mau papa upload di twitter."

📷

Hanya beberapa foto yang aku ambil, kemudian aku berikan padanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hanya beberapa foto yang aku ambil, kemudian aku berikan padanya. "Makasih (Y/n) sayang," kata papa sambil mengacak rambut depanku.

"Cuma itu?"

"Nanti papa belikan es krim yang banyak."

"Kalau itu, (Y/n) juga bisa minta ke mama."

"Summer vacation kita kemah deh, bagaimana?"

"Oke." aku tunjukkan ibu jariku padanya dan mencium kedua pipinya. "Es krimnya juga jadi kan?"

"Iya-iyaa." papa mengambil uang dari dompetnya. "Nih, belikan juga buat papa sama mama."

"Sip."

[ ]

Aku meletakkan beberapa macam es krim di kasir. "Kamu anaknya Kim Mingyu ya!?"

"Kim Mingyu yang mana ya?" nama yang sama persis seperti nama papa kan banyak, gak cuma satu aja. Jadi wajar dong kalau aku tanya yang mana.

"Kim Mingyu penyiar radio di 81,7 fm itu loh. Masa kamu gak tahu papamu sendiri?"

"Tahu kok, cuma ingin memastikan benar atau nggak."

"Oh ya, Om titip salam ya sama papamu dan jangan lupa tanyakan rahasia awet muda sama ganteng apaan?" kata om itu sambil memberikan kantong belanjaanku.

"Nanti kalau dapat potongan harga, aku beri tahu rahasia papa awet muda ya Om?" dia cuma menunjukkan ibu jarinya.

Kelihatannya papaku orang yang sempurna. Padahal mereka gak tahu sisi lain dari Papa Gyu. Papa kalau sudah stres, kerjaannya ngomong terus, curhat gitu. Ya kalau curhatnya sama orang? Sama hewan peliharaannya kok, sama ikan koi. Apa lagi tingkahnya aneh, seperti setiap malam bulan purnama, papa pasti gak bisa diganggu mintanya sendiri.

Belum lagi nih ya, waktu jogging bareng pagi-pagi buta. Ketemu sama anjing liar, biasanya kalau ngusir tinggal dilemparin batu atau apa gitu ya. Papaku mah nggak, kalau ngusir malah tingkahnya sama kek yang diusir, ngeluarin suara aneh, suara gonggongan. Untung sepi, gak ada yang lihat. Kalau ramai, mungkin aku gak bakal ngakuin dia papaku.

"(Y/n) pulang." aku langsung menghampiri papa. Dan, papa sama sekali belum kelar dengan kartu ucapannya. Padahal mama juga bantuin, walau barusan aja.

"Ini pa, es krimnya di makan dulu. Ini punya mama. Yang besar punya (Y/n)."

"Ihh, kok curang gitu? Kenapa belinya gak samaan aja sih (Y/n)?"

"Terserah aku juga dong pa, yang belikan aku. Lagian papa juga sudah janji belikan (Y/n) es krim yang banyak." aku langsung menikmati es krimku.

"Oh ya Kak, tadi waktu kamu beli es krim, papa terus saja bersin-bersin sampai kasihan mama. Seperti ada yang ngomongin papa deh."

"Uhuk uhuk, masa sih mah? (Y/n) gak tahu tuh."

"Iya (Y/n), makanya mama bantuin papa gara-gara dari tadi bersin terus." papa ikutan ngomong.

"Kasihan sampai mukanya merah. Kira-kira siapa yang ngomongin ya?" tambah mama. Aku jadi ngerasa bersalah nih.

"Penggemar papa mungkin? Kan banyak, makanya bersin-bersin terus," jawabku sambil mengambil duduk di sofa depan tv, setidaknya cukup jauh dari mereka.











😂😂
(170709)

Close Req//[01] SVT (Random Imagine) ~slow update~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang