38. Jun as Husband

2.1K 218 2
                                    

"Yang, besok Kita jalan-jalan yuk." Jun memerhatikan dirimu yang sedang menyiapkan makan malam dengan kedua tangannya yang menopang dagu.

"Besok emang Kamu gak kerja Jun?" Kamu sibuk menata makan malam di atas meja makan, tentu menu kesukaan Jun.

"Besok Aku akan minta cuti sehari sama Bos Kwon. Jadi, besok Kita liburan berdua. Lagian juga sudah lama Kita gak kencan (Y/n)." Jun yang tiba-tiba menghentikan aktivitasmu dengan menggenggam pergelangan tanganmu berharap Kamu menyetujuinya.

Kamu menghela nafas kasar, duduk di samping Jun dan balik menggenggam tangan Jun. "Aku besok gak bisa Jun, ada janji sama teman. Lagian besok Kamu kerjanya cuma setengah hari, kenapa pakai cuti segala?"

"Biar Kita bisa liburan panjang. Mau ya?" dengan wajah dibuat seimut mungkin agar Kamu menyetujuinya.

"Lusa kan masih bisa, hari minggu waktunya juga panjang. Besok Aku gak bisa Jun, sudah ada janji, gak enak kalau dibatalkan. Maaf ya? Mending sekarang Kita makan, selagi masih anget." Kamu mengambil nasi, lauk dan meletakkannya dipiring Jun.

"Gak usah cemberut begitu, gak ngaruh juga sama keputusan Aku Jun. Kamu monyong-monyong begitu bukannya makin tampan tapi lebih mirip anak kecil." mendengar ucapanmu, seketika wajah Jun berubah menjadi datar.

Kamu yang melihat perubahan ekspresi Jun secara tiba-tiba malah membuatmu semakin gemas dan ingin mencubit pipinya. Tetapi itu bisa membuat mood Jun semakin buruk. Pada akhirnya, Kamu membiarkan Jun makan dengan suasana hening.

****

"Kok masih cemberut gitu?" Kamu mencubit hidung Jun gemas. "Yang ceria dong, senyum." Kamu membuat garis lengkung di wajah Jun. "Nah, gini kan makin ganteng Kamu."

Tanpa basa-basi, Jun langsung duduk dikursi, menikmati sarapan bikinanmu. Hanya saja, Jun merasa ada yang kurang hari ini, seperti ada yang terlupa. Tetapi Jun tidak ingat dan tidak mau mengingat hal itu. Dan langsung berangkat kerja tanpa babibu lagi, Jun benar-benar dalam mood yang tidak baik.

"Loh Jun, kok masuk kerja? Kata Kamu cuti? Terus kencan sama istrimu." Hoshi bingung dengan kedatangan Jun di kantor. Terlebih lagi dengan mood yang buruk.

Jun yang sudah duduk dikursi kerjanya, mulai menyalakan komputer dan menceritakan perihal ketidaksetujuanmu pada Hoshi. Sampai detik ini, Jun tidak menyangka dengan keputusanmu. Jun sedikit kecewa karena Kamu lebih memilih orang lain daripada dirinya.

"Sudahlah Jun, mungkin (Y/n) punya maksud tertentu. Ya karena Kamu sudah ada disini, jadi bekerjalah dengan baik. Kalau tidak konsen gara-gara masalah itu, lebih baik istirahat saja." beruntungnya Jun memiliki Bos sebaik Hoshi. Kerja jadi tidak terlalu tertekan.

Mendekati jam pulang, mood Jun sudah semakin baik. Terlihat dari wajahnya yang ceria. "Gimana? Istrimu menghubungimu?" itu Hoshi yang bertanya.

"Belum, mungkin sebentar lagi." Jun merapikan meja kantornya.

"Tidak usah diambil hati, mungkin (Y/n) sedang menyiapkan kejutan untukmu." perkataan Hoshi membuat kerutan perempatan di dahi Jun. "Ngomong-ngomong soal itu, happy birthday ya Jun. Selamat ulangtahun." bang! Seperti kembang api yang menyala. Jun baru ingat hari ini adalah ulangtahunnya, pantas saja saat sarapan seperti ada yang kurang.

~tring

Seperti yang dikatakan Jun, sebentar lagi Kamu memberi kabar pada Jun. Melalui pesan singkat dari ponsel.

Jun, Aku nanti sore baru pulang. Kamu gak kenapa-kenapa kan di rumah sendiri? Nanti kamu gak perlu jemput Aku.

Iya, gak kenapa-kenapa kok sayang. Oh ya, kamu gak kelupaan sesuatu gitu?

Oh iya, aku lupa. Kalau Kamu lapar, Aku sudah bikinkan masakan, tinggal diangetin aja.

"Sepertinya (Y/n) lupa." Jun memasukkan ponselnya ke dalam saku celana.

"Bagaimana? Mau makan siang bersama? Aku yang akan traktir, yah anggap saja sebagai hadiah ulangtahun." perkataan Hoshi langsung disetujui oleh Jun.

****

"Aku pulang." ketika membuka pintu, Kamu sudah dihadapkan sesosok makhluk yang menunggu penjelasanmu.

"Jam delapan itu, masih sore ya?" tangan terlipat di depan dada dan wajah yang serius terpampang jelas oleh Jun.

"Maaf, tadi teman paksa Aku buat ikut makan juga." itulah yang bisa kamu jelaskan pada Jun saat ini.

Jun tampak lelah dan tidak mau meneruskan pertanyaan-pertanyaan yang berkeliaran di kepala Jun. Jun memilih duduk santai dengan bacaan koran tadi siang. Kamu memutuskan memberikan waktu pada Jun untuk meredakan emosinya. Waktu itu Kamu gunakan untuk membersihkan diri dari debu polusi.

Beberapa menit setelah mandi, Jun masih terlihat sama dengan aktivitas nya. Kamu pun mendekati Jun dengan kotak sedang yang Kamu beli. Tepat setelah Jun meletakkan korannya, Kamu merangkul Jun dari belakang sambil memperlihatkan kotak pada Jun.

"Happy birthday."

"Kamu gak lupa ternyata," kata Jun dengan arah wajah memandangmu.

"Yah, sebenarnya lupa. Cuma langsung ingat waktu Kamu gak balas sms Aku." Kamu melepas pelukanmu pada leher Jun dan beralih duduk disamping Jun.

"Jangan bilang gitu, Aku udah anggap Kamu gak lupa."

"Iya Jun sayang, yaudah Kita makan sekarang. Tadi Aku lihat meja makan, masakan Aku gak disentuh sama sekali." Kamu menarik tangan Jun menuju meja makan.

"Aku nunggu Kamu pulang. Aku lebih suka kalau Kita makan bersama."

Pada akhirnya, Jun melupakan kekesalannya padamu. Kali ini, Jun terlihat bersemangat saat menyantap masakanmu. Selalu menatapmu ketika ada kesempatan.










😰😰
(170616)

Close Req//[01] SVT (Random Imagine) ~slow update~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang