47. Jeonghan

1.6K 155 1
                                    

"Kamu sepertinya sangat senang sekali?" Kamu duduk di bangku semen yang mengelilingi pohon.

"Tentu saja, Aku benar-benar tidak sabar dengan pertandingan minggu depan." Jeonghan melakukan shoot 3point, meleset.

"Memangnya ada apa dengan pertandingan minggu depan?" tanyamu masih memperhatikan Jeonghan shoot.

"Karena pertandingan minggu depan akan ada yang spesial." Jeonghan kembali shoot 3point, masuk. "Yes." Jeonghan berlari menuju ke arahmu dan duduk di sampingmu.

"Spesial?" Kamu melihat Jeonghan yang telah meminum sebotol air mineral.

"Iya spesial, karena setelah pertandingan yang nanti Aku menangkan, Aku akan menembak seseorang yang Aku suka (Y/n)." mendengar itu, mukamu sedikit muram.

"Yakin banget kalau bakal menang? Kalau nggak gimana?" Kamu ingin mendengar jawaban itu tetapi nyatanya tidak.

"Aku yakin akan menang, karena kemenangan ini sengaja Aku berikan padanya. Kalau tidak, Aku akan tetap mengatakan perasaanku padanya." seketika wajah Jeonghan tampak sedih. "Kamu akan mendukungku kan (Y/n)?" tanya Jeonghan dengan menggenggam kedua tanganmu.

"Mmm.. Tentu saja." terasa berat Kamu mengatakan hal ini. "Tetapi Aku tidak janji." Kamu melepas tanganmu pada genggaman Jeonghan.

"Aku tidak mau tahu, Kau harus datang dan mendukungku. Aku tidak menerima penolakan." Jeonghan bangkit dari duduknya dan berlari menuju kelas karena bel berbunyi.

"Kamu tidak pernah memikirkan apa yang Aku rasakan. Kamu tidak peduli dengan hatiku yang hancur, bukan begitu Jeonghan?" gumammu yang kemudian berjalan ke kelas.

Jeonghan dan Kamu hanya sekedar teman dekat, mungkin bisa dikatakan kalau kalian itu sahabat. Namun, hatimu mengatakan sebaliknya. Apa yang Kamu rasakan pada Jeonghan adalah perasaan lebih dari sekedar sahabat. Kamu selalu menunggu Jeonghan latihan. Memerhatikan Jeonghan dengan teman-temannya, dengan bola oranye, dan dengan kringat yang telah bersarang pada Jeonghan.

Semua itu tidak bertahan lama ketika Kamu mendengar gosip bahwa Jeonghan menyukai seseorang. Gosip itu dibenarkan dengan pengakuan dari Jeonghan sendiri. Bahkan akhir-akhir ini Kamu melihat Jeonghan sangat dekat dengan salah satu anggota cheers.

Cinta bertepuk sebelah tangan, itulah yang Kamu rasakan dan alami sekarang. Kamu suka Jeonghan, tetapi Jeonghan suka dengan orang lain. Kamu menganggap Jeonghan sebagai orang spesial, tetapi Jeonghan hanya menganggapmu sebatas sahabat, teman dekat.

***

"Kamu datang (Y/n)?" Kamu hanya tersenyum miris.

"Selamat ya, Kamu dan tim mu berhasil memenangkan pertandingan." Kamu mengulurkan tanganmu berharap Jeonghan menerimanya, tetapi nyatanya tidak.

"Terimakasih. Aku senang Kamu ada di sini." Jeonghan lebih memilih memelukmu. "Aku tahu Kamu akan datang mendukungku." bagaimana bisa Kamu melupakan perasaanmu kalau perlakuan Jeonghan terus membuatmu suka padanya.

"Tentu saja Aku datang untuk mendukungmu." Kamu melepas pelukan Jeonghan dan menangkap basah mata Jeonghan sedang melihat sesuatu yang ada di belakangmu.

Yuki, gadis yang lagi dekat dengan Jeonghan. Gadis yang Jeonghan suka melihat semua ini dan tiba-tiba pergi begitu saja. Kamu ingin menyusulnya dan mengatakan semua adalah kesalahpahaman, tetapi tangan Jeonghan menahanmu.

"Kenapa kamu menahanku? Seharusnya kamu."

"Biarkan saja dia (Y/n)." bukannya Kamu tidak senang karena Jeonghan lebih memilih hal ini, tetapi Kamu tidak menyangka Jeonghan berbuat seperti ini. Sesuatu yang membuat hati orang lain terluka.

"Kamu bilang akan menembak seseorang, tetapi kenapa Kamu membiarkannya pergi?" biarkan saja hatimu hancur, yang terpenting Kamu tidak ingin melihat Jeonghan jadi kasar.

"Kata siapa? Aku tidak pernah membiarkannya pergi sama sekali." Kamu terheran dengan ucapan Jeonghan dan kembali menangkap basah mata Jeonghan memandang ke arah lain dan di sana Yuki berada.

"Sekarang, Aku akan menembak orang yang Aku suka," ucap Jeonghan melepas genggaman pada tanganmu dan berjalan ke arah Yuki.

Kamu tidak kuat melihat pemandangan ini dan memilih untuk memejamkan mata. Cukup suara saja yang membuatmu sakit hati tidak dengan penglihatan.

Dengar sayup-sayup, Jeonghan mengatakan suka. Mengungkapkan semua tentang apa yang Jeonghan rasakan. Suara itu semakin lama semakin jelas pada pendengaranmu. "Oh tidak, apa Jeonghan ingin Aku melihat semua ini? Aku belum siap Tuhan." itu yang ada dipikiranmu sekarang.

"Buka matamu sekarang." terdengar Jeonghan menginterupsi dan tentu saja itu bukan untukmu, pikirmu.

Kamu semakin merapatkan matamu. "(Y/n)?" apa ini? Jeonghan benar-benar ingin Kau melihatnya. Kamu dengan perasaan yang campur aduk membuka mata perlahan.

"Aku menyukaimu, Aku sudah sangat lama memendam perasaan ini. Dan hari ini Aku mengatakannya. Jadi, maukah Kamu menjadi bagian dari hidupku? Melengkapi hari-hariku?" jantungmu benar-benar berhenti berdetak mendengar Jeonghan berbicara begitu. Kamu tidak sanggup merasakan semua ini, air matamu perlahan membasahi pipimu.

"Hei, kenapa Kamu menangis? Kamu tidak suka?" Jeonghan menghapus air mata itu.

"Bukan tidak suka, tetapi Aku tidak percaya kalau orang yang Kamu maksud adalah Aku." setelah perkataanmu itu, air matamu semakin deras dan Jeonghan memelukmu hangat. "Aku pikir orang yang Kamu suka itu Yuki."

"Yuki hanya membantuku menyiapkan ini semua, bunga, coklat, dan sebuah kotak." Jeonghan melepas pelukannya dan mengambil sebuah kotak yang tidak terlalu besar dari tangan Yuki.

Dibuka nya kotak itu, memerlihatkan dua handband dengan warna yang sama. "Aku ingin Kamu memiliki yang satunya." Jeonghan memakaikan pada lenganmu. "Bagaimana?"

"Bagus, warna yang bagus."

"Maksudku, apa Kamu menerimaku?" kata Jeonghan lebih spesifik. Kamu hanya mengangguk dan Jeonghan kembali memelukmu, kali ini dengan ciuman pada keningmu.








😍😍
(170614)

Close Req//[01] SVT (Random Imagine) ~slow update~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang