34. Hoshi as Husband

3K 243 21
                                    

(Spesial Ramadhan)
Berburu Takjil

Req: Parkhyeri17


"Mas." Aku memanggil Hoshi yang sedang membaca koran hari ini di teras belakang dengan kacamata baca.

"Hmmm." terlalu asik sampai Dia tidak melihat ke arahku.

"Jawab kek, apa kek gitu." Aku ikut duduk di sebelah kanannya.

"Lah tadi kan sudah di jawab, hmmm?" astaghfirullah, ini orang cuek amat.

"Ya maksudku dijawab yang lain gitu, bukan hmmm doang." Aku mulai menusuk-nusuk pipi kanannya yang tembem bagai kue bolu. Ah bukan, tetapi bakpao.

"Apaan sih (Y/n), ganggu aja deh." Hoshi mulai menghindarkan pipinya.

"Duh, imutnya kalau lagi marah." dan kata-kataku barusan, berhasil mendapat pelototan dari Hoshi.

"Mas, kamu lagi melotot? Kok matanya biasa aja ya?" Hoshi pun, kembali fokus dengan koran. Aku yang melihat hanya bisa terkekeh.

Ribet deh, kalau punya suami kelewat imut. Aku sebagai istrinya jadi suka khilaf gangguin terus. Mau Dia serius, marah, kecewa, sampai bersikap manis pun tetap terlihat imut.

"Mas," panggilku lagi.

"Hmmm."

"Kok hmmm lagi?"

"Kenapa lagi sih (Y/n)?" matanya kini melihat ke arahku.

"Kamu kok imut banget sih Mas, bikin gemes deh." Aku pun mencubit kedua pipinya. Dan yang Dia lakukan hanya rolling eyes lalu kembali membaca.

"Mas, mas, mas, maaas." berulang kali Aku memanggilnya.

"Dikira Aku ikan mas?"

"Bukan, kamu itu ikan Louhan. Lihat tuh pipinya gedhe baget." Aku kembali mencubit pipinya pelan.

"Bisa tidak, gak perlu bahas pipi?" wah, sepertinya Dia lagi sensitif. Biasanya juga gak seperti ini.

"Kamu kenapa sih Mas? Kok sepertinya hari ini sensi amat?" tidak ada jawaban dari Hoshi, maka Aku kembali bertanya padanya. "Masih marah, sama kejadian tadi pagi?"

Kejadian yang dimaksud adalah ketika Aku mencuci jas kerjanya, ternyata CD yang ada dalam kantong jas menghilang. Aku tidak tahu CD itu benar menghilang saat dicuci atau hilang di tempat lain. Yang pasti, saat itu Hoshi benar-benar marah.

Pada akhirnya Dia menghela nafas kasar. "Untung itu copy bukan yang asli."

"Ya sudah, maafkan (Y/n) ya Mas?" dan Aku melihat senyum dibibirnya. "Duh, makin cute deh." Dia kembali dengan wajah bete.

"Oh iya, nanti sore temenin beli takjil ya?" Dia hanya membalas dengan anggukan.

[ ]

Sore ini sebelum berbuka, Aku dan Hoshi pergi ke luar. Mencari takjil, atau mungkin lebih tepatnya berburu takjil.

Di daerah tempat tinggal Aku dan Hoshi kalau bulan Ramadhan, banyak sekali yang menjual makanan. Kalau sudah begini, pingin rasanya Aku beli satu-satu di tiap kedai.

Close Req//[01] SVT (Random Imagine) ~slow update~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang