Kemarin adalah hari paling bersejarah buat Kamu. Satu hari yang gak bakal bisa Kamu lupa meski sudah lupa. Kenapa bisa begitu? Karena Kamu ikut merasakan hari bersejarah itu. Hari dimana seseorang melakukan hal konyol dalam seumur hidupnya. Kamu tahu, karena pernah mendengar cerita, tetapi kemarin Kamu membuktikan kebenaran itu sendiri.
Sebenarnya kejadiannya tidak seperti itu, kemarin itu Kamu memberikan kejutan pada orang terkasih. Dia itu adalah Ayah dari Ibumu, sebutannya Kakek. Kakekmu yang satu ini, benar-benar cinta mati sama dance, jangan lupa juga cinta mati sama istrinya. Bisa dikatakan ulangtahun ke 60th.
"Kejutaaaannn!!" suara menggema, namun tertahan oleh letupan-letupan kecil 🎉🎉
"Aduuuh, hampir saja mau pingsan. Untung jantung masih kuat," oceh Hoshi. "Kalian masih ingat ternyata." jari telunjuknya seperti menghapus bulir air mata yang memang tidak ada disana.
"Selamat ulangtahun Ayah." Ibumu memeluk Hoshi dan kemudian berakhir cium pipi kanan dan kiri. "Tentu saja Kami tidak lupa," lanjut Ibumu dan memberikan sekotak kue.
"Benarkah? Padahal dua tahun ini kalian tidak memberikanku kejutan." kenang Hoshi.
"Oh ayolah Ayah, Kami masih mengirimkanmu kartu ucapan bukan?"
"Iyaa, kartu ucapannya saja yang datang, tetapi orangnya tidak. Kenapa gak Kamu kirim juga satu orang di paket sekalian?" canda Hoshi.
"Ada-ada saja Ayah ini kalau ngelawak." itu Papamu yang bicara. "Memangnya mau kirim siapa?" tanya Papamu lagi.
"(Y/n), kirim saja (Y/n). Tuliskan jangan dibanting, barang keramat. Aku yakin (Y/n) akan selamat sampai tujuan." kalimat ini, membuat hampir seluruhnya tertawa, kecuali dirimu tentu saja. "Ngomong-ngomong, (Y/n) mana? Kok gak kelihatan?"
Kamu tiba-tiba muncul dari balik punggung Papamu. "Ini (Y/n), Ayah. Ayo salim Kakekmu." Kamu pun cium tangan Hoshi karena Papamu menyuruhmu begitu. Biasanya kamu salam ala anak ABG.
"Candaannya gak lucu tahu Kek." sedikit kesal, tetapi Kamu sangat rindu dengannya.
"Ini beneran (Y/n)? Ah gak mungkin. (Y/n) itu tingginya dulu masih sepinggang Ayah, masa sekarang sudah sebahu?" Hoshi sepertinya sudah kena amnesia. "Kamu kasi makan apa anakmu? Kok cepet banget gedhenya?" lanjut Hoshi tak percaya.
"Kakeeeekk!" reflek Kamu mengarahkan tinju pada perut Hoshi, seperti yang Kamu lakukan saat masih kecil dulu.
"Aww, tinjunya juga makin mantap." Kamu menjauhkan wajah mu kesal. "Maaf ya (Y/n) sayang, kakek tidak ada maksud tertentu. Kakek cuma masih ingin menggendongmu. Tapi, kalau gedhe segini, bisa encok. Jadi, pelukan hangat saja ya?" Hoshi meraihmu, memelukmu sayang. Kamu membalas dengan hal yang sama. Seketika masa-masa dulu muncul begitu saja dikepalamu.
"Sudah-sudah melownya nanti saja ya. Sekarang, mending tiup lilin." Ibumu membawa kue dengan lilin diatasnya.
"Lilinnya gak salah tuh? Ayah kan masih kelihatan umur empat puluhan." Hoshi mulai lagi berulah.
"Sudahlah Ayah, tiup saja lilinnya dan Kita langsung makan kuenya." beruntung Ibumu ada disini, sehingga bisa mengendalikan sifat muda Hoshi.
~fuuu
Lilin tertiup cantik, tetapi masih menyala. Ditiup kembali oleh Hoshi, tetap saja tidak mati. "Kalian mengerjaiku ya? Aku tahu lilin ini tidak bisa mati meski berulang kali Aku tiup." suara kikikan mulai terdengar.
"Ini idenya (Y/n) Ayah," jelas Ibumu.
"Sudah Aku duga, pasti ada dalang dibalik semua ini dan itu (Y/n) ternyata." Hoshi melirik kearahmu.
"Sudah-sudah, lebih baik Kita lanjut acaranya dengan membuka kado." nenekmu akhirnya bersuara setelah lama menahan -boker-, canda mah ini.
Ide bagus itu, langsung disetujui semuanya. Kalian langsung beralih pada sofa yang ada di ruang keluarga. Hoshi duduk dan melihat banyak kado dihadapannya, di atas meja.
"Kado (Y/n) yang mana? Aku ingin membukanya lebih dahulu. Karena biasanya kado (Y/n) membuatku seperti kembali muda." Hoshi mencari kado dengan nama (Y/n).
"Kado dari (Y/n) ada disini Kakek." Kamu menunjukkan sebuah kertas kado kecil dan tipis. Mengeluarkan isinya, yang ternyata sebuah CD. "Ini kado spesial dari Aku. Kata seseorang, kakek akan menyukainya." Kamu pun mulai memasukkan CD itu pada DVD dan menekan tanda mulai.
Sebuah alunan musik RnB, atau bisa dikatakan Pop dan sejenisnya, entah tidak tahu genre apa, membuat Hoshi memejamkam matanya menikmati setiap nada. "Kamu tahu lagu ini dari siapa?" tanya Hoshi.
"Adek Kakek yang memberitahukannya. Saat Aku main kerumahnya dan bingung ingin membelikan kado apa."
"Ternyata Dia masih ingat dengan lagu ini. Lagu yang sempat membuatnya kesal," kenang Hoshi.
"Kalau begitu, ayo tunjukkan pada Kami sekarang Kek?" tantangmu dan langsung diterima oleh Hoshi.
"Tapi, kamu juga harus ikut." syarat yang sudah Kamu prediksi sebelumnya dan Kamu menyetujui.
Yah, kalau benar tebakan kalian. Lagu yang dimaksud adalah lagu Bruno Mars - That's What I like. Yang booming di masanya waktu itu. Di masa Hoshi saat gila-gilanya, jadi bahan tontonan orang-orang.
Sekarang pun tetap sama, jadi bahan tontonan orang. Bedanya, dulu bareng adiknya sekarang bareng cucunya. Kalau dulu dilihat semua orang, sekarang cuma keluarga terdekatnya.
Satu-satunya yang lebih kentara adalah gerakan yang sudah tidak seluwes dulu. Kalau dideskripsikan, sekarang ada dua robot yang sedang menari. Ah bukan, tetapi manusia yang sedang menari seperti robot. Robot satu, sudah berusia tua dan berkarat, gerakannya pun layaknya perlu diberi oli agar tidak patah-patah. Robot yang kedua, robot baru tetapi baterai yang digunakan sudah akan habis jadi terlihat patah-patah juga.
Semua tampak menikmati pemandangan ini, meski muncul kikikan dari sela-sela lagu. "Kejadian ini gak boleh disia-siakan. Harus diabadikan." muncul tanda merah dari handicam yang Papa (Y/n) keluarkan.
😂😎
(170616)
KAMU SEDANG MEMBACA
Close Req//[01] SVT (Random Imagine) ~slow update~
FanfictionKisah 13cwo yang keren tapi ngeselin abis ?? Lalu, gimana jadinya bila mereka menjadi Sibling, Papa, Husband?? Cek work: [01] GOT7 (Random Imagine) [02] DAY6 (Random Imagine) ~ongoing [03] StrayKids (Random Imagine) Random KPop Imagine