(Spesial Ramadhan)
Menyambut bulan Ramadhan
"Mas, bantu beres-beres dong!" entah sudah berapa kali Aku meminta bantuan Mingyu yang hanya di jawab sama terus-menerus.
"Iya bentar sayang, nanti Aku bantu beres-beres." dan Mingyu masih asik lihat acara tv.
Aku tidak tahu kalau Mingyu memiliki sifat membangkang. Aku juga tidak tahu kalau Mingyu memiliki sifat suka menunda. Lalu selama ini apa yang Aku lihat darinya saat masih pacaran? Bisa-bisanya Aku menerima lamaran dari Mingyu.
Aku sengaja tidak menggunakan pembantu, selama Aku masih bisa melakukan sendiri. Yang ada dalam bayanganku saat menikah, Aku dan Mingyu bersama-sama mengurus rumah dengan baik. Namun nyatanya, lebih sering Aku yang mengurusnya dari pada Mingyu.
Aku tahu, Mingyu sebagai kepala keluarga memiliki kewajiban atau tugas mencari nafkah, tetapi Aku juga ingin Mingyu peka membantuku membereskan rumah tanpa Aku yang meminta dahulu. Oh ayolah, bekerjasama membuat pekerjaan terasa lebih ringan bukan? Aku rasa kalian setuju.
Aku mencoba mengganggu acara Dia menonton tv. Aku mengambil alat penyedot debu dan membersihkan karpet berwarna abu-abu sembari menghalangi tv.
"(Y/n), gak kelihatan," katanya. Aku pura-pura tidak mendengar.
"(Y/n), minggir. Aku tidak kelihatan," katanya lagi. Aku tetap berpura-pura tidak mendengar.
Aku sudah tidak tahan untuk menengok wajahnya yang kesal, hahahahh. Pasti benar-benar menyebalkan. Benar saja, ekspresi tanpa rasa bersalahnya benar-benar membuatku ingin memasukkannya ke dalam penyedot debu, kalau bisa.
Kami saling memandang satu sama lain, yang kemudian tangan kanannya bergerak mengibas di depan wajahnya dengan bibir yang bergerak seperti mengucapkan sesuatu. "Ming-gir," Aku tahu maksudnya, tetapi Aku berpura-pura tidak mengerti dan melanjutkan pekerjaanku membersihkan karpet.
Yang membuatku semakin kesal adalah Mingyu berpindah tempat duduk, semakin dekat dengan tv. Dia benar-benar tidak peka. Langsung saja Aku mengambil remot tv, mengarahkan ke tv dan menekan tanda off.
"Loh kok mati?"
"Iteeeem!" Mingyu menengok ke arahku.
"(Y/n), sepertinya listrik mati. Aku akan mengecek saklarnya." Dia ini benar-benar bodoh atau hanya menghindar saja?
Aku menghampiri Mingyu dengan membawa pel dan ember. Menunggunya yang masih memeriksa saklar.
"Saklarnya baik-baik saja kok, tapi kenapa tv nya bisa mati ya?" gumamnya yang kemudian menengok ke arahku.
Aku tidak mengatakan apa-apa, hanya menunjukkan ekspresi yang harusnya Dia mengerti kalau Aku menyuruhnya untuk mengepel. Ah mungkin Dia tidak mengerti atau berpura-pura tidak mengerti.
"(Y/n), selang biru yang waktu itu Aku beli, ada di mana ya?"
"Ada di gudang halaman belakang. Emang buat apa?" tanyaku. Mingyu beralih ke halaman belakang dan Aku memandangnya penasaran.
"Sepertinya, tanaman yang kita tanam sedang kehausan. Aku akan memberikannya minum." Aku terkikik dengan kalimat kiasan Mingyu. Kenapa tidak langsung saja bilang mau menyiram tanaman?
KAMU SEDANG MEMBACA
Close Req//[01] SVT (Random Imagine) ~slow update~
Hayran KurguKisah 13cwo yang keren tapi ngeselin abis ?? Lalu, gimana jadinya bila mereka menjadi Sibling, Papa, Husband?? Cek work: [01] GOT7 (Random Imagine) [02] DAY6 (Random Imagine) ~ongoing [03] StrayKids (Random Imagine) Random KPop Imagine