Seulgi menonaftifkan handphonenya begitu melihat spam line dan telpon dari Jimin.
Ia sedang marah dengan Jimin. Bagaimana bisa laki-laki itu jalan dengan perempuan lain dibelakangnya.
Kejadian itu berawal saat Seulgi ingin memberikan kejutan ulang tahun untuk Jimin. Ia berdiri di depan pagar rumah Jimin di malam musim dingin, sebenarnya ia kedinginan tapi demi Jimin itu tak masalah.
Ia berusaha menelpon Jimin tapi tidak ada balasan.
Sudah setengah jam ia menunggu dalam keadaan menggigil tapi tiba-tiba ia melihat Jimin menggandeng tangan seorang perempuan sambil berjalan kearah rumahnya.
Seulgi menjatuhkan kue yang ada di tangannya. Tubuhnya bahkan tidak bisa digerakkan saat Jimin memanggil namanya.
Penglihatannya mulai kabur bukan karena ia ingin pingsan tapi karena air mata yang tiba-tiba menggenang.
Tanpa sadar ia mulai berbalik dan lari sekencang yang ia bisa."Dasar Park Jimin brengsek" umpat Seulgi sambil memeluk bantalnya
Ia sudah lelah menangisi cowok itu semalaman.
"Apa yang harus kulakukan hari ini untuk melupakannya ya" gumam Seulgi
Gadis itu berjalan kearah lemari dan mengambil baju setelan musim dinginnya. Setelah itu ia mengoleskan sedikit make up untuk menutupi mata sembabnya.
Seulgi berjalan tanpa tujuan, sedari tadi ia cuma memandangi jalan dengan tatapan kosong.
Sebegitu hampa kah hidupnya sehari tanpa Jimin."Ah rasanya ingin makan ice cream" kata Seulgi
Tanpa sadar ia masuk ke dalam kedai ice cream yang biasa didatanginya bersama Jimin.
Saat Seulgi sedang menikmati kesendiriannya, seseorang menepuk pundaknya."Wendy" pekik Seulgi girang
"Lama tidak bertemu" kata Wendy
"Aku gak di sapa juga?" sahut seseorang
"Kau tidak berubah Min Yoongi" balas Seulgi sambil terkekeh
Setidaknya Seulgi bisa melupakan masalahnya sebelum Yoongi bertanya tentang Jimin kepadanya.
"Kau kenapa dengan Jimin?" tanya Yoongi tanpa basa basi
"Tidak, mungkin sebentar lagi akan berakhir" Seulgi menjawab dengan asal
"Dia kemarin datang ke apartemen ku dalam keadaan mabuk berat, dia terus meracau agar kau memaafkannya"
"Bagaimana bisa" gumam Seulgi
Gadis itu menggigit bibir bawahnya berusaha untuk menahan air matanya agar tidak keluar.
"Apa kau tidak melihat dia begitu menderita tanpamu" kata Yoongi
"Apa yang kau tau" balas Seulgi sambil menundukkan kepalanya
"Bisakah kau untu-"
Wendy menggenggam tangan Yoongi sehingga ia tidak melanjutkan kata-katanya. Ia baru sadar sedari tadi pundak Seulgi bergetar berusaha menahan tangis.
Wendy mengganti posisi tempat duduknya menjadi disebelah Seulgi.
Ia memeluk tubuh Seulgi."Dia mengatakan kalau dia hanya cinta padaku, hanya sayang padaku. Tapi saat aku ingin memberikan kejutan untuknya yang kudapat ia malah bersama wanita lain" kata Seulgi. Air matanya tanpa sadar sudah menetes membasahi bahu Wendy.
"Jimin tidak mungkin melakukan hal seperti itu" sahut Yoongi
"Lalu siapa wanita yang aku lihat itu? Mereka bahkan bergandengan dengan mesra"
"Apa kau tak salah lihat?" tanya Wendy
"Tidak, aku yakin itu"
"Mungkin saja itu adiknya" sahut Yoongi
"Dia bahkan tidak punya adik" elak Seulgi
"Kau tidak tahu ya? Dia punya adik perempuan, tidak tinggal bersama Jimin karena ia sedang kuliah di Amerika dan kudengar ia baru pulang ke Seoul" Yoongi menjelaskan dengan rasa jengkel
"Ehh jadi"
Kenapa selama ini Jimin tidak pernah bercerita padanya.
Setelah menyeka air matanya, Seulgi bangkit dan berlari kearah luar.
Wendy dan Yoongi tidak mencegahnya karena mereka tau kemana arah Seulgi pergi."Yahh tapi itu salah Jimin juga sih, dia tidak pernah bercerita pada Seulgi" kata Wendy
"Biarkan itu menjadi urusan mereka" sahut Yoongi sambil menarik tangan Wendy agar duduk di sebelahnya
Seulgi terus mengumpat dalam perjalanan. Bagaimana bisa Jimin tidak pernah bercerita mengenai adiknya yang tinggal di Amerika.
Ia turun dari taxi dan berlari ke arah rumah Jimin.
Jimin baru saja keluar dari mobilnya dan melihat kearah Seulgi yang berdiri mematung di dekat rumahnya.
Tak ingin kehilangan kesempatan, Jimin berlari dan mendekap tubuh Seulgi."Maaf" kata Jimin
"Maafkan aku Seul"
"Itu bukan seperti yang kau lihat, aku tidak selingkuh"
"Dia itu a-"
"Adikmu kan" potong Seulgi
Jimin melepaskan pelukannya tapi kedua tangannya masih ada di pundak Seulgi.
"Kenapa kau tidak pernah cerita jika punya adik?"
"Itu karena dia ingin memperkenalkan dirinya sendiri dan menyuruhku untuk merahasiakannya darimu"
Seulgi terdiam mendengar jawaban Jimin. Tanpa sadar bibirnya mengecup pelan bibir Jimin.
"Maaf aku sudah salah paham" kata Seulgi sambil menahan malu
"Aku juga minta maaf membuatmu menunggu di malam musim dingin pada hari ulang tahunku" balas Jimin
"Tidak masalah, tapi Jim"
"Ya?"
"Apa kau masih mencintaiku?"
Jimin tertawa mendengar pertanyaan Seulgi, ia lalu membentuk gambar hati dengan tangannya dan tersenyum kearah Seulgi.
"Sangat" Kata Jimin
Seulgi memeluk pinggang Jimin dan lelaki itu membalasnya dengan mengecup kepala Seulgi.
"Omong-omong mana hadiah ulang tahunku?"
"Oiya aku lupa, gara-gara marah denganmu. Kau mau apa? Biar aku belikan sekarang"
Jimin menggeleng.
"Aku cuma mau kamu" bisik Jimin di telinga Seulgi
Sebelum Seulgi sempat protes, Jimin menarik bibir Seulgi dan melumatnya penuh gairah. Seulgi tanpa sadar mendesah membuat Jimin menggerang. Laki-laki itu terus melumat bibir Seulgi tanpa ampun.
Setelah puas Jimin melepaskan ciumannya dan mereka berdua menghirup oksigen sebanyak-banyaknya."Kau gila ya" protes Seulgi
"Tidak, anggap saja itu hadiah ulang tahun untukku" balas Jimin
"Apa kau yakin?"
"Jadi kau mau memberikanku yang lebih dari itu ya"
Seulgi langsung gelagapan, ia baru sadar jika dirinya sudah salah bicara.
"Bukan begitu maksu-"
Kata-kata Seulgi terpotong karena tiba-tiba Jimin menggendong tubuhnya ala bridal style.
"Lepaskan aku Park Jimin" teriak Seulgi
"Tidak bisa, mari kita lanjutkan di kamarku" bisik Jimin penuh gairah
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
The End______________________________________
Sorry kalo panjang yaaa hehe
Tetep voment ^^