Jimin pov
Jika kalian bertanya mengapa aku sering membuntuti Kang Seulgi? Jawabannya karena aku menyukainya, ah bukan. Kurasa aku mencintainya, gadis itu bagaikan candu bagiku.
Semua kaumku menganggap bahwa aku bodoh. Bagaimana bisa menyukai lawan sendiri?
Aku mempertaruhkan setengah nyawaku hanya untuk dapat melihatnya lagi.
Dan ternyata keberuntungan berpihak, ia jatuh cinta padaku.
Ya, Kang Seulgi si malaikat yang setia jatuh cinta dengan iblis sepertiku.*
Seulgi memainkan bibir tebal Jimin yang sedang tertidur pulas sambil memeluk dirinya. Ingin rasanya ia mengecup walau hanya sekali tapi akal sehatnya masih berpihak di otaknya.
"Kalau mau cium, cium aja" kata Jimin dengan mata masih tertutup
"Ehh"
Jimin membuka matanya dan menatap Seulgi sambil tersenyum. Gadis itu dapat merasakan pipinya memanas pasalnya biasanya para iblis akan memberikan senyuman licik, tapi beda dengan senyuman yang diberikan Jimin. Laki-laki itu tersenyum dengan sangat tulus.
"Pagi" kata Seulgi sedikit gugup
"Pagi sweetheart"
Jimin melumat lembut bibir Seulgi lalu menjilatnya.
"Bibirmu manis" bisik Jimin
"Bukannya sama saja ya?" tanya Seulgi
"Mau coba bibirku?" goda Jimin
Seulgi memukul dada Jimin karena malu, tapi ia langsung menatap netra biru milik Jimin.
"Boleh?" Seulgi sudah dikuasai nafsu
"Dengan senang hati sweetheart"
Awalnya gadis itu terlihat ragu, namun melihat senyum Jimin yang menggoda membuatnya tak tahan lagi.
Ia mengecup bibir tebal Jimin, menjilatnya dan memainkan lidahnya sehingga beradu dengan milik Jimin.
Laki-laki itu benar, Seulgi dapat merasakan manis madu pada bibir Jimin.Sepertinya Seulgi mengambil keputusan yang salah. Jimin tidak membiarkannya melepas bibirnya.
Jimin memegang tengkuk Seulgi, memperdalam ciumannya.Desahan-desahan mulai lolos satu persatu dari mulut Seulgi tak kala Jimin mulai meraba daerah sensitif miliknya. Bukannya menolak, Seulgi malah menikmatinya.
Gadis itu benar-benar jatuh cinta pada Jimin."I'll eat you babe" Jimin mengulum telinga Seulgi
"Just eat me Park Jimin" desah Seulgi