Hentakan keras di atas kasur membuat Jimin mengerang kesal, disebelahnya ia dapat merasakan Seulgi juga merasakan hal yang sama. Istrinya itu semakin mendekatkan tubuhnya pada tubuh Jimin, memeluk suaminya dengan sangat posesive sambil menelusupkan kepalanya ke dada Jimin.
Jimin merasa hentakan itu semakin keras dan kali ini disertai teriakan. Ia tau ini ulah siapa. Jimin membuka matanya dan tersenyum cerah saat melihat kedua anak laki-lakinya sedang melompat-lompat di pinggiran kasur sambil tertawa. Haneul menggenggam tangan adiknya agar tidak terjatuh.
"Daddy cepat bangun" Haneul berseru, bocah kecil berumur 5 tahun itu mendekatkan dirinya kearah Jimin
"Hmmm" Jimin menutup matanya kembali
"Ayo daddy, hari ini kan kita mau pergi ke rumah sakit"
"Rumah sakit?" tanya Jimin
"Memeriksa perut mommy"
Jimin menepuk dahinya pelan. Ia sudah membuat janji dengan dokter hari ini untuk memeriksakan kandungan Seulgi. Dengan pelan ia menggeser kepala istrinya yang tadi tengah bersandar di dadanya, Jimin tidak bisa membangunkan Seulgi karena istrinya itu tidak bisa tidur semalaman dan baru tidur pukul 3 pagi. Sebelum pergi Jimin mengecup kening Seulgi lalu menggendong Hyunjae dan Haneul agar turun dari atas kasur.
"da-da" seru Hyunjae yang belum bisa berbicara dengan lancar
"Apa sayang?" Jimin bertanya sambil menggesekkan pipinya pada pipi gembul Hyunjae, bagaimana bisa anaknya ini sangat lucu
Harus Jimin akui bahwa Haneul dan Hyunjae lebih mirip istrinya dari pada dirinya, dan itu yang membuat Jimin makin mencintai Seulgi.
"Apa yang harus kita lakukan sebelum ke rumah sakit?" Jimin menoleh pada Haneul
Bocah kecil itu menaikkan matanya keatas berusaha berpikir apa yang harus ia lakukan untuk saat ini. Jimin tertawa melihat tingkah lucu anaknya.
"Aku lapar" kata Haneul
"Kalau begitu kita harus membuat sarapan, bagaimana?"
"Setuju"
"da-daaa"
"Let's go!" Jimin berseru
Aroma harum masakan membuat Seulgi mengerutkan kening, matanya masih tertutup dan tangannya mencoba mencari tubuh Jimin yang tadi tertidur disebelahnya tapi ternyata tidak ada. Kasur disebelahnya sudah kosong sejak tadi.
Seulgi bangun dengan perlahan, perutnya yang sudah semakin membesar memperlambat gerak-geriknya. Ia menyelipkan sedikit rambut kebelakang telinganya sebelum turun dan menuju dapur untuk melihat apa yang pagi ini dilakukan suaminya itu.
Wanita hamil itu menuruni tangga dengan hati-hati. Telinganya menangkap suara tawa Jimin dan Haneul dari arah dapur. Senyumnya mengembang tak kala melihat Jimin sedang memasak dengan Haneul sedangkan Hyunjae duduk memperhatikan dari kursi bayinya.
"Ada apa ini?" Seulgi berseru
Mendengar suara ibunya, Haneul langsung lari kearah Seulgi. Ia memeluk ibunya sambil menempelkan telinganya ke perut Seulgi. Jimin juga berjalan menghampiri Seulgi dan mengecup pelan bibir istrinya.
"Aku membuatkan mommy pancake" Haneul berkata dengan penuh antusias
Seulgi tersenyum. Ia mengangkat Hyunjae dari atas kursi bayinya lalu melihat hasil pancake buatan suaminya dan Haneul.
"Makanlah" Jimin memberikan sepiring berisi pancake lengkap dengan madu
Akhir-akhir ini selera makan Seulgi membuat Jimin khawatir. Itu jelas berbeda saat Seulgi mengandung Haneul dan Hyunjae, saat itu selera makan Seulgi bisa dikatakan baik. Tapi disaat mengandung anak ketiga mereka selera makannya turun drastis, Seulgi bahkan terkadang hanya makan sehari sekali dan itu membuat Jimin harus memutar otaknya agar Seulgi bisa mendapat nutrisi.