Sudah dua hari-terhitung sejak kemarin. Panas badan Seulgi tak kunjung turun. Sudah selama itu pula Jimin selalu menginap di apartementnya.
Gadis itu meminta Jimin untuk pulang tapi Jimin bersikeras tak akan meninggalkan kekasihnya yang sedang sakit.
Siang ini seharusnya ia ada kelas dan dengan santainya ia hanya meminta Taehyung untuk memalsukan tanda tangannya.
*
Seulgi terbangun dari tidurnya karena haus. Ia mencoba berjalan kearah dapur, panasnya sudah lumayan berkurang saat ini.
Matanya sedikit tertegun saat melihat sosok Jimin tengah meringkuk di sofa kecil miliknya.
Ia tersenyum dan duduk di hadapan Jimin, menyingkirkan anak rambut yang sedikit menutupi matanya.
Dibelainya dengan lembut pipi Jimin yang semakin tembam, dan jujur itu membuat Seulgi gemas. Setelah itu Seulgi memberi kecupan singkat di bibirnya.
Jimin merasakan sesuatu. Ia membuka matanya.
"Hai" sapa Seulgi
Jimin tak bisa menahan diri untuk tidak tersenyum.
"Merasa lebih baik?" Jimin membenarkan posisinya
"Hmm" Seulgi mengangguk-anggukkan kepalanya sambil duduk di pangkuan Jimin
"Mau makan bubur?" tanya Jimin
Lelaki itu menarik pinggul Seulgi agar semakin dekat dengannya.
"Sudah dua hari ini aku makan bubur, aku bosan Jim" rengek Seulgi
"Lalu?"
Seulgi mendekatkan bibirnya ke telinga Jimin.
"I want you" bisik Seulgi
Jimin tertawa.
"Not today babe, kau sedang sakit" kata Jimin
Ia tidak ingin membuat Seulgi semakin sakit lagi nantinya.
"Hanya sekali, lagipula aku sudah merasa lebih baik" rayu Seulgi
"Benarkah?"
"Ayolah daddy, hanya sekali"
Seulgi menggoyang-goyangkan tubuhnya tepat diatas ereksinya, membuat Jimin tanpa sadar melenguh.
Jimin menyerah. Ia menarik dagu Seulgi dan melumat bibirnya kasar. Tangannya mencoba membuka kancing baju tidur Seulgi.
Ia tau Seulgi tidak pernah memakai bra saat tidur. Lumatan Jimin berubah dari bibir ke payudara Seulgi.
Ia melumat dan menghisap puting Seulgi yang mengeras, sesekali tangan kirinya meremasnya membuat Seulgi mendesah keras.
"Aghhhh"
Jika Jimin bermain kasar, maka Seulgi akan mengikutinya.
Gadis itu menggesekkan vagina yang mulai basah ke arah Jimin."Ahhh Seul"
Jimin melepas lumatannya pada payudara Seulgi. Ia menatap Seulgi lalu tersenyum.
"Kau yang memimpin atau aku?" tanya Jimin
"Kau" jawab Seulgi
Jimin menyeringai. Dengan cepat ia memutar tubuh Seulgi. Seulgi harus bertumpu pada meja di hadapannya agar tak terjatuh.
Seulgi sedikit panik, mereka tak pernah mencoba gaya ini sebelumnya.
Jimin meremas gemas bokong Seulgi sebelum memukulnya pelan.
"Ughhh"
"Again babe?"
Seulgi hanya mengangguk dan Jimin melakukannya lagi.
"Ahhhh"
Setelah itu Jimin melepas celananya, membiarkan juniornya bebas setelah itu mendorongnya masuk kedalam liang Seulgi yang sedikit sempit.
"Fuck me Jim"
Jimin terkekeh melihat Seulgi yang tidak sabaran.
Jimin memegang pinggul Seulgi dan mulai menggerakkannya perlahan. Ia berusaha memberikan Seulgi kenikmatan penuh.
"Ahhh Jim"
"Yess ahhh"
"Ughhh lebih cepat Jim"
Jimin memenuhi permintaan kekasihnya itu. Ia menggerakkan juniornya lebih cepat dan lebih dalam, membuat Seulgi mendangakkan kepalanya karena nikmat.
"Ashhhh yess"
"Ohh seul"
"Faster Jimm faster.. Ahhh"
Lebih cepat. Jimin menggerakkan juniornya lebih cepat. Kedua tangannya kini meremas payudara Seulgi.
"Ahhhh fuck, ini nikmat"
"Jiminnn..ahhh..ahh"
"Hmmm?"
"Ohh Park Jiminnn" Seulgi meremas ujung meja yang menjadi tumpuannya
"Ahhhhh"
Seulgi mendesah lebih keras saat mencapai puncaknya. Sedangkan Jimin masih perlu menusukkan beberapa kali sebelum akhirnya ia mencapai klimaksnya.
Jimin menarik tubuh Seulgi agar duduk di pangkuannya, ia lalu mencium leher putih Seulgi dan turun lagi ke payudaranya.
Melumat payudara Seulgi mungkin menjadi salah satu hobi barunya sekarang.
"Ahhh hentikan Jim"
Jimin berhenti dan tersenyum kearah Seulgi. Ia lalu mengecup bibirnya yang sedikit pucat.
"Apa ini membuatmu lebih sehat?" tanya Jimin
"Kurasa ya" jawab Seulgi sambil pura-pura berfikir
"Kalau begitu kita harus sering melakukannya"
Seulgi hanya tertawa lalu memeluk tubuh Jimin.
ehehehehhehehehehe.
voment dongzzz