Oh tidak dia lagi.
Seulgi menghentikan langkahnya saat melihat seorang lelaki berdiri di ujung gang yang selalu ia lewati saat hendak pulang ke rumah.Kali ini apa lagi alasannya untuk mengikuti Seulgi. Gadis itu juga penasaran.
Tapi saat ia lewat, lelaki itu tidak memberikan respon yang selama ini Seulgi terima.
Wajahnya tertunduk kebawah, Seulgi dapat mencium bau anyir darah. Lelaki itu memandang Seulgi sepersekian detik sambil tersenyum sebelum tumbang dalam dekapan Seulgi.*
Entah apa yang memasuki pikiran Seulgi sekarang sampai-sampai ia membawa lekaki asing kedalam rumahnya. Bahkan ia juga sudah mengobati luka yang ada di tubuh lelaki itu.
Ditatapnya wajah tirus nan dingin itu. Lama-lama membuat wajahnya memerah sendiri.
Seulgi memukul kepalanya agar imajinasi liar yang sering ia buat tidak keluar."Jangan dipukul nanti sakit" seseorang menarik tangannya
Seulgi mendongak, dilihatnya lekaki itu tengah duduk di hadapannya.
Pesona apa lagi yang laki-laki ini miliki, sampai membuat Seulgi diam mematung hanya dengan mendengar suaranya yang berat."Makasih ya"
Seulgi hanya mengangguk.
"Kau sudah tau aku kan sebenarnya?"
"Hmm ya"
"Kenapa kau masih membawaku kerumahmu? Bukannya akan lebih berbahaya"
"Aku tidak bisa membiarkanmu dalam keadaan seperti itu di jalan"
Jimin tersenyum saat melihat tubuhnya yang tadinya mengeluarkan darah segar sekarang sudah kembali seperti semula.
Kilatan mata biru milik Jimin tiba-tiba menarik Seulgi, gadis itu memundurkan langkahnya. Ia tau arti tatapan mata itu.
Jimin tak membiarkan Seulgi menjauh. Ditahannya gadis itu sampai ia tak dapat lepas."Bagaimana ini? Aku sangat jatuh cinta padamu" kata Jimin
Suara ini lagi. Hati Seulgi menjerit menginginkan lelaki ini tapi otaknya masih dapat berpikir jernih bahwa ia adalah musuhnya.
"Eh apa"
"Aku sudah mengorbankan setengah nyawaku untuk bersamamu, apa kau tidak merasakan hal yang sama?"
Seulgi menegak ludahnya. Ingin rasanya ia berteriak dihadapan Jimin bahwa ia merasakan hal yang sama juga.
"Jika kau tidak menjawab, berarti kuanggap kau juga menginginkanku" bisik Jimin
Jimin menatap mata dengan manik merah milik Seulgi. Ia tidak bisa membiarkan kesempatan berharga ini begitu saja.
Dilumatnya dengan kasar bibir Seulgi, ia kira gadis itu akan diam saja tapi ternyata tangannya menggantung di leher milik Jimin dan membalas ciumannya.Jimin memberikan ciuman yang memabukkan bagi Seulgi. Membuat gadis itu ingin meminta lebih, Jimin tau akan hal itu.
"Bagaimana jika kita menikah di dunia manusia?" Jimin melumat lembut bibir Seulgi
"Sepertinya memang kau telah membuatku jatuh cinta"
______________________________________
hmmmm gak jelas😂