Jimin merebahkan tubuhnya disamping Seulgi yang sedang menonton tv. Ia mengusap pelan perut Seulgi. Saat ini usia kandungan istrinya sudah memasuki usia 9 bulan, jadi besok pagi Seulgi harus pergi ke rumah sakit.
"Jim besok kamu gak kerja?" tanya Seulgi
"Enggak, kan mau nganterin kamu ke rumah sakit" jawab Jimin
"Perasaan kamu kok gak pernah masuk kantor sih"
Jimin tertawa mendengar ucapan istrinya itu. Ia memang jarang pergi ke kantor karena sudah ada orang kepercayaannya yang mengelola perusahaan. Jadi dia cuma santai-santai dirumah menemani Seulgi.
"Besok jadwal check up jam berapa?" tanya Jimin
"Jam 8 pagi"
"Dan sekarang sudah jam 10 kamu masih belum tidur? Kata dokter kan ibu hamil gak boleh tidur malam-malam nanti-"
Seulgi membekap mulut Jimin membuat laki-laki itu menggerutu.
Terkadang Jimin bisa menjadi lebih cerewet ketimbang Seulgi, apalagi jika Seulgi tidak mengikuti perkataan dokter. Jimin akan terus mengomelinya seperti bibi penjual sayuran."Iya aku bakalan tidur sekarang, tapi..." Seulgi melirik kearah Jimin
"Tapi apa?" tanya Jimin penasaran
"Cium" jawab Seulgi malu
Jimin refleks mencubit pipi istrinya itu. Melihat Seulgi yang tersipu malu malah membuat Jimin makin ingin menggodanya.
Cup...
Jimin mencium kening Seulgi.
"Bukan disitu Jim" protes Seulgi
"Terus dimana?"
"Seperti biasanya"
"Iya seperti biasanya itu dimana?"
Seulgi mendengus kesal dan tidur membelakangi Jimin. Jimin yang melihat tingkat istrinya itu tersenyum dan menarik Seulgi sehingga saat ini muka mereka berhadapan.
Jimin melumat bibir tipis Seulgi selama kurang lebih 5 menit."Disitu kan" kata Jimin
Seulgi cuma mengangguk senang dan memeluk tubuh kekar Jimin. Jimin lalu juga melakukan hal yang sama, yaitu memeluk tubuh Seulgi.
***
Seulgi menghampiri Jimin yang sedang berdiri di dekat dapur. Ia lalu menggandeng tangan suaminya itu.
"Yuk" ajak Seulgi
"Tunggu" Jimin melepaskan genggaman Seulgi dan berjalan menuju kamar
Jimin keluar sambil membawa jaket rajut milik Seulgi dan memakaikannya ke pundak istrinya.
"Diluar dingin nanti kamu sakit"
"Makasih sayang"
Jimin merangkul pundak istrinya itu dan menuntunnya menuju mobil.
Selama perjalanan Seulgi bercerita tentang drama koreanya yang ia tonton tadi malam. Sebenarnya Jimin tidak tertarik tapi jika itu Seulgi yang bercerita segalanya jadi menarik karena pasti istrinya itu akan menirukan mimik wajah para aktor yang dijamin bisa membuat tertawa.Tiba-tiba perut Seulgi mengalami kontraksi membuatnya mengerang kesakitan.
"Jim perutku sakit banget" teriak Seulgi
"Eh masak udah mau keluar sih" Jimin melirik panik
"Cepet Jim, sakit banget rasanya"
Jimin melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi, untungnya jalan sepi pada saat itu.
Seulgi dibawa keruangan bersalin sedangkan Jimin menunggunya di luar karena ia takut melihat darah.
Bisa-bisa dia pingsan di dalam. Jimin menghubungi ibu dan sahabat-sahabatnya kalau istrinya tengah melahirkan.Tak lama kemudian orangtua Jimin dan beberapa sahabatnya berkumpul di depan ruang bersalin. Mereka dapat mendengar jelas suara teriakan Seulgi dari luar.
Setelah satu jam lamanya, dokter yang menangani persalinan Seulgi keluar dan menyuruh Jimin masuk."Seul kamu gakpapa?" tanya Jimin khawatir
Seulgi cuma tersenyum mengangguk. Tubuhnya tampak lelah.
"Ini anak bapak" kata suster sambil menyerahkan bayi yang ia bawa ke dekapan tangan Jimin
Entah kenapa tiba-tiba air mata Jimin menetes saat melihat bayi yang digendongnya itu tertawa.
Matanya mirip sekali dengan Seulgi apalagi saat tertawa seperti tadi, secara keseluruhan anaknya itu lebih mirip dengan istrinya. Hanya bibirnya saja yang mirip dengan Jimin."Uuu lucunyaa" sahut ibu Jimin
Jari ibu Jimin mengusap lembut pipi bayi itu.
"Kamu kasih nama siapa Jim?" tanya Suga
Jimin melirik Seulgi sejenak.
"Kamu aja yang kasih nama" kata Seulgi
"Park Haneul. Artinya surga" Jimin tersenyum
Jimin lalu memberikan Haneul pada Seulgi sehingga saat ini istrinya memeluk tubuh mungil Haneul yang hangat.
"Makasih ya Seul" bisik Jimin
Dalam hatinya dia bersyukur Seulgi melahirkan anak yang sehat.
Sebentar lagi ia akan merasakan bagaimana rasanya menjadi seorang ayah.
Jimin tak henti-hentinya mencium kening istrinya itu menandakan seberapa besarnya ia sangat menyayanginya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Fin______________________________________
Hai😂 bingung mau nulis apaan haha
Nanti kalo sempet aku buatin sequel yg pas Haneul udah balita? Kalo mau sih 😂😂Tetep voment ya 😊😊😊
![](https://img.wattpad.com/cover/103168280-288-k130920.jpg)