"Lihat kamu senyum aja, aku udah syukur alhamdulillah."
-Reno Alamsyah-
Pulang sekolah Tania menyempatkan pergi ke toko buku terlebih dahulu, dia ingin membeli bahan untuk tugas makalahnya."Yang mana ya? Kebanyakan buku jadi bingung mau pilih yang mana." ucap Tania kebingungan.
Tania memperhatikan satu persatu buku yang terpampang didalam rak.
Mata Tania membesar, "Eh ini kan Darka gua! Akhirnya ketemu!" Tania melihat novel yang selama ini dia inginkan.
Tanpa pikir panjang Tania menarik buku itu, tetapi buku itu tidak dapat diambil.
Tania mengernyitkan dahi bingung. "Kok susah banget sih diambilnya apa ini buku pake lem?"
"Tapi kan engga mungkinlah ya buku yang dijual di pakein lem?" Tania menggaruk tengkuknya.
"Kok gua jadi bego gini sih!?"
Tania sedikit memasukkan kepalanya ke celah-celah rak buku, terlihatlah seseorang yang sedang memegang novel itu.
Tania terkejut saat melihat seseorang itu ternyata Reno, teman barunya.
Bukan hanya Tania saja yang terkejut tetapi Reno juga sama terkejutnya melihat Tania.
Reno mengambil novel itu sembari mendekati Tania. "Lu mau beli buku ini?"
Tania mengangguk, "Tadinya sih iya tapi kalo lu mau, buat lu aja." jawab Tania gelagapan.
"Ini buat lu aja." Reno menyerahkan novel itu kepada Tania.
"Enggak usah buat lu aja!" tolak Tania.
"Ambil! Gua enggak terlalu suka baca novel." terang Reno.
"Makasih." ucap Tania sambil menerima novel itu.
Reno menganggukkan kepalanya sembari tersenyum.
Tania yang melihatnya tanpa sadar ikut tersenyum, dalam hatinya dia berfikir jika Reno tidak seperti yang dia pikirkan sebelumnya.
Reno berdehem. "Tan gua mau cari buku laen, gua duluan ya." ucapnya sambil meninggalkan Tania.
"Iya." jawab Tania yang sembari melihat kearah Reno yang sudah pergi.
Manis banget senyumnya, pikir Tania
***
"Assalamualaikum." ucap Tania sambil membuka pintu rumahnya.
"Kok sepi sih? Pada kemana coba?" heran Tania.
Tania melihat sebuah surat yang berada di meja makan. "Eh kok ada surat disini?"
Tania membuka surat itu.
Disana tertulis jika kedua orangtua Tania pergi ke luar kota selama 2 minggu, dan kakak lelaki satu-satunya juga sedang menginap di rumah temannya. Dan alhasil Tania sendirian di rumah.
"Gua sendiri dong di rumah!" ucap Tania kesal.
Tania melihat-lihat sekelilingnya. "Serem!" teriaknya ketakutan.
Tania berlari terbirit-birit ke dalam kamarnya, takut jika ada sesuatu yang aneh-aneh yang terjadi.
Tania langsung merebahkan dirinya ke kasur lalu mengambil ponselnya yang berada didalam tas sekolahnya.
Dertzzz...
Satu pesan line dari Lara, sohib ampegnya.
Lara : tan jam 8 ke caffe biasa ya!
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketua Osis Killer [SELESAI]
Teen Fiction[Cover by @kangnield] Memilih. 1 kata yang mendeskripsikan kisah tentang Ketua Osis yang harus memilih antara Dia dan Dia. Dia yang selalu ada disisinya atau dia yang dulu ada dihatinya. Copyright © 2017 by Siti Hafifah [SUDAH di REVISI]