[12]-Tanda tanya

7.3K 384 10
                                    

"Kalau mau tidur jangan lupa berdoa. Berdoa supaya kita bisa berjodoh, misalnya."

-Reno Alamsyah-

Happy reading

"Pak, Si Reno katanya mau nyanyi Pak!" ujar Arga.

Dasar Cicak! Batin Reno.

"Iya Pak, dia suaranya bagus par-- par.." seru Dimas.

Lara melirik Dimas jengah. "Lebay!"

"Siapa ya? Maaf gua enggak kenal!"

"Sok banget!"

"Apa sih? Sayang." ujar Dimas yang membuat Lara terbelalak.

"Hah?" ujar Lara gugup.

"Buahaha..." seketika tawa Dimas pecah melihat kegugupan Lara

"Apa sih lu!? Enggak jelas banget!" sinis Lara.

"Lihat tuh! muka lu merah kayak bayi tikus!" hardik Dimas sambil tertawa pecah.

"Cie... Pdkt!" ucap Arga menggoda.

"Sirik ae lu!" sinis Dimas.

"Bodo amat kutil Unta!" sungut Arga.

"Apa lu Zebra!"

"Eh dasar kurap Semut!"

"Udah woy! Berisik aja lu pada! Lama-lama gua kawinin lu berdua." seru Agung.

"Astagfirullah'alazim, gua masih waras! Sewar-warasnya orang waras." ungkap Dimas.

"Ngomong lu berbelit! Tapi-- gua setuju! Gua masih normal Koplak!" seru Arga.

"Udah berisik lu berdua!" seru Agung ftustasi. "Ingat misi!" bentaknya.

Dimas dan Arga mengangguk setuju.

"Pak Reno mau nyanyi Pak! Suruh ke depan Pak, dia orangnya malu-malu pup kucing Pak!" ungkap Dimas tiba-tiba.

"Eh Kecoa! malu-maluin gua aja lu!" ujar Reno sengit.

Pak Jono menggelengkan kepalanya. "Sudah-sudah! Kalau mau Silakan Reno kamu maju ke depan."

"Maju Ren! Tunjukkin kalau lu laki-laki jantan!" seru Arga.

"Apa hubungannya Unta!" hardik Reno yang dibalas kekehan oleh ketiga temannya.

"Reno sayangkuh, maju dong!"

"Maju... Maju... Maju..."

"Manisku, maju dong!"

Emang gua kucing? Batin Reno

Semua orang mulai menyoraki Reno, Reno menghela nafas kasar sembari melangkahkan kakinya ke depan dengan mata menatap Dimas sinis.

"Pak, katanya Tania juga mau nyanyi Pak."

Mata Tania membulat mendengar perkataan Arga yang seenak jidatnya menunjuk dia untuk menemani Reno.

"Ngomong apa lu? Berani!?" tanya Tania bersungut.

Ucapan Tania tak didengar oleh Arga, malah sekarang dia memprovokasi siswa-siswi yang lain.

"Tania... Tania... Tania..." sorak-sorai memenuhi pendengaran Tania, Tania melirik ke arah ketiga temannya untuk memberikannya pembelaan tetapi, bukannya pembelaan, justru ketiga temannya ikut serta dengan Arga.

Punya teman enggak ada yang benar, emang!

Tania mengerucutkan bibirnya sebal.

"Tania... Tania..." sorakan tersebut membuat Tania sebal.

Ketua Osis Killer [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang