"Cowok gentle itu kayak gua. Gebetan dapat masalah, gua yang kelarin."
-Reno Alamsyah-
Happy reading❤
"Reno!"
Tania berteriak sekencang-kencangnya sambil berlari mengejar Reno membuat nafasnya sendiri tersenggal-senggal. Reno yang melihatnya malah menertawakan ekspresi Tania yang menurutnya itu terlihat lucu.
Tania masih berlari mengejar Reno sampai dia tak melihat batu besar yang ada dihadapannya. Akhirnya dia terjatuh ke aspal.
"Akhh... Sakit!" jerit Tania kencang membuat Reno langsung berlari ke arahnya.
"Tania... Kenapa? Lu jatuh?" Reno tidak membantu Tania berdiri tetapi dia malah bertanya yang jelas-jelas sudah diketahuinya.
Tania yang mendengar Reno bertanya seperti itu malah membuatnya semakin sakit. Bukan hanya sakit lutut srkarang tetapi hati pun ikut sakit.
Dasar cowok kagak peka udah tahu gua jatuh masih nanya lagi!Gerutu batin Tania.
Tania yang sudah tidak bisa menahan luka yang ada dilututnya akhirnya menangis terisak-isak sambil meniup-niup lututnya, sedangkan Reno yang melihatnya hanya terkekeh pelan melihat raut wajah Tania saat ini.
Reno kasihan melihat Tania, tetapi jika dilihat-lihat lucu juga lihat Tania menangis sambil meniup-niup lututnya.
"Udah jangan nangis Ketos, gua peka kok, Ayo!" Reno berdiri di depan Tania lalu berjongkok. Tania yang melihatnya langsung mendekat ke punggung Reno dan melingkarkan tangannya ke leher Reno.
Reno berdiri dan menggendong badan Tania dan mulai berjalan kembali ke rumah Tania untuk mengobati gebetannya itu! Ralat, bukan gebetan tetapi masa depannya!
Sebenarnya ini pengalaman pertama bagi Reno menggendong seorang perempuan apalagi seorang perempuan yang disukainya. Ah! Reno tidak bisa berkata-kata lagi satu hal yang ada dibenaknya saat ini, Bahagia.
"Tania..." Reno mengusap kepala Tania yang masih dalam gendongannya, satu tangannya dia pergunakan untuk menahan tubuh Tania agar tidak terjatuh.
Tania tidak menyahut ucapan Reno malah yang terdengar saat ini adalah dengkuran halus yang keluar dari mulut Tania.
Reno tetap melanjutkan langkahnya walaupun beban di punggungnya semakin berat jika Tania tertidur di dalam gendongannya.
Lagi-lagi Reno terkekeh geli saat mendengar dengkuran dan deru nafas hangat Tania yang sangat dekat dengan lehernya. Membuatnya tak bisa berjalan dengan baik.
Brukkk...
"Auuuu..." teriak Tania
"Aaa... sakit..."
"Hiks.. hiks.. sakit..."
Tania berteriak-teriak kesakitan, dia tidak sadar jika saat ini dia ada diatas tubuh Reno. Seharusnya Reno yang kesakitan bukan Tania tetapi yang meringis kesakitan malah Tania.
Reno yang melihat tingkah konyol Tania hanya geleng-geleng kepala.
"Tania berisik! Lu kagak jatoh!" ujar Reno sembari tertawa kencang membuat Tania refleks menjitak dahi Reno dan bangun dari tubuhnya.
Reno terkekeh geli melihat Tania blushing.
"Cie Bu Ketos blushing cie.." goda Reno yang mampu membuat Tania sebal.
Tania mengerucutkan bibirnya kesal, lantas langsung berlari dengan tergesa-gesa.
Reno tidak mengejar Tania, dengan alasan Tania terlihat lebih lucu dan menggemaskan jika sedang kesal dan marah. Maka dari itu dia tidak mengejarnya, aneh memang.
+++
Hari senin. Hari yang paling mengesalkan bagi siswa dan siswi SMAN 48 Bandung, dikarenakan hari senin selalu tak luput dari yang namanya 'upacara bendera menjadikan mereka harus bangun pagi-pagi agar tidak terlambat pergi ke sekolah. Seperti halnya Tania yang harus selalu datang lebih awal dari siswa lainnya dikarenakan dia adalah Ketua Osis. Maka seharusnya dia yang memberi contoh kepada siswa lainnya.
Tetapi, kali ini Tania tidak datang seperti biasanya entah apa yang membuatnya seperti ini. Membuat ketiga sahabatnya gelisah. Bagaimana tidak gelisah jika satu kali saja Tania melanggar peraturan maka semakin banyak yang tidak menyukai Tania apalagi banyak gosip yang menyebarkan kabar tentang Tania yang mendekati Reno. Padahal, untuk berpapasan dengan Reno saja Tania langsung berkeringat dingin apalagi melihat senyumnya bisa-bisa Tania pingsan di tempat! Oh ok ini terlalu lebay! Tapi semua siswi membenarkan pernyataan ini.
"Ra, Si Tania kemana nih?! Jam segini dia belum datang! Enggak tahu apa kalau semua orang tahu bakal ada masalah ini! Ah! Gua jadi gemesh sendiri!" Syifa menghentak-hentakan kakinya ke lantai kelas.
Lara sedang berusaha menghubungi Tania walaupun hasilnya nihil, sedangkan Lena tengah berpikir keras apa yang seharusnya mereka lakukan untuk menyelamatkan reputasi Tania sebagai Ketua Osis dan Siswi Teladan.
"Tan.. Pliss.. angkat dong! Arghhh gimana nih guys?!" Lara terus saja berkutat dengan ponsel-nya.
"Lihat Pak Jono mau kesini!" ucap Lena sambil menggigit jarinya gugup.
"Yah, bodo amat lah." ucap Lara sambil terkekeh geli.
"Oy! ini bukan waktunya bercanda!" ucap Syifa ketus.
Tiba-tiba saja Reno muncul dihadapan mereka "Mana Tania?" Reno menatap tajam ketiga sahabat Tania.
"Mau apa lu nanyain Tania?" Syifa mendekati Reno dan menjawab pertanyaannya dengan mata tak kalah tajam.
"Gua serius!" Reno menyentak Syifa.
"Udah Ren! Enggak seharusnya lu nyentak Syifa!" Arga datang bersama Dimas dan Agung dan langsung melerai mereka.
"Woyy jangan berisik!" teriak Lena dan Lara bersamaan, Lara langsung menjelaskan semuanya kepada Reno. Reno hanya mengangguk-anggukan kepalanya tanda mengerti.
"Oke sekarang gua bakal ke rumah Tania mastiin dia bakal sekolah apa enggak." Reno menatap Lena, Lara, Syifa, Arga, Dimas dan Agung secara bergantian.
"Tapi Ren nanti malah lu yang telat bro! Inget SP lu udah yang ke berapa kali!" ucap Agung khawatir.
"Jangan pikirin gua! Gua baik-baik aja. Sebrengseknya gua, gua enggak bakal ngebiarin cewek yang gua sayang dapat masalah." Reno menatap tajam Agung.
"Gua salut sama lu bro! Lakuin apa yang seharusnya lu lakuin sebagai laki-laki gentleman." ucap Dimas sambil mengacungkan jempolnya.
"Nanti gua kabarin kalian kalau Tania udah ada sama gua." ucap Reno.
"Oke hati-hati Ren" ucap ketiga temannya yaitu Arga, Dimas dan Agung.
"Tapi Ren--" ucapan Syifa terhenti dikarenakan Arga menepuk-nepuk bahunya, membuat Syifa terkesiap tetapi Arga langsung memberi tatapan teduhnya yang bisa membuat Syifa tenang seketika dengan apa yang akan dilakukan seorang Reno Alamsyah cowok tertampan sekaligus cowok terbadung di Sekolah.
Tiba-tiba saja Pak Jono sudah berada di depan Lara, Lena, Syifa, Arga, Dimas dan Agung. Membuat mereka tergagap di tempatnya.
Pak jono mengeluarkan kata-kata dari mulutnya membuat nafas ke-enam siswa dan siswi itu tercekat. "Mana Tania? Kenapa jam segini belum datang?"
"Em-- eh-- dia lagi di jalan kok Pak." ucap Lara gugup.
"Ya sudah, nanti kalau dia datang tolong bilang langsung temui saya." ucap Pak Jono.
"Baik Pak." mereka mengangguk mengiyakan pernyataan Pak Jono.
Sebenarnya saat ini mereka belum tahu apa yang terjadi dengan Tania, Reno juga belum memberi kabar sampai saat ini.
+++
Tbc
Minta dukungannya ya:)
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketua Osis Killer [SELESAI]
Teen Fiction[Cover by @kangnield] Memilih. 1 kata yang mendeskripsikan kisah tentang Ketua Osis yang harus memilih antara Dia dan Dia. Dia yang selalu ada disisinya atau dia yang dulu ada dihatinya. Copyright © 2017 by Siti Hafifah [SUDAH di REVISI]