"Sebelumnya telah ditetapkan akan berlangsungnya UKK yang akan dilaksanakan hari ini, maka dari itu semua siswa diperkenankan masuk ke kelas yang telah ditetapkan, jangan sampai ada yang berpindah kelas, apalagi tempat duduk. Semua harus tertib agar terciptanya rasa nyaman pada saat mengerjakan soal. mudah-mudahan semua siswa SMAN 48 Bandung nilainya dapat memuaskan. Sekian dari Bapak, wassalamualaikum warrohmatullahi wabarakatuh." ucap Pak Kepsek.
Semua siswa bersorak "amin, waalaikumsalam warrohmatullahi wabarakatuh." upacara pun dibubarkan. Semua siswa berlarian ke kelasnya masing-masing.
Kelas XI MIPA-3 ditempatkan di ruangan 8 bersama kelas XII MIPA-3. Tania yang sudah berada di kelas itu harus terpisah dengan teman sebangkunya, Lara. Tetapi untungnya Tania masih satu ruangan bersama Syifa.
Tania duduk dibangku deretan ke 3 dari depan sedangkan Syifa duduk dibangku paling belakang deretan ke 2.
"Tania!" teriak Syifa.
"Apa? kecilin suara lu!" ucap Tania.
Lara terkekeh. "Maaf Tan, lu sebangku sama siapa oy?" ucap Syifa.
"Enggak tahu gua, lu sama siapa Cip?" tanyanya balik.
"Kalau enggak salah namanya Dewi Puspita deh."
"Lu enak sama cewek Cip" ucap Tania.
"Hmm-- iya sih tapi gua penginnya sama cowok, apalagi kalau cogan! Waduh gua jadi enak hati mikirinnya." ucap Syifa sambil tersenyum membayangkan dirinya duduk dengan Kakak cogan.
Dari arah pintu terlihatlah kakak kelas cewek yang cantik dan langsung duduk di samping Tania. Kakak kelas itu langsung tersenyum kepada Tania dan Tania pun membalas senyumannya.
Tak berselang lama, tiba-tiba saja muncul suara dari arah pintu.
Takkk.. Takkk.. Takkk..
Suara hentakan kaki menyudutkan pandangan Tania dan semua yang berada dikelas tersebut kearah seseorang yang sedang tertunduk menalikan tali sepatunya diambang pintu. Entah mengapa hal itu membuat siswi-siswi di kelas berteriak dengan histerisnya.
Seseorang itu berdiri dan tersenyum memperlihatkan lesung pipitnya yang manis membuat para siswi semakin histeris. Saat berjalan ke tempat duduknya tidak lupa dia menyisir rambutnya kebelakang dengan jari-jemarinya yang membuatnya semakin mempesona.
Kak Resa teman sebangku Tania bertanya, "Itu yang barusan namanya siapa Dek?" Kak Resa menunjuk ke arah Reno, sontak Tania langsung melihat ke arah yang ditunjukkan.
"Yang itu kak?" tanya Tania balik sambil menunjuk ke arah Reno.
"Iya, itu." Kak Resa mengangguk sebagai jawabannya.
"Hmm-- namanya Reno Kak," jawab Tania, "emang kenapa ya Kak?"
"Enggak apa-apa kok, perasaan Kakak baru lihat dia disekolah ini ya." ucap Kak Resa heran.
"Dia anak baru Kak, pindahan dari jakarta katanya." ucap Tania.
Kak Resa mengangguk-angguk mendengar penjelasan Tania, tetapi Tania merasa jika Kak Resa tertarik dengan Reno, dan hal itu entah kenapa membuat Tania sedikit tidak suka.
Kring...
Akhirnya bel tanda masuk berbunyi, semua siswa dan siswi langsung merapikan perlengkapan ujiannya.
Dari arah pintu kelas terlihatlah seseorang yang membukakan pintu ternyata...
... itu adalah guru pengawas.
Keadaan kelas tiba-tiba mencekam, semua siswa-siswi langsung terdiam melihat guru pengawas itu ternyata adalah Bu Adel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketua Osis Killer [SELESAI]
Teen Fiction[Cover by @kangnield] Memilih. 1 kata yang mendeskripsikan kisah tentang Ketua Osis yang harus memilih antara Dia dan Dia. Dia yang selalu ada disisinya atau dia yang dulu ada dihatinya. Copyright © 2017 by Siti Hafifah [SUDAH di REVISI]