[17]-Hari Sial

6.4K 344 4
                                    

"Hari sial itu, ketika Reno Alamsyah muncul."

-Tania Putri Nasution-


Happy reading

Tania sedari tadi masih berkutat dengan cermin yang menampilkan wajahnya sendiri. Tetapi ada yang berbeda dengan wajah Tania sekarang ini, pipinya masih merona dan terasa panas.

Tetapi lamunannya terhenti karena terdengar suara ketukan pintu kamar mandi.

Siapa sih? gumam Tania.

Seketika pintu itu terbuka tetapi yang mengejutkan ternyata yang membuka pintu itu adalah Reno yang memasang wajah dengan seringaiannya.

"Ngapain lu disini?!" tanya Tania heran.

Reno tidak menanggapi pertanyaan Tania akan tetapi dia malah berjalan ke arah Tania membuat Tania bergedik ngeri dengan gerak gerik Reno yang seperti ini.

"Stop! Jauh hush.. Hush.." Bentak Tania tetapi tetap saja Reno tidak memperdulikannya.

"Reno! Lu kok ngeyel banget sih!" emosi Tania semakin menjadi-jadi kala deru nafas Reno berhasil dihirup oleh indra penciumannya membuatnya susah bernafas.

"Kenapa?" ucap Reno sambil mengerlingkan matanya sebelah.

Tania berkali-kali mengerjapkan matanya berharap ini adalah mimpi buruknya.

Tetapi.

Pikirannya itu salah! Sekarang Reno itu nyata Bukan mimpi!

Saat ini Tania hanya mengikuti nalurinya saja yaitu apalagi kalau bukan menutup matanya rapat-rapat.

Tanpa Tania sadari tangan Reno yang awalnya berada di samping bahu Tania beralih ke punggung Tania dan mengambil sesuatu.

"Cie... Gr!" Reno terkekeh, setelahnya dia menyerahkan kertas yang ternyata tadi menempel di punggung Tania.

Reno berjalan ke arah pintu sedangkan Tania masih mengatur nafasnya yang tidak karuan.

Sebelum Reno benar-benar menghilang, Reno berbalik ke arah Tania.

"Ketos.. Pengen banget ya Abang cium." ucap Reno sambil mengerlingkan matanya dan kemudian berjalan ke luar kamar mandi.

"Renooo...." teriak Tania, Reno yang mendengarnya hanya terkekeh geli.

Tania saat ini berjalan ke arah kelasnya dengan perasaan yang tak menentu. Sejujurnya sekarang dia senang dengan sikap Reno yang seperti ini tetapi bukan hanya senang dia juga merasa sangat sangat malu.

Tiba di depan kelas, Tania mengetuk pintu kelasnya terlebih dahulu, tetapi saat Tania memutar gagang pintu dia dikagetkan dengan seseorang yang baru saja mempermalukannya di kantin.

Semua orang yang berada di kelas langsung menertawakan ekspresi wajah Tania yang bisa dibilang enggak "kobe".

Tania hanya mendengus kasar lalu dia duduk di bangkunya yang telah terisi Lara. Saat Tania duduk, Lara mencoba untuk menahan tawanya yang hampir meledak. Tetapi ternyata itu sia-sia dilakukannya tetap saja dia mengeluarkan tawanya yang luar biasa.

"Lu jahat banget Ra." ucap Tania sambil mencebikkan bibirnya.

"Maafin, gua enggak bisa nahan Tan." ucap Lara masih dengan tawanya.

Karena merasa malu Tania menelungkupkan kepalanya dia atas meja tak sadar ada tangan yang menyodorkan sesuatu kepadanya.

"Ini ambil buat kamu yang manis, macam kelapa muda." ucap seseorang itu alhasil Tania langsung mendongakan kepalanya.

"Ini ambil, setiap cewek pasti suka kan sama coklat."

"Makasih." ucap Tania sambil mengambil coklat dari tangan Reno.

"Iya, sama-sama." Reno tersenyum, memperlihatkan lesung pipitnya yang manis.

"Kamu makin cantik deh kalau senyum." ucap Reno sambil mengerlingkan matanya sebelah.

"Reno! Sekali lagi gombal gua pitek-pitek!" ucap Tania dengan nada berteriak.

"Kalau Cogan macam gua yang gombal sih-- enggak apa-apa." ucap Reno sambil menyisir poni rambutnya ke belakang dan berjalan keluar meninggalkan Tania yang sangat ingin berkata kasar.

Tania mencoba mengejar Reno sembari berteriak kencang, "Dasar, Cowok pede!"

Tania memasuki kelasnya dengan wajah muram, dan semua orang yang ada di kelas memperhatikannya secara seksama.

"Kalian semua kenapa lihatin gua kayak gitu? Risih tahu enggak?!" ucap Tania sebal.

Mereka semua bersorak, "Cie.. Ciee.. Tania Reno.."

"Apa sih kalian?!" ucap Tania dengan wajah memerah.

Tania kembali lagi ke bangkunya dan memejamkan matanya untuk beristirahat sejenak, hari ini mungkin menjadi hari yang sangat memalukan baginya.

Tokk tokkk tokk..

Suara ketukan pintu terdengar, dan memperlihatkan seorang laki-laki berbadan tegap, dan berwajah garang.

Arghhh..

Ternyata itu Pak Ivan guru killer ke-2. Tania yang menyadari suasana kelasnya berubah mencekam langsung mendongakan kepalanya menatap Guru Killer itu.

"Assalamu'alaikum." ucap Pak Ivan dengan suara beratnya.

Semua siswa menjawab. "Wa'alaikumsalam." dengan serempak.

Pak Ivan memperhatikan setiap siswa dan siswi yang ada dikelas kemudian dia melihat bangku belakang yang terlihat kosong.

"Disana tempat siapa?" ucap Pak Ivan sambil menunjuk ke arah bangku belakang yang kosong.

Semua siswa tidak menjawab apa yang ditanyakan Pak Ivan. Sampai akhirnya Pak Ivan mengeluarkan lagi suaranya disertai dengan tatapan tajamnya yang membuat orang yang melihatnya bergidik ngeri.

"Siapa ketua kelasnya?" tanya Pak Ivan

Semua siswa langsung menatap ke arah Tania. Ya, selain menjabat sebagai ketua osis Tania juga menjadi ketua kelas di kelasnya.

"Kamu ketua kelasnya?" ucap Pak Ivan menyelidik membuat Tania bergedik ngeri.

"Iya, Pak." ucap Tania pelan karena takut.

"Kamu sebagai ketua kelas seharusnya bisa mengkoordinasi teman sekelas kamu itu jangan sampai ada yang bolos apalagi ini mata pelajaran wajib kalian anak MIPA, seharusnya di kelas 11 ini kalian bisa lebih dewasa dan lebih fokus belajar. Ini bukan waktunya untuk bersantai atau berleya-leye lagi! Sekarang kamu ketua kelas cari temanmu sampai ketemu dan langsung bawa ke hadapan Bapak sekarang juga!" ucap Pak Ivan dengan nada tinggi membuat Tania langsung keluar kelas untuk mencari Reno dan teman-temannya.

Tania berjalan menelusuri koridor tetapi tetap saja dia tidak melihat batang hidung mereka.

Hari ini hari yang sial bagi Tania yang sedari tadi dipermalukan oleh Reno berkali-kali dan sekarang dia pun harus mencari mereka yang entah hilang kemana.

Dia pun menaiki tangga ke arah ruangan atas dan hasilnya nihil.
Tania kelelahan dikarenakan terus-menerus berjalan dan dia memutuskan untuk membeli air minum di kantin.

Saat Tania membeli minum ternyata orang yang selama ini dicarinya berada di kantin yang sedang enak-enakan makan bakso bersama teman-temannya.

Tania yang melihatnya refleks langsung berteriak.

"Reno pea!"

+++

Tbc

Minta dukungannya ya:)

Ketua Osis Killer [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang