[40]-Sohib Somplak

5.2K 268 12
                                    

Terpaan angin menyelimuti tubuh seorang Reno Alamsyah, sudah 2 jam dirinya tidak menggerakkan sedikit pun tubuhnya dari taman kota.

Yang dilakukannya sedari tadi adalah hanya melihat bintang yang bertaburan di langit dengan terpaan angin sebagai pendampingnya. Bukannya kedinginan dia malah membuka jaketnya dan sekarang kaos putih polos sebagai pelindungnya dari terpaan angin.

Sudah lama dia tidak kesini sendirian, biasanya Reno pasti datang bersama kawan-kawan somplaknya. Siapa lagi kalau bukan Arga, Dimas, dan Agung.
Tetapi, karena perasaannya saat ini sedang kacau jadilah sekarang dia berdiri sendiri di tengah banyak orang yang sedang berpacaran.

Padahal teman-temannya itu sangat ingin menemani Reno bahkan sampai memohon ingin ikut segala! Tetapi, bukan Reno namanya jika tidak punya seribu alasan untuk mengelabui teman-teman terter-nya itu! Tersomplak maksudnya!

Saat sedang enaknya menikmati desiran angin, Reno mendengar ada yang berbisik-bisik di belakangnya.

"Ternyata cogan juga bisa enggak laku ya yang!" celetuk seorang perempuan yang sedang bergandengan dengan pasangannya.

"Ya iyalah yang! Untung aku bisa dapetin kamu yang cantik jelita ini!" ujar pasangannya itu.

Sudah tahu Reno jomblo dipanas-panasin lagi! Memang enak ya punya pacar bisa manas-manasin jomblo apalagi macem Reno yang tampangnya sungguh bisa menjatuhkan martabatnya sebagai laki-laki tampan, manis dan humoris. Paket komplit memang! Tetapi siapa yang tahu kalau dia... Jomblo!

Kipas mana kipas? Batin Reno gerah walau cuaca saat ini cuacanya dingin.

Apa katanya? Cantik? Iyee pacar lu cantik macem badak! Gembrot begitu! Cantikan Tania kemana-mana!

Duarr....
Seketika petir menyambar, kedua orang yang pacaran itu langsung meninggalkan Reno sendirian, sementara Reno yang mendengar kilatan petir langsung tersadar dan secepat mungkin berdoa kepada allah swt agar kekhilafannya diampuni karena sudah menjelek-jelekan makhluk Allah swt.

"Eh astagfirullah al'azim maafin Reno Ya Allah, Reno khilaf." Reno mengadahkan kedua tangannya berdoa kepada Allah swt.

Saat sedang khusyuk berdoa, Reno dikagetkan oleh kedatangan seseorang yang menepuk punggungnya.

Dorrrr...
Reno melompat sakit terkejutnya dengan disertai ekspresi abstraknya, walaupun masih terlihat tampan. Memang ya, cowok ganteng berpenampilan atau bertingkah seperti apapun tetap saja ganteng.

"Kecoa somplak emang lu pada!" ucap Reno dengan nafas yang masih memburu.

"Siapa sih kalian?" ucap Reno dengan memasang wajah marah.

Dimas menarik tangan Reno dan menjabatnya seperti orang yang pertama kali berkenala. "Kenalin, nama aku Park Jihoon." ucap Dimas dengan mengerlingkan sebelah matanya meniru wink salah satu anggota Wanna One. Tetapi, bukannya terlihat menggemaskan malah wink-nya itu membuat mereka bertiga bergidik ngeri.

"Kamu Park Jihoon?" tanya Arga dengan wajah datarnya yang langsung dibalas anggukan oleh Dimas.

Arga yang tak mau kalah dari Dimas langsung menarik tangan Reno, membuat Reno sedikit sebal. "Kenalin nama aku Park Woojin." ucap Arga sambil memamerkan gingsulnya yang mirip seperti Park Woojin aslinya. Reno yang melihat senyum gingsul Arga langsung meleleh dan tersenyum manis ke arahnya.

"Kalo kamu?" selanjutnya Reno menoleh kepada Agung yang sedari tadi melongo melihat dan mendengar percakapan ketiga sahabat somplaknya.

Agung mengernyitkan dahi bingung, karena sama sekali tidak mengenal nama-nama artis korea yang Arga dan Dimas ucapkan tadi.

"Dia--" Dimas menjeda ucapannya membuat Agung menatapnya serius karena penasan. "Enggak penting!" lanjut Dimas sambil cekikikan, sedangkan Arga, Agung dan Reno melongo mendengarnya.

"Emang dasarnya lu somplak Dim! Dimana dan kapan aja tetep somplak! Untung bukan teman." ucap Reno sambil menjauh yang diikuti oleh Arga dan Agung.

"Kalian bertiga ja- hat! Sama Dede!" ucap Dimas mendramastir suasana. Tetapi, hal itu cukup menghibur bagi Reno.

Bagaimana pun tingkah dan sifat ketiga sahabatnya itu tidak penting bagi Reno, yang paling penting dia tidak kehilangan teman-teman seperti mereka.

"Omong-omong kalian bertiga kenapa bisa ada disini?!" ucap Reno dengan memicingkan matanya menatap ketiga sohib somplak yang ada didepannya ini.

"Oh kita, kesini khawatir sama lu Ren! Kita takut kalau lu besok tinggal nama plus nisan aja." ucap Arga sambil terkekeh yang diikuti oleh Dimas. Tetapi, tidak dengan Agung yang memutar bola matanya malas mendengar ocehan tidak jelas yang keluar dari mulut Arga dan Dimas. Walaupun begitu ya mau diapakan lagi, mungkin memang takdirnya!

"Mulut lu gua lakban nih Ga!" ucap Reno dengan wajah yang dia buat marah tetapi, Arga tetaplah Arga bagaimana pun ekspresi Reno dia tidak akan terpengaruh.

"Lu juga Ren, kenala lu boong sama kita? Katanya lu mau ke rumah si Bocah Ucul!" tanya Agung yang dijawab kediaman oleh Reno. Pasalnya, Reno tidak tahu harus menjawab dan menjelaskan semuanya.

"Asal lu tahu Ren, kita itu bukan cuma sohib! Tapi, kita itu udah kayak sodara! Kenapa lu enggak bisa jujur sih sama kita-kita!? Apa kita pernah ngebocorin rahasia lu!?" ucap Agung, yang diikuti anggukan oleh Arga dan Dimas.

"Emang rahasia si Reno apa?" pertanyaan kurang bermutu keluar dari mulut Arga yang sukses memecahkan perbincangan serius Agung.

"Lu enggak inget? Reno kan suka banget pake sempak pink pulkadot, kalau enggak sempak motif stobeli!" ucap Dimas dengan wajah sok polosnya.

Pletak!
Reno menjitak kepala Dimas yang langsung membuat empunya mengaduh kesakitan. Sedangkan kali ini Agung dan Arga yang menonton aksi antara Reno dan Dimas langsung tertawa terbahak menonton hiburan didepannya.

"Gua jahit mulut lu Dim!" ucap Reno

"Apa salah Dede Bang!? Apa!? Dede tuh enggak tahu apa-apa" ucap Dimas dengan wajah melasnya.

Reno mendengus kasar. "Untung teman!"

"Gua mau nanya serius sama lu, dan lu harus jawab jujur. Lu ada masalah apa sampai enggak bisa cerita ke kita?" tanya Arga kali ini dengan mimik wajah seriusnya.

"Gua serem liat lu serius kayak gitu." ucap Reno terkekeh mencoba mengalihkan  pembicaraan tetapi, Arga langsung menatap tajam Reno mencoba untuk meminta penjelasan.

"Oke gua bakal jawab pertanyaan lu, jujur gua emang ada masalah kali ini. Lu tahu kan kalau gua suka sama Tania, dan apa yang gua kemarin lihat--" Reno menjeda ucapannya. "Dia sama cowok masa lalunya!"

"Terus sekarang mau lu gimana?" tanya Agung.

"Gua mundur." ucap Reno pelan.

Dimas menghela nafas. "Gua bukan ahli dalam percintaan, tapi menurut gua kalau lu mundur apa lu bisa dengan mudah ngelupain Tania? Apa lu bisa nikmatin hari-hari lu tanpa ngusik hidup Tania? Apa lu tahu perasaan Tania yang sebenarnya ke lu?" ucapan Dimas sukses membuat Reno bungkam.

"Hebat lu bro! Reno enggak bisa ngomong gegara lu." ucap Arga sambil bertepuk tangan ria yang langsung ditatap tajam oleh Agung yang sudah sangat lelah mendengar ocehan mereka.

"Terus menurut lu gua harus pertahanin Tania, gitu?" tanya Reno.

"Lu tahu jawabannya Ren." ucap Dimas.

Reno tersenyum ke arah ketiga temannya, sungguh Reno sangat bersyukur mempunyai sahabat seperti mereka walaupun tak selamanya mereka bisa bertingkah normal.

"Kalian emang teman tersompak gua guys!" ucap Reno sambil ber-tos ria dengan mereka bertiga.

"Enggak ada acara peluk-peluk anget nih?" tanya Dimas dengan wajah polosnya.

"Maho lu!" ucap Arga, Reno dan Agung serempak dan langsung berlari meninggalkan Dimas yang melongo sendirian.

"Nistain terus aja Dede!" ucap Dimas sambil mengejar mereka.

+++

Tbc
Minta dukungannya ya:)

Ketua Osis Killer [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang