[18]-Gara-gara Reno Alamsyah!

6.4K 340 4
                                    

"Reno!"

Tania berteriak sekencang-kencangnya sampai membuat semua penghuni kantin mengarah kepadanya.

Untung saja suasana kantin tidak terlalu ramai seperti biasanya, hanya siswa yang bisa dikatakan nakal yang berada disini. Seperti halnya Reno saat ini, disaat kebanyakan siswa dan siswi yang tengah belajar di kelasnya dia malah duduk-duduk santai dikantin bersama teman-temannya.

Entah apa yang ada di pikiran Reno bisa-bisanya disaat pelajaran Pak Ivan yang bisa disebut "guru killer" sekalipun dia masih bisa membolos.

Tania memang tidak memperdulikan Reno akan bolos apa tidak tetapi gara-gara dia Tania jadi mendapat ceramah dari Pak Ivan yang kata-katanya cukup menyayat hati Tania.

Sedangkan dia enak-enakan makan bakso di kantin bersama teman-temannya. Sekarang Tania sudah tidak tahan lagi untuk mencaci-maki Reno yang sikapnya sudah kelewatan.

"Reno...." teriak Tania lagi yang lebih keras dari teriakan pertamanya yang tidak digubris sama sekali oleh Reno.

Lagi dan lagi Reno tidak mengubris teriakan Tania yang sontak membuat amarah Tania sudah mencapai ubun-ubun.

Tania langsung berjalan ke arah Reno dan langsung menggebrakan meja Reno. Tetapi Reno masih dengan santainya melahap bakso.

"Reno! Gua mau ngomong sama lu!" ucap Tania sengit.

"Kalau mau ngomong ya ngomong aja kali, enggak  ada yang larang kok." ucap Reno santai.

"Ya, tapi lu liat ke arah gua dulu!" ucap Tania karena sedari tadi Reno tidak melihat ke arahnya.

"Iya, ya. Bilang aja kalau mau diperhatiin sama abang, abang peka kok." ucap Reno sambil memperhatikan Tania dengan mata puppy-eyesnya.

Memang, Tania ingin diperhatikan Reno tetapi bukan dengan cara seperti ini juga! dengan cara seperti ini malah membuat Tania tergugu.

"Reno ini serius." ucap Tania, sambil meminimalisir kegugupannya.

"Oke, kalau mau serius udah gua habisin bakso ini kita ke KUA, kalau perlu sekarang aja gimana? Gua enggak keberatan." ucap Reno yang diakhiri oleh seringaian bak Iblis tampan.

"Reno! Gua tuh mau ngomong kalau gua---"

Belum sempat Tania menyelesaikan ucapannya, Reno dengan seenaknya memotong perkataan Tania.

"Suka sama lu. Udah gua duga." ucap Reno disertai cengirannya.

Seketika Tania pusing mendengar perkataan Reno sepertinya Reno sudah gila! Pikirnya.

"Tahu enggak, kalau kalian enggak balik ke kelas sekarang juga! kalian bakal dapet SP! Ngerti SP enggak sih?!" ucap Tania dengan nafas yang memburu.

"Kita enggak mau!" seru Reno lantang membuat Tania kehabisan kata.

"Stop! Kita bertiga mau balik ke kelas aja daripada kita disini cuma jadi kambing conge dari perdebatan suami-istri kalian yang sangat tidak harmonis! Selain itu kita juga kagak mau dapat sp! bisa-bisa gua dijadiin perkedel sama Ibunda gua." ucap Arga sambil mengeleng-gelengkan kepalanya yang langsung diangguki oleh Dimas dan Agung.

"Maksud lu suami-istri siapa?!" ucap Tania dengan tatapan tajamnya.

"Ya Neng sama Abang lah." ucap Reno sambil mengerlingkan sebelah matanya kepada Tania.

"2 juta rupiah buat Abang Reno!" ucap Arga, Dimas dan Agung serempak.

"Kalian emang sohib paling dabes!" Reno tersenyum senang.

"Eitss... Kalian duluan aja Sob!bilangin ke Pak Ivan kalau gua mau pacaran dulu sama ketos kita tercinta ini." ucap Reno disertai kekehannya sambil melirik ke arah Tania.

Tania memijat pelipisnya pusing.

Ketiga teman Reno itu langsung menghilang meninggalkan Tania bersama Reno Alamsyah.

"Reno! Gua tuh dari tadi mau bilang kalau sekarang lu harus ikut gua sama teman-teman lu itu ke kelas karena sekarang pelajaran Pak Ivan Reno! Apa lu enggak tahu seberapa killer nya Pak Ivan hah?! Gara-gara lu gua jadi dimarahin sama Pak Ivan karena lu sama kacung-kacung lu itu kagak ada di kelas, padahal! ini masih jam pelajaran nah lu malah santai-santai kayak di pantai sambil makan bakso! Gua jadi enggak ngerti sama kelakuan lu yang udah ngerugiin gua! Gua kesel sama lu Reno Alamsyah! Pokoknya lu harus ikut gua ke Pak Ivan sekarang juga!" ucap Tania panjang lebar sambil menarik kerah baju seragam Reno.

Tetapi Reno malah menjawab "Udah ngomongnya?" membuat Tania lemas dan langsung jatuh ke lantai.

"Eh- eh kenapa Ketos? Jangan bikin gua panik oy!" ucap Reno sambil menahan tubuh Tania yang terkulai lemas tetapi Tania masih dalam keadaan sadar.

"Gu-- a ha-- us." ucap Tania terbata-bata.

Reno yang memang sudah diberi kelebihan dari lahir yaitu rasa peka yang amat sangat besar langsung menggendong Tania dan mendudukkannya di kursi. Perlahan lahan Reno meminumkan air ke dalam mulut Tania.

Tania mulai merasa lebih baikan setelah meminum air yang diberikan Reno.

Reno mulai merasa lega dengan keadaan Tania walaupun dia tahu kalau keadaan Tania saat ini belum sepenuhnya pulih.

"Tania lu belum makan ya?" tanya Reno yang langsung diangguki Tania, pasalnya memang hari ini Tania belum makan apapun sejak tadi pagi hanya air minum yang menjadi pegangannya.

"Ya udah, karena gua orang ganteng yang gantengnya amat sangat maksimal dan tidak sombong, hari ini gua bakal telaktir lu makan bakso. Mau enggak?" tanya Reno, Tania menjawabnya dengan anggukan kepala.

"Bu, Reno pesen bakso nya 1 mangkuk ya jangan lupa pakai saus sama kecap aja." ucap Reno kepada Bu Lastri penjual bakso yang ada di kantin sekolahnya.

"Sip, tunggu bentar Kasep." ucap Bu Lastri.

"Sip Bu." ucap Reno dengan senyuman khasnya.

"Ekhm, makasih" ucap Tania pelan.

"Udah enggak usah minta maaf, harusnya nih gua yang minta maaf sama lu karena ini salah gua. Kalau aja gua enggak bolos pelajaran Pak Ivan pasti lu enggak usah capek mondar-mandir nyariin gua sampai lu lupa belum makan apa-apa dari pagi." ucap Reno panjang lebar yang seketika membuat Tania melongo dibuatnya.

Satu hal yang saat ini Tania tahu, ternyata Reno bisa perhatian juga.

"Enggak usah liatin gua kayak gitu, gua tahu kalau gua itu ganteng! Jadi lu enggak usah nampangin muka lu kayak orang ogeb gitu." ucap Reno sambil terkekeh geli.

"Idih! Apaan sih lu!" ucap Tania sambil memalingkan wajahnya.

Enggak jelas, gumam Tania.

Reno masih terkekeh geli melihat wajah Tania dan sekarang rasanya Reno sangat gemas untuk mencubit pipi Tania tetapi niatnya dia urungkan karena sekarang kondisi Tania masih terkulai lemas.

+++

Tbc

Minta dukungannya ya:)

Ketua Osis Killer [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang