[15]-Cowok Pede!

6.8K 362 10
                                    

"Pede banget! Untung ganteng."

-Tania Putri Nasution-

Happy reading

"Kenapa jadi gua?" Teriak Tania kepada Lara, Syifa dan Lena.

Mereka bertiga hanya terkekeh mendengar teriakan Tania.

"Lu kok gitu sih? Katanya mau bantuin gua." ucap Syifa sambil mencebikkan bibirnya.

"Tapi-- kenapa harus gua?"

"Udah, hitung-hitung lu bisa pdkt sama dia." ujar Lara.

"Tapi--"

Ucapan Tania terpotong, saat Lara dengan seenaknya memanggil Reno yang saat ini berada didepannya. "Reno! Tania nyariin lu!"

Reno berbalik ke arah mereka, menampilkan wajah tanpa ekspresi.

Tania berjalan menghampiri Reno yang saat ini berada didepannya.

"Gua-- mau minta tolong." ucap Tania pelan dengan menundukkan kepalanya.

Reno mengernyitkan dahinya bingung. "Minta tolong apa?"

"Bisa enggak lu pertemuin Syifa sama Arga?" ucap Tania dengan menggigit bibir bawahnya gugup.

"Kenapa enggak langsung aja bilang sama dia? Atau--" Reno menjeda ucapannya.

"Bilang aja lu modus pengin ketemu gua." lanjutnya dengan kekehan.

Tania membulatkan matanya, tak percaya mendengar penuturan Reno yang terlaru kepedean itu. "Hah? Lu kepedean banget sih?!"

Kalau boleh jujur, rasanya saat ini Tania ingin menenggelamkan Reno ke laut yang paling dalam, semoga saja rasa pedenya itu luntur terbawa air.

"Bukan pede, tapi memang begitu kan kenyataannya." Reno terkekeh lagi, "tinggal ngaku aja apa susahnya sih."

Tania menatap Reno tak percaya, selanjutnya dia melirik ke arah teman-temannya yang saat ini terkikik geli.

"Lu kok jadi ngomong sembarangan sih! Niat gua ngomong sama lu kan minta tolong doang!" ucap Tania kesal bersamaan dengan itu hidungnya memerah dan kembang kempis menahan amarah.

Lucu, batin Reno.

"Kenapa lucu banget sih?" ujar Reno gemas sambil mencubit pipi kanan Tania.

Saat ini Tania bingung, harus marah atau baper.

Oke, cukup! Jangan dengerin dia Tan! Sesat!

"Bisa bantu apa enggak?" ucap Tania dengan nada tinggi.

"Minta tolong kok marah-marah, tadinya mau gua bantuin, tapi---" Reno menatap Tania sendu, hal itu malah membuat Tania ingin menampol wajah tampannya itu.

Untung ganteng! Batin Tania.

"Oke-- maaf." cicit Tania.

"Tenang, gua bakal bantuin kalian. Asal--- siniin dulu ponsel lu." Reno memasang smirknya.

Dengan hati-hati Tania menyodorkan ponselnya kepada Reno. "Ini."

Dalam hati Reno tersenyum senang.

Terusin aja drama alay lu Ga, selama itu menguntungkan gua.

Setelah mengotak-atikan ponsel Tania, Reno langsung mengembalikannya kembali.

"Jangan diubah." hanya kata itu saja yang keluar dari mulut Reno sebelum dia meninggalkan Tania yang terpaku ditempatnya.

Setelah kepergian Reno, ketiga teman Tania langsung menghampirinya.

"Tan, gimana?" tanya Lara penasaran.

"Ya, begitu."

"Dia mau enggak?" tanya Syifa yang langsung dijawab anggukan oleh Tania.

"Tapi-- kenapa muka lu ditekuk gitu?" heran Lena.

Tania membuang nafas kasar, "cowok kepedean! Awas ya lu!" teriak Tania membuat ketiga temannya mengernyitkan dahi.

"Dasar cowok sengklek!" teriaknya lagi dengan wajah memerah.

"Udah sabar Tan," Syifa menepuk pundak Tania, "by the way.. Makasih." teriak Syifa histeris sambil mengguncang-guncangkan tubuh Tania.

"Hmm-- iya sama-sama." ucap Tania.

"Rencana kita berhasil guys!" seru Lara heboh.

Syifa dan Lena mengangguk setuju.

Berhasil karena gua tepatnya, gumam Tania.

+++

"Gimana? Diterima?" tanya Tania kepada Syifa yang baru saja sampai di tenda setelah menemui Arga.

Syifa mendengus, "gua enggak nembak dia Dodol!"

Tania terkekeh, "diterima permintaan maaf, maksudnya."

Syifa tak menjawab ucapan Tania, malah dia mesem-mesem sendiri sekarang.

"Kayaknya ada yang enggak beres nih." celetuk Lara curiga melihat sikap Syifa.

"Iya tuh, ada yang lagi kasmaran kayaknya." timpal Lena.

"Kepada seluruh siswa-siswi diperkenankan berkemas dan jangan sampai ada barang yang tertinggal." intruksi Pak Jono yang berbicara menggunakan toa menghentikan percakapan mereka.

Dengan tergesa-tergesa mereka berempat mulai berkemas.

"Buruan oy! Orang lain udah pada masuk bus tuh." teriak Tania membuat ketiga temannya kalang kabut mengemasi barang-barang mereka.

"Tan! Lu bukannya bantuin kita malah teriak-teriak! Mentang-mentang udah beres!" ucap Syifa kesal.

Tania menggaruk tengkuknya, dan akhirnya dia pun membantu mereka bertiga.

"Beres!" ucap mereka serempak setelah selesai mengemasi barang mereka.

Tak ingin membuat Pak Jono marah, mereka berempat langsung saja memasuki bus.

Didalam hati Tania tak rela meninggalkan tempat ini, rasa-rasanya dia ingin lagi merasakan saat-saat berada ditempat ini.

Apalagi, saat dirinya bernyanyi bersama Reno. Ya, Reno Alamsyah-- cowok yang tiba-tiba saja mengusik hidupnya. Dan hal itu membuat hari-harinya lebih berwarna dari sebelumnya.

Saat memikirkan Reno tiba-tiba saja Tania ingat, kemarin Reno meminjam ponselnya.

Dengan gerakan cepat Tania membuka semua aplikasi yang ada di ponselnya.

Dan saat dia melihat kontaknya, disana ada nomor baru yang tertulis Calon Imam.

Deg.

Jantungnya berdegup kencang, dan tak sadar semburat merah menghiasi wajahnya.

Tania tersenyum sembari menggelengkan kepalanya


+++

Tbc

Minta dukungannya ya:)

Ketua Osis Killer [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang