[23]-Masalah

6.5K 332 15
                                    

"Secuek dan sedingin apapun cewek, kalau dibaperin terus pasti bakal meleleh."

-Tania Putri Nasution-


Happy reading

"Reno... Tunggu!"

Sekuat tenaga Tania berusaha untuk mensejajarkan langkahnya dengan Reno, akan tetapi langkah laki-laki itu lebih panjang dari perempuan. Alhasil Tania tertinggal jauh di belakang.

"Reno please tunggu dong! Lu yang ngajak pergi tapi lu yang malah ninggalin gua!" teriak Tania sambil berlari.

"Woy tunggu dong!"

Tania terus saja meneriaki Reno walaupun yang diteriakinya itu tidak merespon sama sekali. Tania melepaskan sebelah sepatunya lalu mengambil ancang-ancang. Dengan sekali lemparan, sepatu itu langsung bisa mengenai kepala Reno sontak membuat Reno oleng dan terpeleset jatuh.

Brukk...

Reno terpaku saat menyadari bahwa dirinya terjatuh. sedangkan Tania yang melihatnya, langsung tertawa terbahak-bahak tak bisa menahan tawanya walaupun dia tahu Reno sudah memicingkan matanya dengan pipi memerah menahan malu, tetapi dia langsung diam ketika melihat Reno memasang wajah datarnya.

Tania kembali tertawa melihat Reno mengerucutkan bibirnya membuat Reno semakin terlihat... Tampan.
Itulah satu-satunya yang ada dipikiran Tania saat ini.

Ah ya! Tania sampai lupa jika dirinya sekarang sedang berhadapan dengan seorang Reno Alamsyah yang dapat membuat perempuan tak bisa mengalihkan pandangan darinya.

Tania seorang perempuan yang tentu ingin diperhatikan oleh lawan jenis. akan tetapi, siapa sangka jika Tania tidak pernah merasakan yang namanya berpacaran, bahkan sekalipun tidak pernah.

Ketiga sahabat Tania pun heran dengan sikap Tania yang terlihat dingin kepada laki-laki. Tetapi, ketiga sahabatnya memaklumi sikap Tania tersebut dikarenakan mereka sudah tahu apa alasan Tania bersikap seperti itu.

+++

"Bapak enggak nyangka kalau Ketua Osis yang selalu bapak banggakan sekarang bisa melanggar peraturan." ucap Pak Jono dengan nada kecewanya.

"Maaf pak saya sudah mengecewakan Bapak." Tania tidak berani menatap mata Pak Jono.

"Apa semua ini ada hubungannya dengan Reno?!" ucap Pak Jono dengan menatap tajam Reno.

Reno langsung membalas tatapan tajam Pak Jono. "Maaf-maaf aja ini Pak! meskipun saya suka melanggar peraturan sekolah tapi saya enggak pernah ngajak si Ketos!"

"Iya Pak ini murni kesalahan saya Bapak tidak usah menyalahkan Reno karena Reno tidak tahu menahu tentang keterlambatan saya." ucap Tania sambil menundukkan kepalanya.

"Ya sudah sekarang kamu berdiri di lapangan sambil hormat mengahadap tiang bendera!" ucap Pak Jono tegas.

"Baik Pak."

Tania berdiri didepan tiang bendera dengan wajah lesu. Wajahnya sudah dibanjiri dengan keringat. Bagaimana tidak! Sekarang pukul 11.00 yang bisa dipastikan matahari tengah berada di atas kepala Tania. Membuat gadis itu semakin tertunduk lesu.

Tetapi, bukan hanya itu yang menjadi masalahnya sekarang. Saat ini bel istirahat berbunyi membuat semua murid keluar kelas untuk pergi ke kantin, perpustakaan, atau hanya sekedar berlalu lalang di penjuru sekolah. Hal itu membuat semua murid bisa melihat seorang "Tania Putri Nasution" sedang menjalankan hukumannya.

Diantara mereka ada lebih memilih melihat ketua osis yang selalu menjadi kebanggan sekolah, sekarang ini sedang berdiri sambil tertunduk lesu di bawah pancaran sinar matahari.

Sebagian dari mereka yang melihat Tania saat ini ada yang merasa kasihan, ada yang menatapnya biasa saja ada juga yang mencemoohnya.

"Jadi ini Ketua Osis kebanggaan sekolah kita!" ujar seorang perempuan dengan nada yang bisa dibilang mengejek Tania. Dia tengah berdiri di belakang Tania bersama teman-temannya.
Jika diperhatikan dengan seksama yang mencemooh Tania saat ini adalah adik kelasnya.

Tania hanya bisa menghela nafas, saat ini dia tidak ingin memusingkan pernyataan adik kelasnya yang sangat tidak sopan, tetapi lagi-lagi Tania berpikir jika itu memang kesalahannya kenapa datang terlambat.

Ah ya! Mungkin ini tidak masuk akal kenapa Tania bisa terlambat bangun tidur hanya karena film kesukaannya yaitu The Sorcerer and The White Snake! Tania sangat tergila-gila dengan film itu. Setiap film itu ditayangkan di  televisi Tania tidak pernah absen untuk menontonnya.

"Ngakunya Ketua Osis tapi, kelakuannya kayak begini!" ucap seseorang yang bernama Shela.

Yang diketahui Tania, Shela sangat tidak menyukai Tania dikarenakan Shela tidak menang saat mengajukan dirinya sebagai Ketua Osis dan mulai saat itulah dia jadi bersikap seperti itu kepada Tania.

Tania tetap mengacuhkan semua orang yang mencemoohnya. Tubuhnya sudah dipenuhi dengan keringat, apalagi sekarang wajahnya terlihat pucat pasi.

Ketiga sahabat Tania sedang menemui Pak Jono untuk menghentikan hukumannya. Tetapi, sampai sekarang mereka belum kembali.

Tania sudah tidak kuat lagi untuk menahan tubuhnya sendiri. Kepalanya terasa sangat pusing, kedua lututnya bergetar dan lama kelamaan penglihatannya menggelap.

Tania ambruk, seketika ada yang menahan tubuh Tania agar tidak jatuh ke lantai. Siapa lagi kalau bukan malaikat penolong Tania, yaitu Reno. Dengan sigap Reno membawa tubuh Tania kedalam dekapannya.

Dengan tergesa-gesa Reno membawa tubuh Tania ke arah Uks. Banyak mata yang melihat Reno dengan tatapan memuja. Pasalnya saat Reno membawa tubuh Tania, keringatnya bercucuran disekitar wajahnya.

+++

"Enghhh..." Tania melenguh merasakan sakit di kepalanya.
Matanya masih berkunang-kunang melihat semuanya.

"Udah baikan?" ucap seseorang dengan suara cemasnya.

Tania mengadahkan pandangannya ke arah seseorang yang kini tengah berada disampingnya "Ini dimana?" Tania mengucek-ucek matanya agar lebih jelas melihat sosok yang ada disampingnya.

"Ini di uks Ketos! Sekarang lu aman sama gua." ucap Reno dengan cengiran khas-nya.

Tania terpana melihat Reno yang sedang tertawa sambil mengacak-acak rambutnya. Seketika waktu seperti melambat, tak ingin keadaan ini cepat berlalu.

Ternyata, malaikat tanpa sayap itu beneran ada ya! Kayak kamu. Gumam Tania dengan mata yang masih memperhatikan Reno.

"Gua ganteng ya!" ucap Reno sambil memperhatikan senyum manisnya.

"Iya ganteng." ucap Tania refleks.

Reno tertawa sekencang-kencangnya sampai Tania tersadar dengan apa yang dikatakannya dapat membuat seorang "Reno Alamsyah" kegeeran tingkat dewa.

"Akhirnya lu mengakui kegantengan gua!" ucap Reno sedikit terkekeh geli.

Reno menatap mata Tania dalam "Lu juga cantik." ujar Reno yang membuat Tania merona.

Asal lu tahu, secuek dan sedingin apapun seorang cewek kalau dibaperin terus pasti akan meleleh. Batin Tania.

+++

Tbc

Minta dukungannya ya:)

Ketua Osis Killer [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang