[19]-Khawatir

6.5K 329 3
                                    

"Kalian dari mana saja?! Dan kamu Tania kenapa kamu malah berduaan sama Reno?!" ucap Pak Ivan.

Baru saja mereka masuk ke dalam ruangan guru untuk bertemu dengan Pak Ivan, langsung saja mereka diberi beberapa pertanyaan yang membuat mereka bingung harus menjawab apa.

Reno mengambil nafas panjang sebelum menjawab pertanyaan Pak Ivan dikarenakan kondisi Tania tidak memungkinkannya untuk menjawab sederet pertanyaan yang dikeluarkan Pak Ivan.

Dengan hati-hati Reno pun menjawab "Tadi Tania sakit perut, jadi saya bawa Tania ke ruang UKS dulu Pak."

Pak Ivan langsung menoleh ke arah Tania yang wajahnya terlihat pucat-pasi "Apa benar itu Tania?"

Tania mengangguk untuk menjawab pertanyaan Pak Ivan rasanya saat ini berbicara saja pun dia merasa lidahnya kelu.

"Ya sudah sekarang kalian kembali ke kelas jangan sampai di pelajaran lain kalian membolos juga! Kalian ini sebentar lagi kelas 3 SMA maka dari itu kalian harus semakin rajin belajar dan jangan pernah membolos lagi! Kalian mengerti?!" ucap Pak Ivan dengan suara yang keras.

"Mengerti pak, kita ke kelas ya Pak."

Reno menuntun tubuh Tania untuk berjalan, rasanya saat ini dia sangat mengkhawatirkan Tania.

Sesampainya di kelas mereka langsung diserbu oleh teman-teman Tania tak ingin kalah teman-teman Reno pun ikut menyerbu mereka.

"Tania lu dari mana aja? kita udah nyariin lu kemana-mana eh malah berduaan sama si Reno!" ucap Lara emosi tetapi saat melihat wajah Tania yang pucat-pasi itu dia langsung khawatir dengan keadaan Tania.

"Selow Ra! Lihat nih Si Ketos lagi sakit! gua sebagai cowok ganteng yang baik hati bersedia ngebantuin dia jalan sampai kelas loh, kok lu malah ngegas." ucap Reno dengan napas terengah-engah.

"Bisa-bisanya dalam keadaan genting kayak gini lu masih bisa ngebanggain diri lu di depan kita! Apa lu enggak mikir Tania kayak gini gegara lu sama teman-teman lu yang bolos pelajaran Pak Ivan! makanya Tania jadi disuruh buat nyari kalian sampai dapat!" ucap Syifa dengan nada tinggi.

Sebelum Reno menjawab perkataan Syifa, Tania sudah lebih dulu menjawabnya.

"Udah-udah Cip, gua ja-- di nambah pusing denger kalian beran-- tem." ucap Tania dengan terbata.

"Maafin gua Tan, mending sekarang lu duduk dulu deh gua enggak bisa lihat lu kayak gini deh." ucap Syifa.

Reno dan teman-temannya pergi keluar kelas entah mereka mau kemana.

"Iya deh mendingan sekarang Tania duduk dulu." ucap Lena sambil mengusap-usap bahu Tania dan menuntunnya duduk di kursinya.

"Makasih ya kalian udah khawatirin gua, tenang aja gua enggak apa-apa kok sekarang." ucap Tania bohong padahal saat ini dia merasa tidak enak badan dan kepalanya pun masih terasa pusing. Mungkin ini efek Tania tidak makan seharian sebelum Reno memaksanya makan tadi.

Tania tersadar bahwa dia belum berterima kasih kepada Reno yang sudah membantunya, mungkin jika sudah baikan Tania akan berterima kasih kepadanya.

"Enggak usah bohong Tania kita tahu apa yang lu rasain saat ini." ucap Syifa yang langsung diangguki oleh Lena.

Lara mendekatkan telapak tangannya ke dahi Tania seketika dia terkejut dikarenakan dahi Tania terasa sangat panas.

"Mending lu pulang aja Tan dahi lu panas banget." ucap Lara.

"Iya Tan pulang aja ya, daripada entar malah nambah sakit." ucap Lena.

"Tapi gua enggak mau pu-" ucapan Tania terpotong oleh Lara.

"Udah lu pulang aja kalau lu tetap di sekolah kita malah makin khawatir sama lu!" ucap Lara.

"Iya deh, terserah kalian aja." ucap Tania menunduk.

Syifa dan Lena sedang meminta izin untuk Tania pulang saat ini sedangkan Lara sedang membereskan Tas Tania.

Setelah Syifa dan Lena kembali dengan membawa surat izin itu mereka langsung membawa Tania pergi ke gerbang sekolah dan menyaksikan Tania yang sekarang akan diantarkan pulang oleh Pak Kora, Penjaga sekolah.

"Tania hati-hati ya!" ucap Lena.

"Pak Kora jangan ngebut-ngebut bawa motornya!" ucap Lara

"Iya Neng." ucap Pak Kora sambil tersenyum.

"Jangan lupa makan Tan!" ucap Syifa dengan senyuman yang menghiasi bibirnya.

"Pokoknya kalau lu udah baikan jangan lupa hubungi kita-kita ya" ucap Lara.

"Iya iya, kalian bawel banget sih, gua cuma mau pulang ke rumah doang! Kenapa kalian jadi drama kayak begini?" ucap Tania sambil tersenyum menampilkan sederetan gigi putihnya.

"Karena kita.." teriak Lara.

"Sohib ampeg!" ucap Lara, Syifa dan Lena sambil tertawa membuat Tania ikut tertawa walaupun rasanya sulit.

Pak Kora pun mulai menjalankan motornya ke arah luar sekolah untuk mengantarkan Tania pulang ke rumahnya.

***

"Si Ketos kemana?" tanya Reno kepada teman-temannya tetapi teman-temannya hanya menjawab dengan gelengan kepala dan mengangkat bahunya.

Sekarang ini Reno dan teman-temannya sudah berada di dalam kelas tetapi Reno tidak mendapati perempuan yang ditolongnya tadi.

Syifa yang mendengar pertanyaaan Reno langsung menjawab pertanyaan Reno dengan nada suara tinggi.

"Lu nanya Tania kemana?! Bakal gua jawab! Tania udah pulang diantar sama Pak Kora! Dia sakit panas gegara lu!" ucap Syifa.

"Kenapa lu nyalahin gua?!" ucap Reno.

"Karena memang lu penyebabnya! Dia kecapean gegara nyariin lu yang bolos pelajaran Pak Ivan! Apa lu engga kasihan lihat Tania sakit?! Dan sekarang dengan santainya lu tanya Tania kemana! Dasar ogeb!" ucap Syifa

Reno mendengarkan baik-baik ucapan Syifa. Mungkin ini memang salahnya yang telah membuat Tania kecapean dan sekarang dia pulang ke rumah karena sakit.

Reno jadi merasa bersalah dengan sikapnya hari ini yang membuat Tania repot bahkan sakit. Dia memutuskan untuk pergi Ke rumah Tania malam nanti untuk meminta maaf.

+++

Tbc

Minta dukungannya ya:)

Ketua Osis Killer [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang