[16]-Drama Reno-Tania

6.8K 371 5
                                    

"Lihat pipi merona kamu, aku enggak kuat! Pengin cepat halalin, jadinya."

-Reno Alamsyah-


Happy reading

Kring.. Kring.. Kring...

Dengan terburu-buru siswa-siswi yang masih berada di luar lapangan ataupun gerbang dengan cepat menuju lapangan, dikarenakan upacara bendera sebentar lagi akan dilaksanakan.

Tania yang kini sudah berbaris rapi bersama teman sekelasnya hanya bisa menghela nafas melihat hal itu.

"Kenapa ya? Orang-orang kok bisa-bisanya telat?" tanya Tania heran

Lara menghela nafas, "kok lu aneh sih! Telat itu wajar lah Tan, apalagi ini hari senin."

"Tapi---" ucapan Tania terhenti saat pandangan matanya menangkap sosok bertubuh jangkung. Dan tatapan tajamnya itu seolah bisa menghipnotis Tania. Oke, sepertinya bukan Tania saja, semua kaum hawa terpaku melihatnya!

Dengan gaya sok cool-nya Reno berjalan melewati Pak Jono, tak sadar jika sekarang Pak Jono sudah menajamkan mata ke arahnya seolah Reno adalah mangsanya.

Sebelum Reno pergi ke barisannya dengan sigap Pak Jono menarik baju seragam Reno yang acak-acakan.

"Reno!" seru Pak Jono dengan lantang.

Reno tak menjawab seruan Pak Jono, malah menatapnya dengan tatapan heran.

"Baju kamu kenapa acak-acakan?" tanya Pak Jono.

"Biasa Pak, ini pembeda saya sama anak lain." jawab Reno sekenanya.

"Kamu itu! Udah telat, baju acak-acakan! Mau jadi apa kamu?!" ucap Pak Jono lantang, sontak membuat mereka berdua menjadi bahan tontonan.

"Saya enggak punya cita-cita Pak, saya cuma berharap jodoh saya cantik Pak." ucap Reno dengan entengnya, dan sepertinya Reno tak peduli dengan tatapan orang-orang yang tertuju ke arahnya.

Pak Jono menggeram kesal mendengar perkataan Reno. "Kamu ini bisanya ngejawab terus!"

"Lah, kan tadi Bapak nanya sama saya." Reno menggeleng-gelengkan kepalanya. "Gimana sih Bapak ini."

"Sudah-sudah jangan banyak omong kamu! Bajunya masukkan! Dan cepat baris disana!" ucap Pak Jono sambil menunjuk ke samping Tania.

Rupanya Pak Jono menyuruh Reno baris disampingnya. Entah, Tania harus senang atau sedih saat Reno berjalan ke arahnya.

"Hai." sapa Reno tepat ditelinga Tania.

Tania sejenak tergugu sampai akhirnya mengulas senyum dibibirnya tanpa mengeluarkan sepatah kata pun.

Tanpa disangka, Reno menyubit gemas pipi Tania. "Manis banget sih kamu, makin suka deh jadinya."

"Ha?" mata Tania terbelalak sambil mengarahkan matanya ke sekitar.

Apa gua berhalusinasi dengar dia ngomong gitu? Tania menepuk pipinya cukup keras, membuat dirinya sendiri meringis kesakitan.

Reno tersenyum geli melihat tingkah Tania.

Lucu, seru batin Reno.

***

"Kantin enggak?" tanya Syifa.

"Kuy!" seru Lara, Tania dan Lena bersamaan.

Mereka berempat berjalan beriringan menuju kantin, tiba di kantin mereka berempat terbelalak melihat suasana kantin yang ramai.

Tania mengedarkan pandangannya mencari tempat makan mereka, tetapi semua tempat yang ada di kantin sudah terisi semua.

"Itu ada!" seru Lara sambil menunjuk tempat yang tersisa  sontak ketiga temannya itu pun mengikuti arah pandangannya.

Mereka berempat berjalan ke arah bangku yang sekiranya masih bisa ditempati tetapi langkah Tania terhenti, dan hal itu membuat ketiga sahabatnya mengerutkan dahi bingung.

"Lu kenapa berhenti sih? Untung aja gua kagak nabrak orang Tan!" ucap Lara sebal tetapi yang ditanya hanya tersenyum.

"Lu kenapa Tan?" tanya Syifa yang lagi-lagi hanya dijawab senyuman oleh Tania.

Syifa dan Lena hanya menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah sahabatnya yang satu ini.

Reno yang menyadari Tania yang sekarang berada di depannya pun langsung menoleh ke arah Tania, sontak Tania terkejut melihat Reno yang sekarang sedang melihat ke arahnya.

"Ketos! enggak kebagian tempat ya, sini deh duduk di sebelah Abang masih cukup kok." ucap Reno sambil mengerlingkan matanya ke arah Tania. Tania yang mendengar ucapan Reno hanya melongo begitupun dengan ketiga sahabat Tania.

"Ada angin apa lu ngomong ke gua kayak begitu!" ucap Tania sok jutek karena terlanjur malu dengan teman-temannya, padahal jelas-jelas sekarang ini hatinya sedang berbunga-bunga.

"Kok jutek sih? Kalau enggak mau duduk di sebelah Abang juga enggak apa-apa Abang tahu kok---" Reno menggantung ucapannya.

"Tahu apa?!" tanya Tania.

"Abang Tahu... Kalau Bu Ketos pasti minder sama ketampanan Abang yang luar biasa tampan mengalahkan oppa-oppa koriya." ucap Reno dengan pede-nya kemudian dia menyisir poni rambutnya ke belakang

"Idih.. sok pede banget sih!" ucap Tania dengan wajah cemberutnya.

"Udah, enggak usah malu sama Abang." ucap Reno dengan kekehannya.

"Enggak usah cemberut gitu juga,  Abang bercanda kok." ucap Reno lagi.

"Apa sih? Enggak lucu." ucap Tania dengan wajah ketusnya.

"Iya tahu, yang lucu itu kamu." sekali lagi Reno mencubit pipi Tania.

"Mau lu apa sih Ren?" ucap Tania kesal.

"Suapin gua." ucap Reno sambil memperlihatkan makanannya kepada Tania, sontak hal itu membuat Tania melotot.

"Emang lu siapa gua?" ucap Tania.

"Calon pacar, kan." ucap Reno sambil mengerlingkan sebelah matanya.

"Idih pede!" ucap Tania sambil menahan panas yang menjalar dipipinya.

"Iya pede, buktinya tuh pipi udah kayak keiting rebus." ucap Reno terkekeh geli.

Tania yang mendengar ucapan Reno, refleks memegang kedua pipinya yang memanas

"Reno pea!" ucap Tania sebelum meninggalkan kantin dan ketiga sahabatnya yang cekikikan melihat dramanya dengan Reno.

Sedangkan Reno, dia melihat kepergian Tania dengan senyuman yang menghiasi wajah tampannya.

Enggak kuat lihat pipi meronanya, bawaannya jadi-- pengin cepat halalin. Batin Reno cekikikan.

+++

Tbc.

Minta dukungannya ya:)

Maaf juga baru bisa up, karena sekarang mulai bimbel sekolah huhu.. Derita anak kelas 12 memang.

                  

Ketua Osis Killer [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang