[30]-Perfect

5.9K 307 25
                                    

"Benci sama cinta itu beda tipis Tan."

"Gua seneng lu benci sama gua, itu artinya ada kesempatan rasa benci lu itu berubah jadi cinta."

Ucapan yang keluar dari mulut seorang Reno Alamsyah nampaknya memberikan efek yang sangat besar bagi Tania, membuat Tania tidak bisa berkutik dari sosoknya yang tampan dan susah ditebak. Apalagi kata-katanya yang uh... Membuat Tania baper tingkat dewa.

Mau ditaruh dimana wajah Tania jika bertemu dengan Reno besok di sekolah apalagi dia dan Reno adalah teman sekelas. Itu membuatnya semakin girang saja.

Arghhh...

Tania menghela nafas berat, kemudian dia mengambil laptopnya. Tania ingin menonton drama korea kesukaannya mudah-mudahan dapat mengembalikan moodnya yang memburuk. Tetap saja walaupun matanya menonton drama tetapi, pikirannya masih bersarang kepada Reno.

Tania menutup laptopnya, kemudian melangkahkan kakinya menuju dapur. Tania pun membuka kulkasnya dan menatap isinya cukup lama.

Puding coklat, coklat, dan susu coklat menjadi pilihannya. Memang, Tania sangat suka dengan makanan yang mengandung coklat apalagi ketiga makanan yang akan disantapnya saat ini. Dia pun kembali ke kamarnya sambil membawa makanannya.

Tania membuka ponselnya ternyata ada beberapa panggilan tak terjawab dari Reno. Tania heran, sebelumnya Reno belum pernah menghubunginya apalagi malam-malam begini.

Tania yang penasaran pun langsung menghubungi Reno dan mengucapkan salam terlebih dahulu.

"Assalamualaikum, Reno lu ngapain sih telpon gua malem-malem kayak begini! Ganggu orang aja!" ucap Tania dengan nada yang ditinggikan mencoba untuk menormalkan kegugupannya.

"Waalaikumsalam cantik." ucap Reno sambil terkekeh geli.

Bisa-bisanya Reno menggoda Tania disaat seperti ini, bahkan nada bicaranya pun seperti biasanya.

"Lu mau apa malem-malem telepon gua?! Lihat dong ini udah jam setengah sepuluh Reno!" Tania menekankan kata-kata Reno tetapi yang terdengar di ponsel Tania adalah hanya tawa Reno yang menggema.

Tania pun memijit pelipisnya heran dengan sikap dan tampang Reno yang berbeda jauh. Biasanya jika laki-laki saat mengobrol dengan perempuan pasti dia akan stay cool, lah ini seorang Reno Alamsyah dengan sejuta pesona malam-malam menghubungi seorang gadis dan apa disaat gadis itu marah dan kesal karenanya dia malah menjawab dengan kekehan dan tawanya. Sungguh, Reno memang super sekali.

"Reno! Lu bener-bener ya! Gua tutup nih teleponnya!" ancam Tania dengan nada marah yang dibuat-buat padahal didalam hatinya dia sudah tidak sanggup menahan tawa.

"Yah, enggak asik ah Ketos mah, semenit aja aku enggak dengar suaramu itu seperti bertahun-tahun lamanya" ucap Reno dengan kekehannya.

Blush...
Seketika pipi Tania memerah mendengar gombalan receh Reno. Apalagi saat ini terbayang senyum lesung pipi Reno, uh manis sekali. Membayangkannya saja membuat Tania senyum-senyum sendiri. Tak sadar jika saat ini Reno sudah beberapa kali memanggilnya.

"Ketos! Ketos hallo ketos" ucap Reno dengan nada khawatir terjadi sesuatu kepada Tania pasalnya, Tania tidak menyahut ucapan Reno kali ini.

"Ah iy- ya apa Ren?" tanya Tania terbata.

"Gua ngomong malah diem lu, Tan udah ngerjain pr kimia belum?"

"Udah, kenapa lu nanyain pr?mau nyontek ya lu!" ucap Tania.

Reno lagi-lagi terkekeh. "Lu tau aja Ketos, gua mumet banget Tan kalau urusan kimia! Please kirimin jawabannya dong lewat WA."

Tania memutar bola matanya malas. "Males!" ucapan singkat, padat dan jelas itu sungguh menohok hati Reno.

Ketua Osis Killer [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang