[10]-Tiba

7.3K 375 5
                                    

"Berubah jadi power rangers aja aku siap, kalau buat kamu."

-Reno Alamsyah-

Happy reading

"Sebentar lagi kita akan sampai di tempat perkemahan, siswa-siswi diharapkan untuk bersiap-siap, jangan sampai ada barang yang tertinggal di bus." ucap Pak Jono selaku panitia.

Mendengar intruksi dari Pak Jono mereka semua langsung bersiap-siap dengan barang bawaannya masing-masing. Tak satu pun dari barang-barang siswa yang luput dari pengawasan panitia untuk mencegah hal yang tidak diinginkan terjadi.

Semua siswa membawa barang-barangnya keluar dari bus. Lalu semua siswa diabsen terlebih dahulu oleh panitia agar tidak ada satu pun siswa yang tertinggal.

Setelah diabsen semua siswa diperintahkan untuk membuat tendanya masing-masing kelompok dan setelah selesai mendirikan tenda diharapkan melapor kepada Pak Jono selaku ketua panitia acara.

Tania, Lena, Syifa dan Lara sedang bersusah payah mendirikan tenda, tetapi karena masih banyak pekerjaan yang harus mereka selesaikan maka dari itu Tania membagi pekerjaan mereka. Tania bersama Lena merakit tenda sedangkan Syifa dan Lara sedang mencari tambahan ranting kayu.

Letak tenda siswa dan siswi berjarak lumayan jauh untuk menghindari salah masuk tenda antara siswa dan siswi dikarenakan kebanyakan tenda berwarna sama. Sedangkan tenda panitia berada di dekat tenda siswi.

Butuh waktu setengah jam semua siswa-siswi mendirikan tenda masing-masing kelompok dan sudah melapor ke Pak jono.

Karena hari sudah semakin sore Pak Jono menyuruh semua siswa untuk memasak masing-masing kelompok, setelah selesai memasak mereka dikumpulkan untuk makan bersama.

Tania, Lara, syifa dan Lena sudah mulai memasak, mereka memasak nasi goreng, tapi tolong ralat! bukan mereka, tapi hanya Lara. Kenapa? Karena diantara mereka hanya Lara yang bisa memasak. Syifa, Lena dan Tania hanya membantu mereka membakar sosis dan bakso saja.

"Nasi goreng bikinan cewek cantik udah jadi!" teriak Lara dengan suara lebay-nya.

Ketiga temannya hanya bisa menggelengkan kepalanya jengah.

"Udah beres belum bakar mantannya?" tanya Lara sambil tertawa.

"Haha.. garing!" ucap Tania yang mampu membuat Lara yang mendengar ucapannya mendengus kesal.

Lena mengipasi sosis dan bakso itu sembari membalikannya, "Bentaran lagi kok Ra." ucapnya sambil melirik ke arah Tania, Syifa dan Lara.

Dan---

"Bwahaha..." tawa mereka meledak begitu melihat wajah Lena.

"Kenapa?" tanya Lena heran.

"Hidung lu!"

"Kenapa?

"Hidung lu hitam!"

"Hah? masa sih?" tanya Lena sambil melihat pantulan wajahnya di cermin.

"Tidak!!!"

Teriak Lena saat melihat hidungnya yang hitam karena asap.

Setelah puas menertawakan Lena mereka langsung menghidangkan masakan Lara di piring dan membawanya berkumpul di tempat yang disediakan oleh panitia.

"Untuk seluruh siswa-siswi yang sudah memasak diharapkan berkumpul ditempat yang disediakan oleh Panitia, terimakasih." ucap Pak Jono.

Semua siswa sudah berada di tempat yang disediakan oleh panitia dan tak lupa mereka membawa makanannya masing-masing.

Semua siswa dan panitia pun langsung memakan makanannya masing-masing sebelumnya mereka sudah membaca doa sebelum makan terlebih dahulu.

Syifa melihat ada seseorang yang memegang kemasan pop-mie, ternyata setelah dilihat lagi orang itu adalah Reno, Arga, Agung dan Dimas. Disana mereka terlihat hanya membawa pop-mie saja, sungguh! Miris sekali mereka, pikir Syifa. 

"Guys--" ujar Syifa pelan, "lihat deh mereka, miris banget gua lihatnya!" ucap Syifa sembari menunjuk ke arah Reno, Dimas, Agung dan Arga.

Dahi Lara mengerut, "Mereka cuma makan pop-mie?" tanya Lara memastikan penglihatannya saat ini.

"Iya, kasihan ih!" ucap Lena.

"Kalau kasihan kasih aja makanan lu ke mereka." saran Tania sambil terkekeh geli.

"Entar gua makan apa?" tanya Lara.

Tania mengedikkan bahu acuh.

Lena mengembungkan pipinya sebal, sampai akhirnya dia makan dengan lahap.

Tetapi tidak dengan Tania, sembari makan matanya mencari sosok yang sebelumnya dia dan temannya bicarakan.

Reno Alamsyah, Tania terus saja ingin melihatnya, entah Tania tidak tahu kenapa dia ingin melihat Reno.

Tetapi, secata tiba-tiba saja Tania tertangkap basah oleh Reno saat memperhatikan dirinya.

Reno tersenyum kepada Tania.

Sesaat mata Tania membulat, dia tidak bisa berpikir sampai akhirnya dia mengalihkan pandangan dari Reno.

Ah! Gua malu... batin Tania.

Dia senyum? Manisnya...

Tapi-- kenapa gua jadi merhatiin dia sih?

No! Gua enggak boleh mikirin dia!

Tapi, gua suk-- batin Tania tak ingin melanjutkan perkataannya.

Aaaaa... pusing! batinnya berteriak frustasi.

Saat ini Tania masih membohongi hatinya, dia belum bisa jujur kepada dirinya sendiri.

Dilain sisi Reno menyadari jika sedari tadi Tania memperhatikannya, dan tak sadar dia jadi memikirkan Tania.

"Pertama kali gua menginjakkan kaki di sekolah, mata gua langsung tertuju ke lu, sayangnya lu enggak lihat gua ya." gumam Reno sambil tersenyum pahit.

"Tapi, entah kenapa takdir mempertemukan gua sama lu dimana pun-- mungkin kita jodoh."

"Anehnya kita enggak bisa deket! Dan hal itu membuat gua berpikir untuk berubah, supaya bisa deket sama lu! Penginnya sih gua bisa berubah jadi power rangers yang selalu bisa nolongin lu, atau jadi cenayang-- yang bisa tahu isi pikiran lu! Tapi apa boleh buat gua cuma ditakdirkan jadi cowok ganteng yang tidak sombong--"

Tetapi, sekelebat pikiran tiba-tiba saja muncul dikepalanya.

Reno tersenyum menunjukkan seringaiannya. "Gua bakal berubah, bukan jadi Reno anak baik-baik tapi jadi Reno yang dulu! Reno yang terkenal dengan kesan bad boy! Gua bakal nunjukin siapa Reno Alamsyah sebenarnya!"

"Dan gua, bakal nunggu reaksi lu Tania."

+++

Tbc:)

Ketua Osis Killer [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang