"Tahu, enggak? Nebak soal fisika aja susah, apalagi nebak perasaan kamu."
-Tania Putri Nasution-
Happy reading❤
Tania pulang dengan perasaan campur-aduk, selama perjalanan pulang dia masih saja memikirkan kejadian tadi.
Sampai dirumah dia langsung merebahkan dirinya di kasur dan mencari-cari buku diary yang sudah lama tidak dia buka.
"Dimana ya?" Tania mencondongkan kepalanya ke dalam lemari kecil
"Ah! Akhirnya ketemu!" seru Tania.
Tania mengambil buku diary itu, dan melihat-lihat isinya.
-Dirimu bagaikan bintang yang menyinari gelapnya langit, mungkinkah aku bisa meraihmu dan menaruhnya dihati yang terdalam? Mungkin sekarang aku hanya bisa melihatmu dari kejauhan dan mengharapkanmu dalam diam, tetapi aku akan mengambil hatimu dan akan aku letakkan didalam hatiku, nanti.-
"Anju... Bisa-bisanya gua alay!" ucap Tania sambil menggelengkan kepalanya.Tania juga melihat curhatan ceritanya saat dia masih berseragam putih-biru.
"Masa lalu gua kenapa selalu kaya gini yak?" ucap Tania meringis.Dertzzz...
Suara getaran itu berasal dari ponsel Tania, dengan gerakan cepat dia mengambil ponselnya di meja belajar.
Notifikasi Line.
Tania membuka aplikasi Line. didalam grup, Syifa mengajak mereka untuk bermain di rumahnya
Syifa : Kalian ada dimana? Maen yuk ke rumah Cipa, mau enggak?
Lena : Ayo! Lena juga bete di rumah
Lara : Ayo, Tania lu mau enggak, lu nongol dulu napa?
Tania mencoba merespon chat dari mereka.
Tania : Enggak ah, gua males
Syifa : Ayolah Tan sekali-kali lu ke rumah gua
Tania mendengus kasar.
Tania : Iyaa udah!
Lena : Otw sekarang!!!
Lara : Oke oke!!!
Tania sebenarnya sedang malas untuk pergi main dengan teman-temannya itu, tetapi bagaimana lagi jika tidak Tania tetap saja akan dijemput oleh teman-temannya.
"Mamah..." teriak Tania sembari berjalan ke arah Mamahnya.
"Ada apa sih sayang?" tanya Mamah Tania lembut.
"Enggak Mah, Tania cuma mau bilang sekarang Tania pengin main ke rumah Syifa, boleh kan Mah?" ucap Tania memohon.
"Terserah kamu saja tapi awas jangan pulang larut malam ya," jawab Mamah Tania menasihati.
Tania mencium pipi Mamahnya. "oke Mah." ucap Tania sembari melenggang pergi.
***
Setibanya Tania di rumah Syifa dia langsung dihampiri oleh Lena, Lara dan tuan rumah itu sendiri, Syifa.
"Tania! lu lama banget cih," ujar Lena dengan nada manjanya.
"Enggak juga." ucap Tania lesu.
"Lu lebay banget sih ngomongnya Len!" ucap Syifa dengan nada tidak suka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketua Osis Killer [SELESAI]
Teen Fiction[Cover by @kangnield] Memilih. 1 kata yang mendeskripsikan kisah tentang Ketua Osis yang harus memilih antara Dia dan Dia. Dia yang selalu ada disisinya atau dia yang dulu ada dihatinya. Copyright © 2017 by Siti Hafifah [SUDAH di REVISI]