[20]-Permintaan Maaf

6.3K 334 8
                                    

Tokkk.. Tokkk.. Tokk...

Jari-jemari itu tak henti-hentinya mengetuk pintu dan Sudah hampir satu jam seorang Reno Alamsyah berdiri tegak di depan pintu dan sudah berkali-kali mengetuk-ngetuk pintu sambil berharap empunya rumah bisa membuka pintunya.

Tubuhnya merinding akibat diterpa hilir angin yang masuk ke dalam kaus tipis yang dikenakannya, saking terburu-burunya untuk datang ke rumah ini Reno sampai lupa untuk mengenakan jaket untuk menutupi kaus tipisnya. Dan alhasil sekarang dia harus menahan dirinya yang sudah kedinginan diterpa angin malam.

Sungguh tidak terduga sekarang turun hujan menambah kedinginan yang merasuki tubuhnya.

Dia merutuki dirinya sendiri seharusnya dia tidak pergi ke rumah ini yang hanya membuatnya masuk angin jika tiba di rumahnya nanti.

Seperti mendapat mukjizat dia melihat jendela samping rumah itu terbuka. Saat ini tidak ada pilihan lain selain dia meloncat masuk ke dalam kamar itu walaupun dia tahu jika empunya melihat maka dia tidak segan-segan akan diteriaki maling.

Reno tidak tahu kamar siapa yang akan dia masuki, yang dia pikir sekarang hanya ingin menghangatkan tubuhnya yang kedinginan.

Reno melakukan aba-aba terlebih dahulu sebelum dia benar-benar akan meloncat masuk ke dalam rumah itu lewat jendela kamar yang terbuka.

Bruk...

"Aaa... Sakit!" jerit Reno saat kepalanya terjungkir ke kolong kasur dan kakinya terangkat ke atas kasur.

Lama-kelamaan pandangan Reno buyar dan seketika dia pingsan dengan kondisi yang masih seperti itu.

***

"Apaan nih? bau banget!" hidung Tania mengendus-endus bantalnya.

"Aaaaa..."

Tania berteriak dikarenakan dia melihat seorang laki-laki sedang tertidur di sampingnya. Bau yang sedari tadi diciumnya itu adalah bau pulau buatan yang dibuat oleh Laki-laki itu.

"Maling! Maling!" teriak Tania.

"Mamah ada maling!"

"Mamah tolong! Tolong!"

Reno yang mendengar teriakan Tania refleks membekap mulut Tania dengan satu tangannya, satu tangannya lagi dia gunakan untuk mencoba mengelus kepala Tania.

"Jangan berisik! ini gua." ucap Reno sambil melepaskan bekapan tangannya dari mulit Tania.

"Reno! Ngapain lu di kamar gua?! Jangan-jangan... " Tania langsung melihat tubuhnya yang masih dililit selimut dan menyibakkannya ternyata dia masih memakai baju tidur yang semalam.

Reno yang melihat sikap Tania hanya geleng-geleng kepala. Reno sendiri juga bingung kenapa sekarang dia berada di atas kasur Tania padahal jelas-jelas semalam dia terjatuh ke kolong kasur Tania.

Aman... gumam Tania.

"Lu kok bisa sih ada di kamar gua?! Mau maling ya lu!" bentak Tania.

"Iya gua maling, jangan pikir negatif dulu! gua bukan mau maling harta lu tapi mau maling hati lu! Boleh enggak?" Reno terkekeh pelan dan tak lupa mengerlingkan matanya sebelah.

"Mau apa hah?!" ucap Tania sambil mengepalkan tangannya.

"Ok gua kesini mau minta maaf sama lu." ucap Reno.

"Atas dasar apa lu minta maaf sama gua?!" tanya Tania heran.

"Karena gara-gara gua lu jadi sakit! Maafin gua ya." ucap Reno sambil mengerlingkan matanya.

"Iya gua maafin sekarang lu pulang sana!" usir Tania.

"Emang kenapa sih? Gua ikut mandi disini ya!" ucap Reno dengan tampang tak berdosa.

"Lu punya rumah sendiri ogeb!" geram Tania sambil mendorong tubuh Reno untuk keluar dari kamarnya.

"Tapi gua pengin mandi disini!" ucap Reno memaksa.

"Siapa lu?!" bentak Tania.

"Calon mantu Bapak Mahardika Nasution!" ucap Reno dengan seringaiannya yang dapat membuat Tania melongo.

"Dasar pea!" bentak Tania lagi

Reno menaik-turunkan alisnya untuk menggoda Tania "Gua harap itu pujian."

"Emang lu siapa gua?! Berani-beraninya lu masuk kamar gua tanpa sepengetahuan yang punya rumah! Gimana kalau orangtua gua tahu kalau semalem anak perawannya tidur sama orang kagak jelas kayak lu!" bentak Tania sampai-sampai wajahnya sudah merah padam.

Reno menghela napas berat "Bukannya tadi gua udah bilang kalau gua calon mantu Bapak Mahardika Nasution! Apa kurang jelas?" ucap Reno dengan senyum mautnya.

Akhirnya Tania memilih untuk menuruti perkataan Reno sebelum Reno melakukan hal-hal yang tidak diinginkan walaupun kehadirannya saat ini tidak diinginkan.

Untung saja, hari ini adalah hari minggu jadi sudah biasa jika ayah dan ibunya Tania tidak ada. Mereka biasanya meninggalkan Tania sendirian di rumah untuk berjoging di area perumahan mereka. Tania sendiri selalu tidak ingin ikut jika diajak joging dikarenakan dia malas bangun pagi-pagi, sedangkan kakaknya setiap malam minggu selalu menginap di rumah temannya. Jadilah dia seorang diri di rumahnya, ralat sekarang dia berdua di rumahnya bersama Reno Alamsyah! Cowok yang entah muncul darimana.

Sambil menunggu Reno mandi, Tania membuat roti lapis untuk mengganjal perutnya yang sudah keroncongan.

"Tania!" Reno yang melihat Tania sedang memakan roti langsung saja mengambil potongan roti yang ada di piring Tania. Sontak saja membuat Tania kembali tersulut emosi oleh tingkah Reno yang tidak tahu malu.

"Reno! Itu Roti gua! Balikin sini!" Tania berjinjit untuk mensejajarkan tubuhnya dengan tubuh Reno untuk merebut roti yang dimakannya tetapi Tania kalah telak karena Reno sudah memakan roti itu sampai tidak bersisa.

Reno yang melihat Tania mengerucutkan bibirnya, gemas mengacak-acak rambut Tania sambil tersenyum memamerkan lesung pipinya, membuat Tania terpaku melihat wajah tampan Reno yang berseri-seri.

Ini sudah kedua kalinya Tania terpaku dengan wajah Reno, tidak bisa dipungkiri Tania tidak bisa mengelak kharisma yang terpancar dari seorang Reno Alamsyah.

"Oy malah bengong! Gua tahu gua ganteng. Tapi enggak usah kayak gitu juga liatin gua-nya!" ucap Reno yang sama sekali tidak digubris oleh Tania.

"Woy Tania!" teriak Reno.

"Tania lu jangan nakutin gua!"

"Tania lu kerasukan jin ya!"

Tania tidak mengalihkan pandangannya dari wajah Reno malah sekarang Tania senyum-senyum sendiri sambil menatap Reno. Reno yang melihat kelakuan Tania bergidik ngeri lantas dia mencubit kedua pipi Tania, sontak saja lamunan Tania buyar seketika.

Tanpa kata Reno pergi meninggalkan Tania yang memegangi kedua pipinya yang terkena cubitan Reno.

"Reno pea! Gua bunuh lu!"

+++

Tbc

Minta dukungannya ya:)

Ketua Osis Killer [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang