[34]-Perasaan

5.6K 291 23
                                    

"Reno..." ucap Tania pelan. Dan tidak ada jawaban dari Reno.
Oke Reno sedang menguji kesabaran Tania saat ini.

"Ren, Reno!" Tania mencoba memanggil Reno lagi awas saja jika dia tidak menjawab. Tania sudah mengepalkan tangannya untuk ancang-ancang.

"Hmm--" sekarang Reno ada peningkatan walaupun hanya menjawab dengan gumaman saja.

Oke, sekali lagi Tan, lu pasti bisa! Batin Tania menyemangati.

"Reno! Ih dengerin gua bentaran doang kok..."

"Apa?" jawab Reno datar.

Sabar, sabar anak sabar jodohnya cogan! Tania mengelus-elus dadanya sambil terkekeh geli.

Tania berdehem terlebih dahulu untuk menetralkan suaranya. "Hmm, gini Ren-- gua mau bilang kalau gua--" belum sempat Tania melanjutkan perkataannya, Reno langsung menyela Tania.

"Berat! Lu berat banget sumpah" ucap Reno dengan datar dan tampang tak berdosa. Memang sih, saat ini peluh sudah memenuhi wajah tampan Reno.

Berat? Anjir tuh mulut kagak ada rem-nya! Padahal tadi dia sweet banget! Lah kenapa jadi datar?! Untung ganteng Bang! Batin Tania menggerutu.

"Jongkok!" perintah Tania. Sudah habis kesabarannya saat ini.

Reno menaikan satu alisnya bingung. "Hah?"

"Jongkok Reno Alamsyah!" perintah Tania dengan mendekatkan mulutnya tepat di dekat telinga Reno. Alhasil Telinga Reno berdengung.

Reno menurunkan tubuh Tania yang awalnya berada dipunggungnya. "Lu apa-apaan sih?" tanya Reno kesal.

"Dasar cowok GGP!" ucap Tania dengan ekspresi kesalnya sambil turun dari punggung Reno.

Tania berjalan dengan tergesa-gesa meninggalkan Reno jauh dibelakangnya.

"Tania... Tunggu dong! GTD banget sih lu?!" ucap Reno mengerucutkan bibirnya. Tetapi yang ditanya tidak mengatakan apa-apa malah semakin mempercepat langkah kakinya.

Reno menyeimbangkan langkahnya dengan Tania, walaupun Tania mempercepat langkahnya tetapi tetap saja langkah laki-laki lebih besar daripada perempuan alhasil Reno bisa mensejajarkan langkahnya dengan Tania.

"Tan, lu kenapa marah? Kan lu yang minta turun." tanya Reno dengan polosnya.

Dasar cowok enggak peka! Batin Tania

"Gua peka kok Tan, slow ae sama Abang Reno tamvan" ucap Reno dengan cengirannya.

Tania melongo seketika saat mendengar tuturan Reno. Kok bisa ya? Reno mendengar ucapan Tania didalam hatinya apa jangan-jangan Reno cenayang? Entahlah dikepala Tania saat ini sedang berputar-putar pikiran negatif.

"Kenapa gua bisa tahu omongan lu? Itu yang mau lu tanya? Gua bakal jawab kok--" Reno memutar tubuh Tania menghadapnya alhasil Tania langsung bertubrukan dengan dada Reno dan Reno mendekap tubuh Tania dengan tangan kanannya dan tangan kirinya dia gunakan untuk menahan kepala Tania agar tepat didada bidang Reno.

Deg. Deg. Deg.

Tania merasakan dan mendengar denyut jantung Reno yang berdetak dengan cepat dan semakin cepat. "Karena ini Tan, jantung gua berdetak lebih cepat setiap ada disisi lu, gua cinta sama lu." ucap Reno melanjutkan perkataannya.

Tania menatap manik mata Reno dan mencari kebohongan disana, tetapi Tania tidak menemukannya, yang Tania temukan adalah binar mata Reno yang seolah menuntut Tania untuk membalas perasaannya.

Tania masih bingung dengan perasaannya sendiri. Di satu sisi dia menyukai Reno tetapi di sisi lain juga Tania masih terbayang-bayang masa lalunya. Masa lalu yang bisa memporak-porandakan perasaannya seperti ini. Jika Tania membalas perasaan Reno tetapi dihatinya masih tersimpan nama selain Reno, bagaimana jika hal itu diketahui Reno? Bagaimana dengan perasaan Reno nantinya? Sungguh, Tania jahat jika melakukan hal itu.

Ketua Osis Killer [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang