Ketika Hana menginjak anak tangga terakhir yang di ikuti oleh Lisa di belakangnya, Mamanya langsung berseru heboh seraya menghampirinya.
"Sayang! Mama kangen bang-" ucapan mamanya terhenti seketika saat melihat wajah Hana yang penuh memar. Wajah Mama mengeras ketika tangannya mengusap bagian wajah Hana yang memar. "Muka kamu kenapa?" tanya mamanya datar.
Hana berusaha keras untuk tidak meringis tapi sepertinya itu sia-sia karena sekarang Hana menjauhkan tangan Mama dari wajahnya.
"Sekali lagi Mama tanya, muka kamu kenapa dan siapa yang melakukan itu?" tanya Mama sekali lagi dengan nada tegas.
Hana menelan ludahnya dengan susah payah. "Ng, Mama kan baru pulang, gimana kalau nanti malam aja kita bicarain ini?" tawar Hana karena tidak mungkin ia membicarakan hal itu di depan Lisa.
"Itu benar, Ma. Kita bahas itu nanti malam saja," kata Papa sambil merangkul pundak Mama dari belakang.
Mamanya yang baru saja hendak meledak-ledak akhirnya memutuskan untuk mengalah. "Baiklah. Kita bicarakan itu nanti malam," kata Mama lalu pergi menuju kamarnya dengan Papa di belakang Mama yang terlihat sedang menarik sebuah koper.
Hana mengembuskan napas lega.
"Mama kamu sama aja kayak mama aku. Galak."
Hana tertawa kecil.
"Kalo gitu aku pulang deh, ya!" pamit Lisa.
"Tapi kamu kan baru aja datang," cegah Hana saat Lisa akan melangkahkan kakinya.
"Lagian aku kesini cuma mau mastiin kapan kita kumpul bareng, kok. Karena besok kamu pasti nggak sekolah, kan?"
Hana mengangguk. "Iya. Sampai ketemu besok."
Lisa tersenyum. "Sip! Oke, aku pulang ya. Bye." baru beberapa langkah, Lisa berhenti dan berbalik. "Oh iya, tadi aku nemuin banyak coklat di atas meja belajar kamu. Jadi aku boleh minta satu, kan?" tanya Lisa seraya mengangkat sebatang cokelat yang ada dalam genggamannya.
Tiba-tiba saja Hana langsung teringat dengan Rei, cowok yang menyimpan sejuta pesona itu. Dengan cepat Hana mengangguk. "Boleh."
Lisa tersenyum sumringah. "Thanks, ya udah aku pulang dulu." Lisa berbalik dan melanjutkan langkahnya lagi.
Setelah Lisa pergi, Hana membalikkan tubuhnya dan menaiki anak tangga menuju kamarnya.
........
Makan malam di meja makan itu berlangsung hening. Ketiga orang itu seolah-olah memiliki dunia mereka sendiri-sendiri. Namun suasana itu dengan cepat berganti ketika salah seorang di antara mereka berdeham. Sepertinya Mama sudah tidak bisa menunggu lagi.
"Ceritakan semuanya sekarang," ucap Mama meminta penjelasan pada Hana yang duduk di seberang meja.
Hana menghela napas panjang, lalu mengembuskannya perlahan. "Mama ingat orang yang sebelumnya pernah kuceritakan?"
Mamanya mengerutkan dahi. "Maksudmu orang yang bernama Mutia yang sebelumnya pernah membully kamu?"
Hana mengangguk. "Kali ini dia melakukannya lagi. Dia..." Hana berhenti sejenak. "... menamparku dan menginjak tanganku," kata Hana seraya mengangkat tangan kanannya.
Mama melotot tidak percaya lalu beranjak dan pindah duduk di samping Hana. Papa pun terlihat tak kalah terkejutnya dari Mama, langsung meletakkan sendok makannya.
"Apa alasan dia melakukan itu?"
"Dia menyuruhku untuk membuat PR-nya dan teman-temannya, tapi malam itu aku lupa membuatnya. Jadi, karena dia tidak membuat PR, jadinya dia dan teman-temannya diusir oleh guru dan pas istirahatnya mereka langsung menyerangku."
![](https://img.wattpad.com/cover/100315259-288-k817100.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Hope [FIN]
Novela Juvenil-s e l e s a i- Klise. Ini kisah tentang seorang siswi bernama Hana. Cewek yang selalu ditindas oleh orang yang dulunya menjadi temannya sendiri. Namun cewek yang satu ini selalu menguatkan diri dalam mengadapi semuanya, sampai pada akhirnya ia ber...