Happy Reading ♥
________________Hana menatap dua kotak bekal di depannya dengan bingung, lalu membuka salah satu di antaranya. Seketika, aroma nasi goreng yang khas menyapa indra penciuman gadis itu.
Pagi ini, entah ada angin apa, Mama Hana tiba-tiba saja membuatkan Hana bekal. Bukan hanya untuknya, tapi juga untuk Monic. Namun, Monic menolak. Sepupunya itu meminta maaf pada Hana dan bilang kalau dia sedang ingin bakso di kantin.
Hana maklum, karena sejak dulu, Monic memang kurang berminat dengan nasi goreng.
Tapi, yang menjadi masalahnya sekarang adalah... siapa yang akan memakan nasi goreng yang satunya lagi? Tidak mungkin kan, ia membuang makanan enak itu begitu saja? Mubazir.
Saat sedang sibuk memikirkan nasib nasi goreng yang satunya, tiba-tiba saja dari arah pintu kelas, seseorang memanggil namanya.
Hana menoleh, menatap bingung seorang cowok yang sedang melongokkan kepalanya dari pintu kelas yang terbuka lebar. Tangannya melambai kecil di depan dada, menyapa.
Hana membalas lambaian tangan cowok itu sebentar, lalu menyuruhnya untuk menghampiri Hana lewat gerakan tangan. "Tumben banget istirahat ke sini, Nic? Biasanya langsung ke kantin sama yang lain."
Nico yang sudah duduk menghadap Hana hanya tersenyum. "Gue pengen ngomong sesuatu yang penting sama lo."
Hana mengangguk mengerti. Lalu, "Oh iya, Nico. Kamu udah makan apa belum?"
Nico menggeleng. "Belum, kenapa?"
Hana tersenyum, mendorong pelan kotak bekal yang satunya ke arah Nico. "Sebenarnya ini buat Monic, tapi dia-nya lagi pengen makan bakso. Jadi, daripada mubazir, kamu aja ya, Nic, yang makan? Plis..." pinta Han, kedua telapan tangannya menyatu di depan wajah, memohon.
Nico terlihat mengerti. Cowok itu mulai membuka tutup bekalnya, dan sedetik kemudian berseru kencang, "Nasi goreng?!"
Hana tertegun. Ini di luar ekspetasinya.
"Lo tau, gue ini suka banget sama yang namanya nasi goreng!" ungkap Nico menggebu-gebu. Matanya terlihat berbinar-binar.
Hana tersenyum lebar. "Oh, ya? Ini juga makanan kesukaan aku loh, Nic." Hana menimpali, ikut antusias.
"Gue makan ya, Na?"
Hana mengangguk cepat. Ia kemudian mengambil sebotol air mineral dari dalam laci, memberikannya kepada Nico yang terlihat lahap. Hana senang, setidaknya bekal dari Mama-nya tidak berakhir sia-sia.
"Ini Mama lo yang buat, Na? Sumpah! Ini enak banget! Lain kali, kalo Mama lo buat nasi goreng lagi, bawain buat gue juga ya, Na?"
Hana mengangguk, mulai memakan bekalnya juga sebelum waktu istirahat habis.
Lima menit kemudian, nasi goreng Nico sudah habis, tak bersisa. Sepertinya Nico benar-benar tidak berbohong saat tadi mengatakan suka terhadap makanan yang satu ini.
Tak lama setelah Nico, Hana juga telah menghabiskan bekalnya.
Ini sungguh menyenangkan!
Hana memasukkan air mineral beserta dua bekal miliknya ke dalam laci, lali berdeham pelan. "Jadi... apa yang mau kamu omongin sama aku?" Hana mulai bertanya maksud dari kedatangan Nico ke kelasnya.
Nico tidak langsung menjawab. Cowok itu malah menatap Hana, tatapannya terlihat ragu.
"Ngomong aja, Nic. Nggak usah ragu-ragu gitu. Aku nggak makan orang, kok." Hana mencoba bergurau.
Nico menatap sekitarnya sejenak, memastikan tidak ada orang yang menguping, lalu memajukan tubuhnya sedikit ke depan. "Sebenarnya gue malu buat cerita ini sama lo, tapi, ya, mau gimana lagi, gue butuh banget bantuan lo, Na...." Nico berkata, merendahkan suaranya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Hope [FIN]
Roman pour Adolescents-s e l e s a i- Klise. Ini kisah tentang seorang siswi bernama Hana. Cewek yang selalu ditindas oleh orang yang dulunya menjadi temannya sendiri. Namun cewek yang satu ini selalu menguatkan diri dalam mengadapi semuanya, sampai pada akhirnya ia ber...