6. Perkumpulan Rahasia

633 38 0
                                        

"Hana, kamu ada di mana sih? Kok belum nyampe juga?" tanya Lisa menggerutu di ujung telepon.

"Aku masih di jalan. Bentar lagi nyampe, kok," balas Hana melajukan kembali mobilnya setelah beberapa menit yang lalu ia terjebak macet.

"Cepetan ya! Aku dan yang lainnya udah di depan kafe nih kayak orang goblok."

Hana tertawa kecil mendengar gerutuan temannya itu. "Ya udah, aku matiin, ya."

Tak lama setelah itu, Hana menghela napas lega ketika ia melihat Lisa dan dua calon teman barunya sedang berdiri di depan kafe, menunggunya.

"Maaf ya, tadi macet parah," kata Hana meminta maaf seraya mendekati yang lainnya.

Bukannya mengomel, Lisa malah merangkulnya dengan cengiran khas di wajah sahabatnya itu.

"Nggak apa-apa. Lagian kita semua juga baru dateng, kan?" tanya Lisa yang langsung di jawab dengan anggukan oleh yang lainnya.

"Ya udah, masuk, yuk!" ajak Hana, kemudian berjalan menuju pintu kafe dan membukanya. Melihat tidak ada meja yang kosong di lantai satu, akhirnya Hana berjalan menaiki lantai dua kafe itu, sedangkan yang lainnya mengekor di belakang Hana.

"Silakan duduk," ucap Hana sambil menampilkan senyuman terbaiknya. Yang lainnya balas tersenyum lalu duduk di salah satu meja yang dekat dengan jendela.

"Hana!"

Mendengar ada yang memanggil namanya, Hana dengan segera menoleh. "Hai, Ma," sapa Hana tersenyum kecil.

"Tumben kamu kesini? Memangnya ada acara apa, sih?" tanya Mama setelah mencium pipinya sebentar.

Yup. Mama Hana adalah pemilik kafe ini. Jadi, ia bisa bebas keluar masuk ke kafe ini kapan pun ia mau.

Hana hanya tersenyum malu. "Aku lagi ngumpul bareng teman aja, Ma," kata Hana memberitahu.

Wajah Mama seketika itu juga berubah menjadi sangat antusias. "Halo! Jadi kalian temannya Hana? Tante kira Hana nggak bakalan punya temen di sekolah," ucap mamanya setelah menyapa teman-temannya.

"Ma! Udah. Aku malu tau," bisik Hana kepada Mama yang hanya dibalas dengan kibasan tangan Mamanya di depan wajah Hana.

"Ya udah, kalian ngobrol-ngobrol dulu ya, nanti tante bawain kalian makanan," ucap mamanya semangat.

"Makasih Tante, maaf ngerepotin," kata Lisa sungkan.

Mamanya tertawa kecil. "Nggak kok. Ya udah tante ke dapur dulu." setelah mengatakan itu Mama berlalu meninggalkan Hana yang kehilangan muka.

"Maaf ya, Mamaku emang begitu orangnya," ucap Hana mengambil posisi duduk di samping Lisa.

"Aelah. Malahan nyokap kamu itu asyik tau, nggak," bantah Lisa santai. "Oh iya, aku jadi lupa." Lisa menatap Hana antusias lalu berkata, "Hana, kenalin teman baru kita Tari dan Miccele."

Hana tersenyum. "Hai." Hana mengulurkan tangannya pada Tari yang duduk tepat di depannya. "Kenalin, aku Rihana. Kamu bisa panggil aku Hana," ucap Hana memperkenalkan diri.

Cewek itu tersenyum. "Aku Tari," balasnya menjabat tangan Hana.

Menurut pandangan Hana, Tari adalah tipe cewek yang lembut dan tidak banyak bicara. Berbanding terbalik dengan Lisa yang suka sekali mengomel panjang lebar.

Kemudian Hana beralih ke Miccele. "Hana."

"Miccele," balasnya tak kalah singkat.

Dari penampilannya, sepertinya Miccele adalah tipe cewek yang tidak suka basa basi dan cuek. Hana tersenyum dalah hati. Sepertinya ia memiliki teman-teman yang menarik.

Hope [FIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang