27. Abang Kesayangan

5.4K 325 16
                                    

Hai...budayakan vote ya guys

Selamat memm---
memmm-

aelahh susah amat , kepotong-potong mulu kalimatnya

Selamat membaca readers kyu...
(Ngarep punya readers banyak gue-_- hehe)

Kalo ada typo, aku khilap...maaap yak..:)



Hari ini, memang sangat melelahkan. Gadis itu memang sudah lelah dalam segi hatinya yang sudah terlalu rapuh, dalam segi fisiknya yang sudah lemas karena terlalu banyak buliran yang keluar dari kantong air matanya. Apa yang dipikirkan gadis itu? Ya tentu saja kejadian tadi yang terngiyang-ngiyang dipikirannya. Sudah berapa lama Anya menyandarkan kepalanya di bahu Farel? Sampai-sampai Anya tak sadar bahwa buliran air mata telah mengalir deras di pipinya, sehingga bahu yang disandari telah basah. Anya yang baru tersadar, segera menjauhkan kepalanya .

"Kenapa?" ucap Farel disela-sela matanya yang terfokus oleh jalanan di sekitar.

"maaf , gue nggak nyadar kalo seragam kamu jadi basah akibat tangisanku ini...hiks." jawab Anya sambil menahan senggukannya.

Motor Farel yang sengaja melaju dengan kecepatan sedang, karena ia tak ingin hal buruk terjadi pada perempuan yang dibelakangnya. Perasaan? Perasaan apa yang dirasakan oleh Farel? Dia pun tak tau apa yang dirasakannya tetapi yang pasti Farel merasa nyaman didekatnya dan ingin selalu menjaganya. Ah...sungguh sulit diartikan perasaan Farel.

"Ck..nyantai aja kali, ntar juga kering sendiri. Kalo lo butuh sandaran bahu gue siap kok, dan kalo lo butuh hati baru, hati gue juga siap kok." celetuk Farel yang menunjukkan senyum jahilnya.

Dengan reflek Anya langsung melangkan tanggannya lalu memukul bahu Farel.
"Ngaco lo, anak baru songong!" Anya yang memperlihatkan wajah sinis, sedangkan Farel yang mendengarkannya hanya terkekeh pelan.

Kringsss...
Anya yang terpanggil dengan suara ponsel yang berbunyi, langsung mengambilnya.

from : bang Arsen
"maaf ya dek :( mobil abang bocor, kamu langsung pulang ke rumah aja, suruh anter pacar kamu. Abang ntar nyusul.
Jangan ngambek ya oneng:) "

Setelah membaca pesan dari abangnya, ia berdecak kesal. Farel yang menguntit dari kaca spion, kemudian menyerkitkan dahi. Dilihatnya gadis yang dibelakangnya sedang ngambek.

"Kenapa?" ucap Farel yang membuyarkan lamunan Anya.

"Anter gue ke rumah aja, rumah gue di perumahan Kertajaya no.59, deket minimarket ,sampingnya pangkalan ojek, depan pohon jambu, pagar bercat hitam, dinding bercat abu-abu. Udah cepetan gak pakek lama!" celetuk Anya dengan kepolosannya.

Farel langsung merubah raut wajahnya, baru kali ini dia mengenal cewek bawel, aneh, ceplas-ceplos, tapi gemesin. Farel yang mengumpat ingin Rasanya pengen langsung masukin dia dalam karung trus bawa pulang, masukin di kamar, kunci pintu rapat-rapat. Apa kamar? Ngapain tuh? ..hehe..jangan ambigu dulu. Maksudnya disimpen di kamar buat pajangan, untung-untung bisa buat alarm, kan langsung bangun kalo bawelnya kek dia.

"Ehh...buset tuh mulut lama-lama gue lakban juga biar kagak nyrocos mulu, lagian lo nyuruh-nyuruh emang gue ojek ape!" sahut Farel

Gadis itu hanya mengendus sebal dan sesekali menjulukan lidahnya dibelakang Farel.

Beberapa saat kemudian motor Farel mendarat didepan gerbang rumah yang dituju. Anya yang turun kemudian melepas helm yang dipakainya.

Dengan wajah kucel dengan rambut yang sedikit berantakan, mata sayu nan sembab dan dengan suara serak Anya berkata singkat kepada Farel. "Makasih"
Setelah itu dia masuk kedalam lalu menutup gerbang, meninggalkan Farel yang masih duduk mematung di motornya.

Janji Sepasang Bintang (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang