POV Anya
Dua tahun berlalu dan lo masih tanpa kabar. Lo anggap gue apa? Dan kenapa setiap gue mencari lo, semua jalan tertutup untuk gue? Apakah lo bukan ditakdirkan untuk gue?
Andai saja lo nggak menghilang, pasti sekarang lo udah kembali lagi ke sini. Janji lo mana, Ga? Omongan lo bohong! Lo ingkar Janji!
Andai lo tau, gue disini tersiksa selama dua tahun tanpa lo. Akankah setiap ruang cinta ini akan terisi dengan rasa kecewa dan benci?Kenapa lo buat janji, kalau hanya untuk diingkari.
Kenapa lo katakan cinta, kalau ujungnya buat gue tersiksa.
Kenapa lo buat gue melayang, kalo akhirnya buat gue terpental.Mana janji manismu? Mana nalurimu ? Mana perasaanmu?
Lelah menunggu tanpa kepastian darimu.
Selalu tergantung dalam bayang-bayang cintamu.Suatu saat! Ya, suatu saat. Jangan salahkan gue, jika saat itu gue bakal benar-benar menyerah buat mencari lo.
Gue udah capek hidup dalam bayangan cinta tanpa status yang pasti. Lo tinggalin gue seenaknya!!Apa gue harus membuka hati pada laki-laki lain yang sekarang berjuang untuk gue?
Farel. Ya, cowok itu semakin hari dia semakin membuktikan rasa cintanya ke gue. Slalu ada disaat gue butuh sandaran, slalu melindungi gue. Udah beberapa kali dia menyatakan rasa cintanya, tetapi jawaban gue salalu sama, yaitu 'Maaf, tetapi masih ada seseorang yang harus gue tunggu !' Yap..itu jawaban yang sering gue ucapkan.
Dan seseorang yang gue tunggu, mungkin gak bakal kembali lagi. Ya mungkin.
Kenapa lo harus menebar cinta, kalo lo gak bisa tanggung jawab?
Kenapa lo harus pergi tanpa kabar?
******
POV Author
Gadis itu tampak lesu, tak bersemangat. Ia duduk di taman kampus dengan pandangan kosong. Sesekali ia mengendus sebal, dengan sedikit mengembung kempiskan pipinya. Hari ini Farel masih ada mata kuliah, sedangkan dirinya sudah selesai. Dan laki-laki itu menyuruhnya untuk menunggu ditaman.
Waktu berjalan sangat cepat, tak terasa dua tahun sudah berlalu. Dan itu akhirnya Anya sudah menjalani kuliahnya selama empat semester. Dirinya kini sedang mengejar target, agar cepat menyelesaikan S1 nya. Dewi keberuntungan mungkin sekarang telah berhak kepadanya, pasalnya gadis tersebut tidak usah menjalini S1 selama 8 semester tetapi hanya 6 semester. Mungkin, berkat kepandaiannya dan sifat tekunnya yang membawanya kearah tersebut.
HAPP!!
Sergapan tangan tiba-tiba menutup kedua kelopak mata Anya. Gadis itu meraba tangan yang menutupi penglihatannya. Kemudian mengendus aroma parfum seseorang tersebut.
"Farel! Lepasin ihh, gue udah tau kali, kalo ini lo!!" ucap Anya sambil mengendus panjang.
Farel kemudian melepaskan tangannya, dan beralih duduk disamping gadis tersebut.
"Hehe...lagian lo melamun mulu!" ucapnya. "Kesambet jin tomang baru tau rasa!" lanjutnya sambil mencubit pipi gadis tersebut."Ih..pipi gue ntar tambah tembem, goblok!!" gerutu Anya sambil menghempas tangan Farel yang bertengger dipipinya.
"Elah...tuh mulut sering banget ngatain gue goblok!"
Anya memutar bola matanya.
"Bodo!"
Dan gadis itu mengalihakan pandangannya dengan wajah kusut."Itu muka apa dasternya pembantu gue, kucel bener!" cibir Farel.
"Serah lo dah, mau ngatain gue apa!" Anya menghiraukan kicauan Farel.
Farel menatap Anya dengan tatapan bingung. Kemudian ia sedikit membaca dari raut wajah gadis tersebut. Kalau Anya murung begitu, pasti penyebabnya adalah satu, yaitu....
KAMU SEDANG MEMBACA
Janji Sepasang Bintang (SELESAI)
Teen Fiction(COMPLITED) "Sekarang lo harus siap pacaran sama gue!" Ucap Agas Nildan Saputra Gue melongo, gue takut kalo dia cuma mempermainkan hati gue, secara Agas terkenal karena dia playboy, tajir iya, cakep juga iya. "Kak Agas...tapi gue belum siap buat pac...