46. Merelakannya

5.3K 253 20
                                    


Jika hanya satu atau dua tetes merupakan air mata kebahagiaan, lantas apa artinya dengan buliran-buliran tetes runtuh dari pertahanaannya? apa kebahagiaan? ataukah kesedihan?

Angin malam yang cukup kencang, langit yang menampakkan awan cumulusnya. Cukup membuat kulit sang gadia menjadi sedingin es. Hanyalah ringkuan dirinya bersama buliran panas yang menghangatkannya. Mungkin malam ini awanpun seakan merasakan kesedihannya, layaknya gadis itu yang terus terisak seraya memeluk lututnya sendiri.

Jam dinding berdetak menujukkan angka 8. Artinya sudah sekitar 3 jam Anya hanya mematung diatas kasurnya. Nuansa kamar yang semula terang menampakkan warna biru mudanya, kini berubah menjadi teduh remang-remang, menyayat hati.

Drtt...Drtt..

Getaran ponsel yang berada di nakas kemudian mengalihkan perhatiannya saat ini. Kasurnya yang tadinya bertebaran tisu kini ia tepis jauh-jauh. Perlahan Anya beranjak mengambil benda persegi panjang itu.

from  : +6285256652xxx
Ay, temui gue di taman depan apartemen lo, sekarang!

Anya mengerutkan dahi seiring ia menghapus air matanya dengan telapak tangan. Otaknya sudah menangkap sinyal, siapa pengirim pesan tersebut.

Anya merasa saat ini ia belum siap jika harus menemui laki-laki itu. Sejujurnya ia merasakan rindu yang amat berat terhadap laki-laki itu. Disisi lain ia harus menjaga perasaan seseorang yang telah memilikinya. Ruang-ruang hati yang dulunya kosong, entah kenapa tiba-tiba terisi kembali oleh kehadirannya.

To : +6285256652xxx
Gue gak mau.

Ya, mungkin tidak bertemu dengannya adalah jalan yang terbaik. Jika ia bertemu dengannya mungkin ada dua perasaan besar yang menguasai hatinya. Benci atau Rindu.

Tak lama kemudian posel itu berbunyi kembali.

From : +6285256652xxx
Gue bakal nunggu sampek lo dateng:)

Jangan! Jangan sampek pertahan yang kini ia buat roboh. Anya menghela napas panjang.

To : +6285256652xxx
Terserah!

From : +6285256652xxx
Okey ay, gue bakal teriak!

To : +6285256652xxx
Gue kesana.

Anya segera turun dari kasurnya, dan menuju ke taman depan.

******

Agas yang merasakan kehadiran orang yang sedang menghampirinya kemudian ia menoleh dan berdiri.
"Ay, gue tau pasti lo bakal dateng!"

Anya memalingkan wajahnya, "Cepetan mau lo apa? Gue sibuk harus kembali!" ketus Anya.

Perlahan Agas meraih kedua tangan Anya dan menggenggamnya. Gadis itu bahkan sama sekali tidak berontak, hanya saja ia tak berani menatap wajah Agas.

"Ay, gue mohon maafin gue!"

"Gue udah maafin lo!" jawabnya. "Selesaikan? gue balik!" saat Anya akan melangkah pergi, tangannya tertarik kembali oleh Agas.

Tidak tanggung-tanggung bukan hanya tangan Anya yang Agas tarik tetapi sekaligus badan gadis itu, lalu membawanya kedalam dekapannya.

"Ay, lo tau sikap lo kayak gitu itu bikin hati gue sakit!"

"Gue kangen sama lo, Ay!"

"Beri gue kesempatan untuk gue wujudin janji kita!"

"Gue ingin kita bersama kayak dulu!"

"Gue cinta sama lo, Ay!"

Gadis itu masih terdiam dalam renungannya. Sampai akhirnya Agas melepas pelukannya dan beralih menangkup kedua bahu Anya yang masih tertunduk. Bahu gadis itu semakin bergetar, tangan kokoh semakin erat pada pegangannya.

Janji Sepasang Bintang (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang