Setelah kejadian kemarin, Anya kini berada dirumahnya. Diliriknya jam sebelas malam, gadis itu melangkahkan kaki jenjangnya menuju ke luar kamar. Pemandangan dekorasi bernuansa perpaduan warna hijau dan putih menghiasi sudut-sudut setiap ruangan. Dan nanti tepat pukul dua belas malam, gadis itu akan beranjak naik ke umur 23 tahun. Pesta pertunangannya memang sengaja diselenggarakan tepat dihari ulang tahunnya yaitu besok.
Haus, itu yang kini ia rasakan. Anya segera mempercepat langkahnya menuju ke arah dapur untuk melembabkan tenggorokan itu.
Glek..
"Dek...!" sebuah tepukan dibahunya secara tiba-tiba membuatnya terjingkat.
"Uhuk..uhuk...uhhuk!"
"Bang Arsen, huh!" desis Anya. "Lo ngagetin gue tau nggak!"
"Ya...maaf. Lagian lo ngapain sih malam-malam gini kedapur, gue kira tadi lo ngigau!" cibir Arsen sambil mengambil minuman yang berada dikulkas.
"Gue haus! Lo gak liat noh, gue bawa gelas!"
"Bawel lo, dek!" sahut Arsen.
Anya kemudian menunduk sambil memainkan jarinya dimeja.
"Ada yang lo pikirin ya, sampek jam segini lo belum tidur!"Anya menggeleng lemah sambil mendudukkan bokongnya dikursi .
"Elah dek, gue tau gelagat lo. Udah ngaku aja!" Arsen yang berjalan menuju sofa lalu juga menjatuhkan tubunya disana.
Anya mengendus kasar lalu beralih menghampiri Arsen.
"Bang, gue bingung!" ujar gadia itu yang menyandarkan kepalanya kebahu abangnya."Bingung kenapa? hm"
"Gak bisa cerita!" ucap Anya. Memang dirinya orang yang susah berbagi masalahnya kepada orang lain. Semua perihal tentang dirinya bahkan ia pendam sendiri.
Arsen yang sudah mengetahui sifat adeknya itu, bisa mengerti yang tengah dihadapinya saat ini.
"Yaudah kalo belum bisa cerita. Tapi cuma satu pesan abang jika masalah lo tentang sebuah pilihan maka, lo harus memikirkannya matang-matang , jangan sampai lo nyesel nantinya. Ngerti?"Anya mengangguk kembali. "Gue boleh peluk lo, bang!"
walaupun sudah adeknya sudah terbilang dewasa, namun kenyataannya sifat manjanya tidak pernah berubah. Arsen tersenyum lalu merentangkan tangannya. "Uluh-uluh, sini abang peluk!"
HAP!!
Arsen mengerutkan dahi, ketika terdengar isakan yang tertahan dari seseorang yang didekapnya.
"Nangis aja dek, keluarin air mata lo jika itu bisa membuat lo tenang!"Dan akhirnya pertahanan Anya pecah, ia menangis di dada Arsen. Menangis dalam diam. Ia masih belum mau membuka mulut untuk menceritakannya semuanya. Biarlah semua berjalan seperti air mengalir.
"Makasih ya bang. Abang emang the best buat Anya!" ucap Anya sambil melepaskan pelukkannya.
"Selamat ulang tahun ya dek, semoga lo panjang umur, sehat selalu, dan semoga lo bisa menemukan kebahagian lo yang asli!" sahut Arsen .
"Thanks Abang gantengku, hehe!"
Arsen menarik pipi kanan Anya seraya berdiri. "Udah sono tidur lagi, besok kan hari bahagia lo!"
Anya mengangguk kemudian ia menuruti abangnya untuk kembali ke kamar.
23.46
Gadis itu belum juga mengantuk, ia masih terjaga diatas kasur. Sesekali ia menatap langit-langit, sambil menerawang-rawang.
23.55
Sudah hampir pukul dua belas malam , tetapi rasa kantuk belum juga menghampiri dirinya.
tukk...tukk..tukkk
KAMU SEDANG MEMBACA
Janji Sepasang Bintang (SELESAI)
Teen Fiction(COMPLITED) "Sekarang lo harus siap pacaran sama gue!" Ucap Agas Nildan Saputra Gue melongo, gue takut kalo dia cuma mempermainkan hati gue, secara Agas terkenal karena dia playboy, tajir iya, cakep juga iya. "Kak Agas...tapi gue belum siap buat pac...