45. Dia Kembali

5K 249 36
                                    

mulmed Agas♥


awassss typo...

******

Semenjak gadis itu bekerja di salah satu rumah sakit ia lebih memilih tinggal di Apartemen. Dengan alasan deket dengan tempat kerja-lah, mau mandiri-lah. Meskipun hidup sendiri, namun ia selalu dikunjungi oleh kekasihnya, Farel. Ngomong-ngomong tentang Farel , ia sekarang menjabat menjadi Derektur di salah satu club sepak bola di Jakarta.

Seperti biasa hari ini Anya bangun pagi dan segera menyiapkan barang-barangnya lalu berangkat bekerja. Namun hari ini ia tidak mengemudi sendiri, melainkan Farel yang akan mengantarkannya.

Ting..Tong...

Suara bel pintu berbunyi. Anya tidak mau membuat Farel menunggunya. Jadi ia segera mengambil jas putihnya dan tas slempang yang berada diatas nakas.

Ceklek

Wow...kali ini Anya memandang kagum melihat Farel memaki kemeja putih berlapis rompi jasnya. Tampan satu kata untuk Farel.

"Selamat pagi, Bu Dokter cantik !" sapa Farel yang berhasil membuat pipi gadis itu menjadi merah.

"Pagi juga Pak Derektur jelek, wlee!" sahut Anya dengan menjulurkan lidahnya.

"Jelek? Masak? Tadi siapa ya yang ngeliatin gue sampek kagak kedip?" cibir Farel.

"Hmm...Pede lo. Udah yok berangkat!"

"Siap, bu dokter!" jawab Farel sambil hormat layaknya komandan upacara.
Anya terkekeh melihat tingkah Farel.

Farel mengberhentikan mobilnya tepat didepan pintu masuk rumah sakit. Memang tak butuh waktu yang lama untuk mereka sampai di rumah sakit, karena jaraknya yang dekat.

"Okey, makasih ya. Gue masuk dulu!" setelah melepas sabuk pengamannya lalu ia beranjak membuka pintu mobil.

Namun tangan Farel menahan agar gadis itu tidak keluar. Anya mengerutkan dahi, menyatukan kedua alisnya.

"Kenapa?"

CUP

Farel mencondongkan badannya dan mencium kening Anya. Wajah gadis itu berubah menjadi mematung dengam tatapan cengo.

"Ntar pulang gue jemput ya?" ucap Farel sambil mengacak poni Anya yang masih mematung.

Anya mengangguk.

"Udah sana, ye malah bengong! Apa mau minta dicium lagi!" goda Farel.

PLAKK!!

"Farelllll... otak lo jorok, sana laudry in biar bersih!"
setelah memukul lengan Farel, Anya keluar mobil dengan hentakan kaki yang cukup keras. Farel tersenyum geli, ia sangat suka menggoda kekasihnya itu.

****

Anya bukan Dokter spesialis melainkan Dokter Umum yang bisa melayani segala macam sakit pasien. Ruangannya terletak di ujung lorong dengan dengan ruangan labolatorium, tedapat name tagnya yang tergantung dipintu masuk.
Dia tidak sendiri dalam menjalani tugasnya, ia ditemani oleh seorang sekertaris yang bernama suster Rena.

"Dok, pasien selanjutnya sudah menunggu." ucap Rena sang suster.

"Iya sus, sebentar saya akan kesana!" jawab Anya sambil mengambil beberapa peralatannya lali bergegas menuju ke ruangan pasien.

Terdapat bocah laki-laki yang tidur terlentang diatas kasur.
"Anaknya kenapa ya, Bu?" tanya Anya dengan sopan.

"Tadi jatuh dari sepedah dok, terus lututnya robek akibat terbentur jalan aspal,,,!"
Anya manggut-manggut sepertinya ia sudah tahu apa yang harus ia lakukan.

Janji Sepasang Bintang (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang