29. Patah Hati

5.4K 257 9
                                    

Selamat hari minggu....

Plissss Vote dulu ya guys...

Selamat membaca...

*
*
*
*
*
*

Agas yang masih tersungkur kemudian duduk dengan menunudukkan kepala. Tiba-tiba sebuah uluran tangan berada didepannya. Kemudian dia mendongak dan senyuman itu? senyuman yang selalu Agas harapkan. Siapa? Siapa orangnya?

Senyuman itu tiba-tiba pudar, dan hanya tatapan dingin terpampang diwajah cantiknya.
"Kenapa lo nggak tonjok balik!!"
"Kenapa lo nggak melakukan perlawanan, HAH!!"
"Bukankah lo bisa saja menghabisi Kak David dengan sekejap!!"
"Kenapa , HAH!!!" pertanyaan bertubi-tubi dari mulut Anya membuat Agas menundukkan kepala.

"Gue tau dia melakukan semua itu, karna gue udah nyakitin lo, jadi disini gue yang salah." sahut Agas dengan suara parau.

Gadis itu kembali mengulurkan tangannya ke arah Agas. Walaupun Anya sangat membenci laki-laki yang ada dihadapannya, akan tetapi sebenarnya dihati kecilnya dia tak tega melihat kondisi Agas yang kesakitan.
"Ayo bangun!! Gue obatin luka lo!"

Agas tersenyum lebar dan langsung membalas uluran tangan Anya. Karena tak kuat untuk berjalan tegak, akhirnya Anya membantu memapahnya dengan tangan yang dikalungkan ke leher. Sesekali Agas mencuri pandang melirik ke wajah Anya, sesaat hatinya merasa teduh merasakan kenyamanan saat disampingnya. Begitupun dengan sebaliknya, ternyata Anya juga diam-diam melirik Agas yang sedang meringis menahan rasa sakit.

Entah apa hubungan keduanya sekarang, yang pasti tak ada satupun yang mengatakan kata putus diantaranya. Tetapi dipikiran Anya sekarang, hubungan tanpa status yang tak pasti ini, seperti sudah diujung tanduk tak mungkin bertahan lama. Bahkan Anya sudah mempersiapkan hatinya jika suatu saat hatinya akan terluka.

Saat kaki Anya melangkah ke arah pintu UKS, saat itu juga Agas mencekal tangan Anya dan diangkat ke pundaknya. Gadis itu sangat meronta dan memukul punggung Agas, akan tetapi itu semua tak membuat Agas melepaskan Anya.

"Lepasss....turunin gue. AGA lepasin gue!!!" teriak Anya

"Lo semakin berontak, daleman lo semakin terliat!" ucap Agas dengan senyuman jahilnya.

"AAAA...Lo ngintip ya!! AGAAAA!!" teriak Anya sambil memukul punggung Agas.

"Ck...mangkanya lo diem!!"

"Iya..serah lo!!"

Beruntung tak ada satupun siswa yang melihat, karena hari ini jam pelajaran terakhir jadi semua siswa berada di kelasnya. Sekeras apapun Anya meminta Agas melepaskannya, semakin erat pula Agas menggatkan tubuh Anya.

Parkiran adalah tujuan utamanya, kemudian Agas menurunkan Anya di depan mobil sport hitam miliknya.
"Masuk!!"

"Nggak!!" sahut Anya yang melipat kedua tangannya didepan dada.

"Kita perlu bicara!!" Agas yang menatap Anya dengan penuh perhatian, mata yang terpancar begitu teduh.

"Lo pikir kita lagi ngapain? Ngejogrok gitu!!" Anya melengos dari tatapan jebakan maut Agas.

"Ck, Bego. Ya nggak disini! Cepat masuk!" Agas yang memegang lengan Anya dan perlahan mendorongnya masuk ke dalam mobil.

"Gak us-sah pegang-pegang!! Gue bisa sendiri!" tangan Agas langsung dikibaskan oleh Anya. Sementara Agas hanya menatapnya dengan menggelengkan kepala.

*****

Tempat apa ini? Danau? Ya danau yang dulu Agas dan Anya mengatakan janji mereka. Dan kini Agas membawanya kesini. Alangkah indahnya suasana mereka dulu, saling mengucap janji, melihat bintang bersama, bahkan mengucap impian mereka dengan saksi bintang-bintang.

Janji Sepasang Bintang (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang