23. Agas dan Anya Futsal

6.7K 307 3
                                    

Hai..guys . Nggak nyangka udah part 23 aja, Cepet banget ya! hehe....Jangan bosan-bosan buat vote ya, baca terus sampek cerita ini end ya...
Sayang kalian😘😘

Happy reading guys...
Part ini banyak foto cast pemain looo

POV AGAS

Matahari pagi yang menembus tebalnya kaca jendela, membuat mata ingin terbuka. Hari ini memang hari minggu tapi sayangnya gue nggak bisa hanya tiduran di atas ranjang, jadwal futsal sudah menanti.

To  : Aya
"Pagi:)"

Setelah beberapa manit tak kunjung ada jawaban darinya. Akhirnya gue mencobanya kembali. Mungkin dia masih tidur karena semalem kami pulangnya sudah larut. Eaaaa...

To    : Aya
"Pagi sayang"

"Woy..."

"Ikut gie kuy!"

"*gae"

"Busettt...typo mulu *gue"

"woy,,,masih tidur ya -_-"

"Aya"

"Ayammmm"

"Kebo, dasar!"

"Ok, gue kerumah lo!"

"Tunggu Aa bangunin eneng ya:)"

Pagi-pagi sekali mama sudah berada di dapur menyiapkan sarapan , karena bibik lagi pulang kampung , jadi mama yang memasak . Semenjak Papa memutuskan bercerai dengan Mama, gue lebih memilih tinggal bersama Mama karena gue ingin selalu melindunginya dan ingin berada terus disampingnya.

Dulu memang hati ini sangat hancur, bagai terpukul besi besar , mendengar perpisahan bonyok tetapi seiring berjalannya waktu gue mulai bisa menerima kenyataan yang ada. Gue akui dulu memang, gue adalah cowok bangsat yang suka mempermainkan hati wanita, karena menurut gue nggak ada yang seperti mama yang cocok untuk hati yang terluka ini.

Setelah selesai mengikat sepatu, gue berjalan menghampiri wanita yang paling berhagai di dunia ini.

"Hmmm...baunya, laper ma!" ucap gue sambil mengendus aroma masakan.

"Kamu tuh, udah kaya anak kecil aja, manja!" celetuk mama yang masih memasak nasi goreng.

"Hehe...aku pengen cari calon istri seperti Mama!"

"Iya, semoga begitu!" ucap mama sambil tersenyum. "Ett..mama mau bicara serius sama kamu!" gue menanggapinya dengan kerutan dahi.

"Dua rius juga gakpapa kok mamacu ." ledek gue

"Agass, ngeselin ya kamu!" sahut mama dengan mata mendelik. sereemmm...

"Hehe...tapi gantengkan!" jawab gue

Mama kemudian berjalan ke meja makan, dan meletakan makanan dan segelas susu untuk gue. Dia lalu duduk di samping gue dengan tangan yang terlipat diatas meja.

"Kemarin mama bertemu sama papa, terus papa kamu ngomong, kalau setelah lulus kamu disuruh kuliah di---" penjelasan mama yang lembut .

"Di Inggris, maksud mama." sahut gue dengan cepat

"Mama tahu ini berat buat kamu, tapi mama mohon sekali aja kamu nurut apa kata papa!" celetuk mama sambil memegang tangan gue.

"Tapi, aku belum siap untuk pisah sama mama dan Anya, karena kalian adalah semangat hidup ku ma!"

"Jangan khawatirkan mama, dan mama minta kamu putusin Anya dan mulailah fokus pada masa depanmu." gue mancoba menjawab pernyataan mama tetapi mama duluan yang menyangkal. "Dengar dulu, bukannya mama tidak setuju kamu sama Anya, tetapi jika hubungan kalian berlanjut dan kalian LDR , maka kalian akan sulit menjalinnya dan pasti salah satu dari kalian akan teluka oleh orang ketiga. Mama bicara seperti ini hanya untuk kebagiaanmu. Jika kalian berjodoh pasti Allah akan mempersatukan kalian berdua." Perjelas mama yang membuat gue frustasi.

Janji Sepasang Bintang (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang