Nama lengkapnya Pickaella, atau yang lebih di kenal dengan panggilan Pickachu. Pertama kali orang yang mencetuskan panggilan itu adalah Nean, teman sekelompoknya dari awal MOS. Perempuan yang sebentar lagi akan berulang tahun yang ke tujuh belas itu sedikit berbeda dari kebanyakan siswi yang bersekolah di Pandawa. Bukan hanya sifat, kepribadian, melainkan gayanya yang ugal-ugalan dan tidak patut di contoh.
Rok yang terlalu pendek dan ngetat. Baju sekolah yang kekecilan sehingga jika ia mengangkat tangan ke atas perutnya akan terlihat. Rambutnya sering gonta-ganti warna dan terkadang di biarkan seperti orang gila. Kaos kaki hitam yang mencapai dengkul dan sepatu putih kesukaannya. Ciri khas seorang Picka adalah tidak pernah lepas dari yang namanya permen karet. Di saku baju dan rok sekolah akan selalu ada persediaan permen karet. Tidak pernah membawa tas, hanya pena yang ia kalungkan di leher.
Tim pemandu sorak yang sering membawa kemenangan untuk sekolah Pandawa itu sangat buruk di bidang Akademik. Nilainya sangat jelek dan termasuk dalam lingkaran siswa tidak naik kelas. Karena Non Akademik Picka lumayan membanggakan, mungkin itu yang menjadi pertimbangan para guru.
Hal yang membuat Picka bersemangat ke sekolah hanya dua. Pertama adalah Capta, kedua saat ia bisa berteriak bebas sebagai pemandu sorak. Picka tidak pernah memusingkan nilainya, atau ocehan guru tentang penampilannya. Contohnya seperti sekarang.
Setelah keluar dari ruang kelas Capta yang notabene nya anak-anak smart, Picka tidak sengaja bertemu Pak Batih. Di giring menuju ruang kesayangan lelaki pendek dengan perut buncit tersebut, kancing kemejanya hampir putus dan Picka suka mengelus perut lelaki itu dengan mengatakan. "Semoga anaknya mirip sama saya,"
Hidangan yang diberikan Pak Batih di dengarkan Picka penuh perhatian. Seperti berubah menjadi anak yang baik, dimana semua janji Picka ucapkan. Sama seperti tiga tahun lalu, begitupun nasihat Pak Batih yang Picka hapal di luar kepala. Menangis tersedu-sedu saat Pak Batih mulai menyangkut pautkan kematian. Picka menjadi tobat dadakan.
Namun setelah keluar dari ruang BK, air mata itu segera di singkirkan. Senyuman lebar dari bibir cantiknya terpancar. Dia Picka. Dengan langkah angkuhnya berjalan menelusuri koridor sekolah. Saat semua mata tertuju padanya, memuja lekuk tubuh dan kecantikannya. Berapa banyak lelaki yang mengaku menjadi mantannya.
"Kamu harus ingat kematian, Picka. Bisa saja setelah ini kita di pisahkan oleh maut, sebelum terlambat tobat lah, Tuhan akan mendengarkan ampunanmu," Picka mengangkat kedua tangannya ke udara, mempraktikkan gaya Pak Batin yang menceramahinya. "Tidak pantas seorang perempuan memperlihatkan lekuk tubuhnya- padahal mata dia juga di cuci liat badan gue."
"Eh, Pic. Gue udah edit vidio lo, nih," Ayesha menggeser laptop menghadap Picka. "Buat sweet seventeen lo. Nanti gue sebar di YouTube sama Instagram ya, judulnya Crazy Rich Pandawa,"
Picka mengangguk, tidak tertarik untuk melihat hasil editan Ayesha. Karena ia percaya apa yang Ayesha kerjakan tidak pernah gagal untuk membuatnya bungkam. Dua minggu yang lalu Picka dan dua sahabatnya sudah menjalani syuting menggunakan mobil lamborgini yang isinya perjalanan Picka dengan ending-visit my party sweet seventeen. Sebenarnya itu bukan ide Picka, dia hanya mengikuti kegilaan Ella dan Ayesha saja.
Mulai dari hotel, tema, undangan dan lain sebagainya Ayesha dan Ella yang mengkoordinir. Meski masih satu bulan lagi, persiapan dimulai dari bulan lalu.
"Undangan buat Capta mana?"
Jika yang lain mendapatkan undangan melalui vidio dirinya, khusus untuk Capta tidak. Picka ingin undangan resmi untuk lelaki itu. Hanya Capta yang mendapatkannya.
"Udah gue buat, spesial," Ayesha membuka tasnya, memberikan sebuah undangan berwarna pink dengan pita yang begitu cantik. "Captain Picka. Sesuai pesanan lo."
KAMU SEDANG MEMBACA
CAPTAIN PICKA [END] SUDAH TERBIT CERITA MASIH LENGKAP
Teen Fiction"Kamu kehidupanku," -Capta "Kamu kematianku," -Picka Tentang Picka, seorang remaja kelas tiga SMA yang hidup dalam bayang-bayang yang terus mengancam dirinya. Senyum dan tawa sebagai pengalihan. Saat ia mendekati lelaki hanya untuk sebuah perlindun...