13. Pertanyaan bodoh

20.9K 2K 418
                                    

Untuk para kesayangan, dari pada komen kapan Up kapan Up, mending komen perasaan kalian setelah baca, atau bahas isi cerita. ✌️✌️

Happy reading 😍

_


Picka mengetuk ujung sepatunya di batu kerikil, menunggu James yang mengambil tasnya di dalam gedung dimana sedang melangsungkan suatu pertandingan. Ucapan Capta kembali mengganggunya, kenapa Capta harus berkata seperti itu padahal Picka berharap tidak ada tawaran menjijikkan itu keluar dari bibir Capta. Nyatanya lelaki itu sama, selalu memandang dari segi fisik dirinya.

James berjalan mendekat sambil membawa tas branded miliknya. Lelaki itu mendorong tubuh Picka masuk ke mobil secara kasar. Picka memasang sabuk pengaman, membiarkan James mengambil alih kemudi di mobil miliknya. Tidak heran lagi lelaki itu muncul secara tiba-tiba. James selalu seperti itu. Dimanapun James ingin bertemu Picka saat itulah lelaki itu muncul sesuka hatinya.

"Capta tau lo pindah apartemen?" Tanya James saat keduanya sudah berada di jalan raya. Picka berdeham, membuang wajahnya ke jendela. "Kenapa lo nggak kasih tau gue?" James mengatupkan rahangnya, meremas stir kuat.

"Gue belum sempat kasih tau lo, pasti gue kasih tau kok, ribet banget lo jadi cowok." Ujar Picka kesal menatap James sekilas.

James menghentikan mobilnya di pinggir jalan yang lumayan sepi, hanya pohon-pohon besar yang tubuh di sekitar jalanan. Picka kaget saat James mulai mencoba menciumnya.

"Jangan macam-macam Jams!" Picka menampar James, nafasnya naik turun dengan cepat. Mendapat perlakuan itu tidak membuat James mundur, ia semakin memaksa Picka. "Jangan kurang ajar anjing!"

"Kenapa lo selalu tolak gue jalang?!" James meremas wajah Picka dengan satu tangannya. Picka menggenggam tangan James kuat. "Lo nggak pernah kurang ajar sama gue sebelum lo kenal cowok sialan itu. Lo bukan gadis kecil gue lagi Picka, lo udah nggak pernah ikutin apa mau gue," Ujar James pelan, merekam wajah Picka lekat-lekat.

"Lo juga bukan lagi James yang bertingkah manis di hadapan gue. Lo sama kayak anjing sekarang." Ucap Picka menekan setiap kalimatnya. "Semua orang bisa berubah, termasuk gue yang berubah menjadi lebih baik, gue hidup di lingkungan baik sekarang dan gue suka sama cowok baik-baik. Bukan lo yang semakin rusak."

"Nggak ada orang yang bisa rebut lo dari gue. Termasuk cowok yang lo suka. Ingat, gue yang selalu ada buat lo, gue yang mengajarkan lo tentang segala hal, lo tumbuh besar di bawah pengawasan gue, selama gue masih hidup, lo akan selalu buat gue."

"Lepasin gue anjing."

"Dulu lo nggak pernah nolak waktu gue cium, tapi sekarang lo buat gue marah setiap kali lo menghindar."

"Karena gue sadar, lo bajingan." Picka tersenyum miris.

James tersenyum, mencium kening Picka cukup lama, satu tangannya yang bebas mengelus wajah Picka. "Lo yang gue jaga dari dulu Picka, dari lo nggak bisa ikat rambut cantik ini, saat lo pms pertama kali, gue yang ada didamping lo. Lo punya gue, dan yang virgin itu hanya buat gue. Lo dengar?" James mencium leher Picka sekilas.

Picka bisa bernafas lega saat James melepaskannya dan kembali duduk ke semula. Menarik tangan kiri Picka kemudian menciumnya lama. "Mau gue paksa atau lo serahin diri sendiri?"

"Gue butuh waktu."

"Oke, gue tunggu lo sayang," James tersenyum, membuka satu tangannya. "Kemarilah Picka,"

Picka menghembuskan nafasnya, melepas sabuk pengaman lalu membiarkan dirinya di peluk oleh lelaki itu. Merasakan kecupan di atas kepalanya berkali-kali. Picka memejamkan kedua matanya, mencari posisi nyaman di pelukan lelaki itu. Kadang Picka ingin melupakan semua kekerasan James padanya, agar ia bisa tenang dipelukan itu, namun Picka selalu merasakan bahwa seluruh tubuh James bagai pisau yang memeluknya, meski sakit, Picka tetap menancapkan tubuhnya disana.

CAPTAIN PICKA  [END] SUDAH TERBIT CERITA MASIH LENGKAPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang