23. Tembakan Capta

24.3K 2.1K 1.3K
                                    

Sebelum itu yuk follow ig mereka dan ikutin kegiatannya!!!

Captainalka_
Pickaellaa
Jamessssssssss88
Ayeshawhendana
Bimatranean
Odieeeeeena
Ibellanestka
Reandraaaa

*
Happy reading

**

Malam semakin larut, semilir angin menghampiri menandakan akan hujan deras malam ini. Dedaunan yang bergoyang, jatuh melayang bersama angin menuju pendaratan sempurna. Rintik mulai datang, membasahi bumi tengah malam, mengiringi mata yang terlelap mendatangkan suasana nyaman untuk istirahat di malam hari.

Hampir pukul satu malam, Picka masih terjaga duduk di sofa dengan televisi yang menyala. Menghembuskan nafasnya berulang kali, Picka merapatkan selimutnya saat hujan mulai terdengar. Kilatan petir dan suara gemuruh mulai datang silih berganti.

Picka menatap sepasang sepatu di atas meja. Barang pertama yang ia terima dari Capta. Mungkin biasa, bagi Picka itu adalah barang yang paling berharga. Seorang Capta mengeluarkan uang untuknya. Terbesit bahagia luar biasa yang tidak bisa di ungkapkan, Capta juga mengganti sepedanya yang hilang waktu itu. Mengingat dulu Picka sampai memohon agar Capta membelikan sesuatu untuknya.

Picka pernah berfikir kapan Capta akan membelikan barang, tidak menuntut harga dan jenis. Asalkan itu pemberian dari Capta, rasanya brand terkenal akan kalah saingan.

Sudah dua jam Picka duduk seorang diri, merenung dalam keheningan. Kalimat Capta terus mengiang di telinganya. Meninggalkan ataupun di tinggalkan, Picka benci keduanya.

Mengambil handphone di samping kotak sepatu, Picka menghubungi seseorang.

**

Capta menutup gerbang setelah mobilnya itu terparkir sempurna. Sedang ada renovasi di bagian garasi rumahnya untuk di perbesar. Rumahnya akan ramai beberapa minggu ini, karena adik Mamanya-Leona beserta dua anaknya akan tinggal sementara di Indonesia.

Kedatangan Capta di sambut gadis kecil yang berlari menghampirinya. Capta menciumnya sekilas lalu menggendongnya menuju ruang tengah. Semuanya sedang berkumpul disana sehabis makan malam.

"Kotor, mandi dulu," Leona menahan tubuh Capta yang ingin mencium bayi yang usianya baru genap empat hari itu. "Sana mandi,"

Capta tidak berangkat dari tepat duduknya, bergeser sedikit agar Leona bisa duduk di sebelahnya. "Udah makan?" Tanya Leona menggendong bayi mungil itu ke pangkuan.

"Udah," Jawab Capta singkat.

Capta mengangkat wajahnya saat Kansa mendekat memberikannya segelas air mineral. "Mandi dulu, di tunggu Papa di ruang kerjanya,"

Gelas yang sudah menempel di bibir Capta turun begitu saja, tenggorokan yang terasa kering hilang dalam sekejap. Capta memberikan gelas itu pada Kansa lagi, ia berjalan menuju kamarnya.

"Sukurin, di kulitin lo," Gumam Yuan saat keduanya berpapasan di tangga.

Sebelum menghadapi wejangan yang tidak tahu akan berlangsung berapa lama, Capta memutuskan mandi terlebih dahulu sebelum menghampiri Papanya. Ketegangan sudah mulai Capta rasakan, ia paling benci berhadapan dengan Papanya. Urusannya akan menjadi panjang jika sudah menyangkut Komandan. Sial.

CAPTAIN PICKA  [END] SUDAH TERBIT CERITA MASIH LENGKAPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang