Hai hai hai!!! 🙋♀️🙋♀️
Sebelum baca cuma mau kasih tau siapkan tissue dan untuk yang puasa bacanya pas buka aja. Aku nggak tanggung jawab kalau terjadi sesuatu yang bisa membatalkan puasa hahahaAku juga mau bukan Q & A nanti sore atau nggak malam ini di instagram. Kalian boleh tanya apa aja.
Oke selamat membaca!!!
Sory kalo ada typo wkwk
**
Picka menatap undangan di meja riasnya, sudah dua jam ia membaca tulisan yang ada disana. Entah ekspresi apa yang harus Picka tunjukkan, perasaan yang tidak bisa Picka ungkapkan. Tersadar dari lamunannya, Picka mengulum senyum, dengan semangat ia membasuh tubuhnya, berendam sebentar di bathtub. Memainkan balon-balon yang ia tiupkan hingga kamar mandinya penuh busa. Bernyanyi seolah berada di sebuah konser besar.
Setelah itu Picka mempoles wajahnya menggunakan pelembap, membiarkan kering terlebih dahulu sembari memilih baju yang akan ia kenakan. Sebaik mungkin Picka harus menampilkan yang terbaik. Puluhan koleksi baju terbaiknya akhirnya dikeluarkan dari lemari, pilihan Picka jatuh pada gaun hitam shoulder dress dilapisi coat yang di sampirkan di bahu.
Mempoles wajahnya senatural mungkin, rambutnya di biarkan tergerai dengan jepitan lucu di kepala. Sepatu booth hitam yang memiliki tinggi lima centimeter. Picka mengambil tas sling bag dari brand ternama yang di sematkan di depan dada. Tepat jam tujuh malam, Picka mengambil kunci mobilnya menuju tempat yang ada di undangan tersebut.
**
"Kemarin Papa udah tanya-tanya sama temennya soal lo mau masuk penerbangan," Ibel memainkan rubik dengan tubuh yang terlentang di kasur lelaki itu. "Katanya kabarin aja kalau lo udah lulus, semua udah di atur,"
"Terus lo?"
"Apa?"
"Sekolah lo gimana?" Capta menggunakan jaketnya.
Ibel melempar rubik yang sudah tersusun sesuai warna ke kasur, hanya butuh waktu tiga menit untuk Ibel menyelesaikannya. "Kalau gue masuk ke sekolah lo, gimana?" Capta diam. "Papa udah habis kontrak di maskapai sebelumnya, dan udah tanda tangan kontrak di maskapai baru di Indonesia yang otomatis gue pindah sekolah. Masih bingung mau dimana. Lo udah punya cewek ya?"
"Belum." Mendengar itu Ibell tersenyum.
Kansa mengetuk pintu kamar Capta. "Yuk pergi, udah di tunggu, Abang bawa mobil Mama aja ya sama Ibel,"
"Iya."
Hanya acara makan malam antara kedua keluarga yang memang sudah lama tidak bertemu. Capta bersama Ibell mengikuti mobil Xalio yang berada di depan menuju lokasi.
"Besok ada acara?" Capta menoleh sebentar kemudian menggeleng. "Jalan, mau?"
"Kemana?"
"Nonton? Udah lama nggak nonton, sekalian keliling aja seharian. Flashback kita dulu," Capta mengangguk. Ibel tersenyum kemudian ia menunjukkan telapak tangannya pada Capta.
Capta melepaskan satu tangannya di stir kemudi lalu menautkan jemarinya di tangan perempuan itu. Ibel menariknya ke pangkuan. "Terakhir kali kita ketemu, gue belum lihat ada ini," Tangan Ibel yang terbebas menunjuk lengan atas Capta.
"Terakhir kali kita ketemu, tangan lo nggak segede ini," Capta mengangkat tangan Ibel yang digenggamnya.
Ibel memukul Capta kesal karena lelaki itu menertawakannya. "Nggak papa, lo masih suka kan kalau gue gendut?"
KAMU SEDANG MEMBACA
CAPTAIN PICKA [END] SUDAH TERBIT CERITA MASIH LENGKAP
Teen Fiction"Kamu kehidupanku," -Capta "Kamu kematianku," -Picka Tentang Picka, seorang remaja kelas tiga SMA yang hidup dalam bayang-bayang yang terus mengancam dirinya. Senyum dan tawa sebagai pengalihan. Saat ia mendekati lelaki hanya untuk sebuah perlindun...