Vote sebelum baca!!Jangan lupa ikut event membuat trailer!!!
Hadiahnya kewrennn!!!!Sebelum itu yuk follow ig mereka dan ikutin kegiatannya!!!
Captainalka_
Pickaellaa
Jamessssssssss88
Ayeshawhendana
Bimatranean
Odieeeeeena
Ibellanestka
Reandraaaa
Aninscarllate**
Sebuah mobil sedan berwarna hitam melaju dengan kecepatan tinggi di jalanan yang sepi. Atap mobil sengaja di buka memperlihatkan seorang lelaki yang sedang fokus mengemudi. Wajahnya terlihat serius, kacamata hitam yang bertengger di hidung mancungnya terlihat angkuh bersama rambutnya yang sedikit gondrong bergoyang mengikuti angin.
Seolah pengendara yang baik, lelaki itu menurunkan kecepatan ketika rambu lalu lintas berubah warna menjadi merah. Padahal jalanan sepi dan hanya ada dirinya seorang. Ia bukan lelaki yang taat aturan, malam ini semuanya terasa membosankan. Ia menyandarkan kepalanya ke belakang, tatapannya kosong. Menerima panggilan yang terus memintanya untuk pulang.
Lelaki itu hendak menginjak gas, teralihkan saat matanya menangkap sosok perempuan yang sedang duduk di halte seorang diri. Mengerutkan keningnya, ia mengendarai mobilnya sampai berhenti tepat dihadapan perempuan itu. Melepas kacamatanya.
"Hoy," Panggilnya tersenyum miring pada perempuan yang menatapnya bingung. Melihat tidak ada reaksi lebih, ia kembali berkata. "Lo nggak ingat gue?"
Perempuan dengan balutan celana jins panjang dan baju kaos hitam, rambutnya di kuncir kuda diikat asal. Awalnya perempuan itu membuang wajahnya, kemudian terlihat berfikir lalu berkata. "Siapa? Gue nggak punya mantan anak paud,"
Milan mendengus. Memutar bola matanya malas. "Gue Milan,"
"Terus?" Tanya Picka sedikit jengah menatap lelaki yang umurnya terlihat jauh dibawahnya. Orang cantik sepertinya godaan seperti itu sudah biasa, mengaku mengenalnya atau mengaku sebagai mantanya.
"Lo ngapain?"
"Lah? Emang apa urusannya sama lo?"
Milan menatap Picka lama, tidak menyangka perempuan itu sungguh idiot. "Lo beneran nggak ingat siapa gue?"
"Nggak, emang penting banget gue ingat lo siapa?" Picka melipat tangannya di dada.
"Anak yang pernah lo kasih makan nasi bungkus, gue Milan." Milan memperjelas dengan nada kesal.
Picka memutar ingatannya seperti jam yang berjalan ke masa lalu. Kemungkinan otak Picka mengalami pengecilan ruang hingga ia tidak menemukan ingatan akan lelaki itu.
"Idiot," Maki Milan.
Sepertinya Picka harus mengambil kesempatan dalam kesempitan. Mengabaikan siapa bocah ingusan di hadapannya. Picka tidak mengingatnya. Jika benar apa yang dikatakan oleh Milan bahwa ia pernah memberikan nasi bungkus, tandanya anak itu punya hutang yang harus di bayar. Kebaikan akan selalu di balas kebaikan. Otak jenius Picka beraksi, dilihat dari mobil yang dibawa oleh Milan, sudah jelas anak orang kaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
CAPTAIN PICKA [END] SUDAH TERBIT CERITA MASIH LENGKAP
Teen Fiction"Kamu kehidupanku," -Capta "Kamu kematianku," -Picka Tentang Picka, seorang remaja kelas tiga SMA yang hidup dalam bayang-bayang yang terus mengancam dirinya. Senyum dan tawa sebagai pengalihan. Saat ia mendekati lelaki hanya untuk sebuah perlindun...