"Stop it Mom, i know! OKE BYE! YA!" Pekiknya.
"I dont believe you!"
"I can take care of my self!" Ayesha menggeram kesal. Mematikan ponselnya kemudian melemparnya ke ranjang.
Keluarganya baru saja pergi ke luar negeri karena ada keluarga yang sakit. Ayesha yang di tinggal sendirian terus mendapatkan telpon dari Momy karena tidak percaya Ayesha bisa di tinggal sendirian. Keluarganya sehari-hari terbiasa menggunakan bahasa Inggris, Mamanya asli Scotlandia, sementara Papa asli Indonesia. Karena dari kuliah Papa sudah tinggal di luar Negeri. Kemudian mereka bertemu di kampus dan menikah.
Kamar bak putri raja. Luas, di dominasi warna emas dan abu-abu. Ayesha punya ruangan tersendiri, mulai dari lemari sepatunya, baju, tas, aksesoris dan kamar mandi yang mewah. Semua barang di sana adalah barang limitid edition. Sebenarny bukan Ayesha yang mengatur kamar, melainkan Momy, karena hal itu Ayesha mulai terbisa dengan hal yang berbau mewah dan emas.
Menambahkan volume music yang sengaja Ayesha putar untuk menemainya yang sedang make up. Ayesha sedang mencoba tutorial make up, kemudian berfoto untuk menghiasi instagram.
"Shut up!" Ayesha menepak meja riasnya. Suara bel dari bawah terus berbunyi. Sedikit emosi tanpa rasa takut, Ayesha membuka gorden, mengintip dari luar siapa yang singgah ke rumah di jam sebelas malam.
Menyipitkan matanya. Ayesha mengenal mobil tersebut. Ia berlari melempar kuas ke meja turun ke lantai bawah. Memutar kunci dua kali di pintu megah rumah miliknya. Ayesha meminta satpam untuk membukanya, tidak terlalu lebar. Ayesha keluar, melipat tangannya di dada di hadapan cahaya mobil yang menyorotnya. Tidak lama kemudian cahaya mobil dimatikan, pemilik mobil keluar.
"Gue nggak terima tamu-" Kata Ayesha namun terlambat karena lelaki itu sudah masuk seperti rumah sendiri. Seolah sudah paham rumah tersebut.
Ayesha berlari menyusul, menutup pintu rumahnya mengejar Rean yang berjalan menuju kamarnya. Menghadang Rean yang ingin masuk ke kamar dengan tangan terlentang di depan pintu.
"Pergi." Kata Ayesha pelan namun tajam.
Rean menatap Ayesha lama, kemudian menyentuh dagu Ayesha untuk melihat wajah perempuan itu. "Lo mau kemana malam-malam?"
Ayesha menepis tangan Rean. "Bukan urusan lo."
Rean dengan mudah menyingkirkan tubuh Ayesha, menerobos masuk ke kamar. Satu kata. Berantakan. Selalu seperti itu.
"Lo apa-apaan, sih! Keluar nggak!? Atau gue panggil satpam!"
Rean berbalik. Menatap Ayesha lama. Risih karena hal itu, Ayesha memilih melanjutkan make up.
"Lo mau kemana?"
"Nge-date."
"Jam sebelas malam? What the fu*k Ayesha!"
Ayesha memutar tubuhnya menghadap Rean. "Lah, apa masalahnya? Terus lo datang ke rumah gue jam sebelas malam, apa? Sange lo?"
"What is this?" Rean menyentuh wajah Ayesha, melihat bercak kemerahan di sekitar leher perempuan itu. "Are you sure? What the fuc*ed up!"
Ayesha menghempaskan tangan Rean. "What you mean? Shut up. Get out of my house! Now!"
"Let me see," Rean memeluk Ayesha, melihat leher perempuan itu. Mencoba menghapusnya. "Shut your mouth! Its hickey, right? Damn Ayesha!"
"No! Not hickey!"
"Shut up!"
"You Shut up! What did you do to my neck!"
"I wanna check! Damn!"
"What you check!"
Rean menjilatnya kemudian ia gosokkan leher Ayesha di lengan jaket miliknya. Ayesha terdiam kemudian tersenyum. Keduanya saling melempar pandangan. "Bangsat," Rean mendorong tubuh Ayesha yang tertawa terbahak. Itu hanya lipstik yang sengaja Ayesha pasang untuk melihat reaksi Rean. Berhasil.
Rean menutup wajahnya dengan hoddie jaket dan menggulung tubuhnya dengan selimut. Ayesha tertawa puas mengejek Rean. "Hickey right?" Goda Ayesha. Rean mendorong kepala Ayesha dengan kakinya.
Ayesha masih tertawa puas. Menindih tubuh Rean dan memeluknya sayang. "Kasihan banget di kerjain, ulu-ulu baru pulang dari luar negeri lihat ceweknya di cupang sama cowok lain," Ayesha terbahak.
"Damn it!" Pekik Rean kesal. Bagaimana tidak. Ia baru saja pulang dari luar Negeri. Kurang lebih enam bulan tidak bertemu kemudian pulang ingin melepas rindu di kagetkan dengan bercak merah di leher kekasihnya. Siapa yang tidak marah? "Sumpah gue deg-degan," Rean Memeluk Ayesha erat.
Keduanya melepas rindu, saling bercumbu dan menggoda satu sama lain.
"Gue pulang." Rean masih dengan kekesalan. Ayesha tertawa. Menarik lelaki itu dan jatuh tepat si atasnya. Ayesha memeluknya. "Dont again baby," Kata Rean mencium Ayesha. "I made a hickey for you bitch!"
"No!" Ayesha menjauhkan wajah Rean yang masih berusaha memberi bercak merah di lehernya. Keduanya tertawa.
Setelah puas melepas rindu. Ayesha melanjutkan pengerjaan make up yang belum selesai. Rean sudah sibuk dengan game. Seperti itulah lelaki.
Rean meletakkan ponselnya setelah menang di satu game. Menghampiri Ayesha. Kemudian menggendong tubuh itu kembali ke ranjang. "I Miss you," Bisik Rean. Meloloskan baju Ayesha.
"Damn! Gue lagi berdarah!"
"Fu*k!"
Ayesha terbahak.
—
—
—See you Captain Picka 2
KAMU SEDANG MEMBACA
CAPTAIN PICKA [END] SUDAH TERBIT CERITA MASIH LENGKAP
Teen Fiction"Kamu kehidupanku," -Capta "Kamu kematianku," -Picka Tentang Picka, seorang remaja kelas tiga SMA yang hidup dalam bayang-bayang yang terus mengancam dirinya. Senyum dan tawa sebagai pengalihan. Saat ia mendekati lelaki hanya untuk sebuah perlindun...