06. Pertarungan sengit

18.5K 1.8K 234
                                    

Pelajaran bahasa inggis di jam kedua baru saja selesai, keadaan kelas mulai gaduh karena Mrs. Winda baru saja keluar setelah memberikan pekerjaan rumah. Ayesha mengangkat wajahnya saat sebuah kunci mendarat tepat di atas buku paket yang sedang ia baca.

"Apaan?"

"Kasih temen lo."

Ayesha melempar kembali kunci tersebut pada Capta. "Kasih sendiri, gue sibuk." Ujar Ayesha tidak suka. Dari awal Ayesha memang tidak menyukai Capta, alasannya simple, karena Capta memperlakukan Picka tidak baik. Menurut Ayesha, siapapun orang yang tidak bisa memperlakukan orang terdekatnya tidak baik, tidak pantas mendapat perlakuan baik darinya. "Ngapain masih disini? Kalau cari ekor lo, dia nggak masuk."

Mendengar itu Capta memutuskan pergi tanpa bertanya alasannya. Ayesha menyumpah lelaki itu.

"Ngapain si Capta?" Tanya Ella yang baru saja datang dan ia berpapasan dengan Capta di depan pintu.

"Minta gue kembaliin kunci mobil Picka, enak aja,"

"Picka kemana?"

"Nggak masuk, sakit,"

"Sakit apaan? Tumben banget,"

"Biasa, datang bulan. Bucin satu itu emang rada-rada," Ayesha memasukkan buku yang ia baca ke laci. "Kantin yuk, makan,"

"Kuy,"

Ayesha dan Ella berjalan menuju kantin, memesan dua mangkuk bakso dan teh botol. Ayesha menunjukkan wajah tidak suka pada kelompok laki-laki yang terus menggoda perempuan yang lewat dekat mereka termasuk dirinya saat mengambil minuman di kulkas.

"Aduh kalau yang ini galak bener, takut, hanya Rean yang bisa jinakin," Kekan melirik Ayesha sekilas. "Ay, kata Rean mau nggak balikkan?"

"Mau gue siram pake kuah bakso?"

"Gue kan ngomong baik-baik, itu si Rean katanya masih sayang-Akh, sakit anjing," Kekan mengusap kepalanya saat Rean melempar botol air mineral.

Ayesha melengos pergi dengan godaan dari para lelaki pendukung kubu Ayesha dan Rean.

"Cantik banget lah si Ay, sayang mantan temen, mau di embat kayaknya masih sayang," Gail menggenjreng gitarnya. "Ayesha waktu pacaran sama lo sifatnya berubah manis nggak?"

"Kepo," Kata Rean.

"Kalo Picka body gols kalau Ayesha ini sedikit berisi, montok gimana gitu. Gila ya, perasaan dulu waktu belum sama lo, Ayesha itu kurus, eh nggak lama jadian sama lo badannya berubah jadi aduhay gitu. Lo apain Re?"

"Gue pompa,"

"Dari bawah?!" Tanya Kekan semangat.

"Otak lo!" Arbi menendang Kekan yang duduk di sebelahnya.

"Gaya pacaran Rean mah macam bule, nggak heran," Ujar Nean yang baru saja bergabung, membawa sepiring bakso aci. "Nggak usah bohong, tiap malem minggu lo di apartemen berdua ngapain aja,"

"Harus banget lo semua tau?"

"Nggak, udah tau," Kekan menjawab.

"Btw, Picka kok nggak kelihatan?" Gail melihat Ayesha dan Ella itu hanya datang berdua. Biasanya keberadaan Picka selalu menonjol, dimanapun tempatnya.

Capta yang sedang memainkan game online itu mengatupkan rahangnya kesal saat panggilan masuk mengganggu permainannya. Ia menggeser tombol merah. Dua menit kemudian, panggilan itu muncul kembali. Capta menggeram kesal.

"Apa?" Jawab Capta mengelus tengkuk lehernya.

"Mobil gue titip sama satpam sekolah aja, nanti sore gue ambil."

CAPTAIN PICKA  [END] SUDAH TERBIT CERITA MASIH LENGKAPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang