" Dimas." Teriak seseorang dari balik jendela.
" Iya." Dimas membalikkan badannya.
" Nanti pulang bareng yah. Gue nggak ada tebengan nih." Ucap Jenny, anak kelas Dimas yang cantik.
" oh gitu. Emm nanti gue cariin aja yah, soalnya gue udah janji sama Qiara buat pulang bareng." Dimas kembali menatap Qiara sambil memberi kedipan agar Qiara mengerti.
" Ya elah, Dia kan bisa pulang sendiri Gue beneran nih."
" lain kali aja deh,," Dimas memelas.
" Iya udah deh."
Jenny kembali menutup jendela dan menghilang. Dimas bernafas lega, dia kembali menatap wajah Qiara.
" Kenapa sih kak?" Tanya Qiara.
" Dia Jenny, selalu ngurusin urusan gue. Kayak nggak ada kerjaan lain aja! Padahal gue udah sering ngodein dia buat berenti ngikutin gue! Tapi dianya malah nyolot nggak jelas." Jawab Dimas jujur.
" Ada - ada aja deh kakak." Tawa Qiara.
" Hehe, Gue itu nggak suka ada cewek yang keganjenan nggak jelas deketin gue. Coba aja kalau dia dulu pendiam atau apa! Bisa jadi gue deketin dia." Tambah Dimas.
" Terus kenapa kakak deketin gue?" Tanya Qiara.
" Ah-hee, pertanyaan apaan tuh? Gue sering ngeliat lo latian basket pulang sekolah. Gue mau kenal aja sama lo." Jawab Dimas sambil menggaruk kepala. " Boleh kan?" Lanjutnya.
"Oh nggak masalah. It's okay.." Jawab Qiara sambil tersenyum.
" Boleh minta nomer hape nggak..??" Tanya Dimas.
" Oh-h, boleh. Catet aja."
Qiara mengucapkan nomor seri hapenya pada Dimas sementara Dimas mengetik di handphonenya. Obrolan itu berakhir ketika kelas Dimas masuk dan Qiara kembali masuk kedalam kelasnya.
*
Bel pulang berbunyi. Qiara berjalan bersama gengnya menuju parkiran. Ada rencana mereka akan pergi ke panti asuhan. Namun karena Afaf dan Kelsea tidak bisa, jadinya mereka menunda kunjungan itu. Jika satu tidak bisa, maka yang lain tidak ikut, begitu prinsip mereka.
Setelah mengantar Kelsea dan Aron pulang, Qiara langsung pulang ke rumahnya. Dia mendapati rumahnya sedang ramai di kunjungi orang. Sepertinya yang datang adalah teman - teman kerja orang tua Qiara. Arif dan Randa terlihat berada di tengah mereka juga.
Qiara tak mendekati mereka. Ia langsung menaiki tangga menuju kamarnya. Tak ada yang menegur nya ataupun mengetahui keberadaannya.
" Kapan tuh orang tua pergi ke Argentina sih? Katanya kemarin!!" Kata Qiara setelah mengganti baju.
Knock knock🚪
Terdengar suara orang mengetuk pintu dari luar. Qiara tidak langsung membukanya. Siapa yang rela melakukan itu untuknya? Selama ini, tidak ada satu orang pun yang mengetuk pintu kamar Qiara." Siapa?" Teriak Qiara dari dalam.
" Mama." Jawabnya.
Qiara membulatkan mata. Ada apa dengan ibunya yang tiba - tiba saja mengetuk pintu kamarnya. Tapi yang ada di pikiran Qiara hanyalah mungkin kalau ada sesuatu yang tertinggal atau apalah. Qiara berjalan lesuh membuka pintu untuk ibunya.
Benar saja, ibunya berdiri dengan pakaian bagus dan koper besar di sampingnya." Boleh mama masuk?" Tanya Ny. Angela pada Qiara.
Qiara hanya mengisyaratkan memperbolehkan Ny. Angela Anastasia masuk ke dalam kamarnya.
" Mama rindu kamar ini." Katanya lagi.
" Yaiyalah rindu. Orang nggak pernah datang ke sini. Datangnya cuma ke kamar depan tuh. Nggak sudilah dateng ke kamar anak gak jelas ini." Jawab Qiara jutek. Dia masih berdiri di ambang pintu.
" Qiara, tolong dengerin mama." Kata Ny. Angela mendekati Qiara.
" jangan deket - deket. Anda bukan ibu saya. Saya hanya numpang hidup disini. " Qiara mundur beberapa langkah.
" Qia, kamu itu anak mama. Kamu bukan anak orang lain!" Kata Ny. Angela berhenti.
" Apa yang Anda perdulikan tentang saya. Saya bukan anak Anda dan orang yang tak menginginkan keberadaan saya itu adalah kalian semua." Kata Qiara marah.
" Atas dasar apa kamu mengatakan itu. Aku mengandung kamu selama 9 bulan dan dengan rasa sakit dan aku bisa bertahan. Aku ingin kehadiran anak perempuan yang cantik. Aku ingin semua itu." Jawab Ny. Angela. " Sekarang sudah lengkap. Kamu adalah anak kandungku."
" Apa tujuan Anda kemari." Tanya Qiara tak mengubris alasan Ny. Angela.
" Mama ingin pamit. Sebentar lagi mama akan pergi ke Argentina sama papa. Kamu jangan buat ulah yah." Kata Ny. Angela.
" Memang Anda pernah mendengar saya membuat ulah. Kalau mau pergi silahkan. Lupakan saja saya! Saya bukan anak Anda. Sekarang silahkan pergi. Dan hati - hati di jalan." Qiara mengatakan hal yang menganjal di hatinya.
Akhirnya ny. Angela pergi tanpa bisa memeluk Qiara untuk terakhir kalinya. Qiara langsung menutup pintu, di balik pintu dia menangis. Memeluk kedua lututnya sambil terus memukuli kepalanya.
" Dia mama Qia! Kenapa lo nggak bisa sopan sama dia." Kata Qia selama ia memukuli kepalanya.
Qiara terus menyesali perlakuan kasarnya terhadap ibunya. Dia berjalan keluar balkon menyaksikan ibu dan ayahnya pergi ke Argentina. Setelah mereka pergi, Qiara merasa sangat sepi. Keadaan rumah sudah sangat sepi, sekarang tambah sepi lagi.
**
Jengjengjeng
Balik lagi nih guys,
Gimana part ini? Insya Allah bagus deh.
Vote and comment yah.
Follow juga.
Thanks for reading
See you 😉😉😉
-R

KAMU SEDANG MEMBACA
My Impressive Senior [COMPLETED]✅ [REVISI]
Teen FictionDON'T BE PLAGIARISM. THIS MY REAL IMAGINATION AND MY FIRST STORY, READ AND VOTMEN. Laavv you ♥♥♥ **************** "You're my Impressive senior" Terima kasih atas bahagia yang selama ini kamu berikan. Aku bukan hal yang abadi, jatuh cinta padamu saj...