PART - 20

2.2K 89 0
                                    

Hari ke hari berlalu. Tak terasa sudah hampir satu minggu Qiara tak sadarkan diri. Kunjungan demi kunjungan selalu di terima hangat oleh keluarga Qiara.

Kelsea, Bima, Afaf, dan Aron tidak pernah absen untuk menjaga Qiara selama ia di rumah sakit. Sampai - sampai anak - anak panti Mutiara Bunda juga turut untuk mendoakan kesembuhan Qiara.

Tak lupa Dimas, dia selalu berada di sisi Qiara sambil terus melantunkan ayat - ayat suci Al-Quran. Suara yang fasih membaca Al-Quran itu ia harap bisa menyadarkan Qiara.

Bahwa ia setia menunggu Friendzone -nya itu untuk pulih dari sakitnya. Ia akan bertahan di sana sampai kapan pun untuk kesadaran Qiara.

" Sadaka Allah huladzim." Suara merdu Dimas berhenti melantunkan ayat Al-Quran ketika melihat Suster yang menjaga Qiara masuk.

" Permisi mas, maaf menganggu. Saya boleh memeriksa pasien kembali." Katanya.

" Loh sus, bukannya beberapa menit yang lalu sudah di periksa." Kata Dimas, curiga.

" Oh ini memang rutinitas disini!! Kalo begitu, boleh anda keluar dulu."

" Kenapa anda memakai masker, sus?"

" Oh saya lagi flu, jadi saya tidak ingin menularkannya ke pasien."

" Kalo begitu, saya tidak mengizinkan anda untuk memeriksa Qiara. Sebelum anda membuka masker itu. " Kata Dimas.

" Oh saya tidak mau pasien tertular, mas."

Suster aneh itu mengelak. Akhirnya, Dimas percaya ketika Suster tersebut bersin beberapa kali. Ia meminta maaf dan kemudian keluar.

Suster itu pun membuka maskernya. Ia tersenyum miring sambil memandangi wajah Qiara. Dia adalah wanita yang berusaha membunuh Qiara malam itu.

" Ternyata, lo masih hidup." Katanya. " Dan nggak akan gue biarin lo hidup  Untungnya kakak gue nggak ngebunuh gue."

" Sekarang dengan leluasa gue bunuh lo."

Wanita itu mencoba untuk membunuh Qiara dengan menutupi wajah Qiara menggunakan bantal. Dimas tak sengaja mengintip dari kaca pintu yang sempit itu. Entah ia sadar atau tidak tangannya segera membuka pintu dan memergoki ulah Suster aneh itu.

" Jenny." Kata Dimas kaget setelah wanita tadi membalikan badannya dan lupa menggunakan masker. " Seharusnya gue tau itu."

Dimas mendengar semuanya.

" Jadi lo yang mau bunuh Qiara? Lo kenapa sih? Ada masalah apa lo sama Qiara?" Tanya Dimas sambil menggengam erat tangan Jenny agar ia tidak lari.

" Dim. Lepesin gue!! Please!" Kata Jenny.

" Gue nggak akan lepesin sampai lo ngasih tau yang sebenarnya."

" Atau gue kirim lo kepenjara. "

" Oke - oke, gue jelasin. Gue adik Alessia!! Karena Qiara udah ngerekam semua yang gue omongin sama Nadia. Dan dia udah buat Alessia putus dari Aris." Jawabnya. " Dan juga karena lo alasannya."

" Kenapa sama gue? Lo mau ngabisin nyawa orang demi cowok. Nggak berprikemanusiaan banget lo." Kata Dimas.

" Dim, lo nggak pernah peka yah. Gue udah lama nyimpan rasa sama lo! Gue sayang sama lo, Dim!! Kenapa lo nggak pernah bisa buka hati buat gue."

" Apa.? Lo mau bunuh Qiara cuma karena lo sayang sama gue??" Dimas menghela nafas beratnya. " Dan sekarang, lo yakin gue bakal mau sama lo?"

" Maafin gue Dim, tapi please. Gue nggak mau masuk penjara."

My Impressive Senior [COMPLETED]✅  [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang