PART - 34

1.5K 73 1
                                    

Dimas hanya mengangguk. Lalu suster - suster itu melepas kabel yang memenuhi tubuh Ardheta. Ia berjalan di papah oleh Alifia menuju mobil.

Dalam perjalanan pulang, Ardheta menjadi pendiam. Biasanya dia adalah orang yang aktif dalam berbicara.

" Kak, gue kenapa..?" Tanya Ardheta tiba - tiba.

" Lo tadi cuma pingsan biasa. Kata dokter lo kecapek-an.!!" Jawab Dimas, berbohong.

" Kalo gue cuma pingsan biasa, kenapa banyak kabel di badan gue? Apalagi di hidung, gue susah nafas..!"

" Lo nggak papa. Udahlah, pas sampe nanti lo minum obat, abis itu tidur...!"

" Iya...!!"

Suasana hening lagi, akhirnya mereka semua sampai di depan garasi rumah Dimas dan kembali memapah Ardheta menuju kamarnya.

" Nih minum obatnya..!!" Suruh Alifia.

" Iya!!" Jawab Ardheta sambil meraih obat yang di berikan Alifia lalu meminumnya. " Pahit..!"

" Mana ada obat manis.! Namanya juga obat. Ya udah, kita ke bawah dulu yah. Kalo ada apa - apa minta aja sama Alif atau Santy! Atau panggil kakak!!" Kata Dimas.

" Iya..!"

Ardheta memilih membaringkan dirinya di kasur. Ia lebih baik menutup mata untuk sekarang. Dan yang lainnya kebawah untuk meminta penjelasan dari Dimas tentang Ardheta.

" What's goin' on..?" Tanya Alifia.

" Dheta punya paru - paru yang cacat. Jika tidak di operasi, dia akan kesulitan bernafas. So, dia harus menemukan pendonor yang sama dengan darahnya, darah gue A, sedangkan dia O.!!" Jawab Dimas.

" Paru - paru, cacat? Nggak mungkin selama di jerman dia baik - baik aja, dia nggak pernah kayak gitu?" Kata Alifia.

" Ia Dim, selama dia di Jerman, dia selalu ngajak kita ke Organisasi Kanker Dunia. Tapi kenapa dia yang kayak gini..?" Sambung Santy

" Ini semua bukan kita yang ngatur, Tuhan udah punya rencana yang lain. Jadi, kita harus berusaha. Okey?" Jawab Dimas.

Sementara Justin dan yang lainnya hanya mampu diam dan bungkam.

" Ya udah, karena udah malam. Lebih baik kita istirahat. Besok kan mau sekolah, jadi jangan sampai kita juga sakit...!!" Kata Dimas.

Semua orang mengangguk dan berjalan masuk ke kamar. Dimas dan teman - temannya masuk ke dalam kamar yang sama, Alifia dan Santy juga masuk ke dalam kamar yang sama. Mereka melihat Ardheta sudah tertidur pulas sambil memegang boneka Minion miliknya.

" This is so different, right...!!" Kata Alifia sambil menarik selimut tempat tidurnya.

" Yah, like a sleeping beauty film..!!" Jawab Santy sambil menarik selimut tempat tidurnya juga. " Good night...!!"

Akhirnya semua orang yang berada di rumah Dimas tertidur dan bermimpi untuk esok yang lebih baik.
**
*
" Kak, ada telpon...!!" Teriak Qiara sambil mengunyah sarapannya. Memanggil kedua kakaknya dan entah siapa yang akan turun.

Aris turun lebih awal mengenakan jas hitam. Setelah itu Randa juga turun mengenakan jas putih.

" Siapa...?" Tanya Aris.

" Orang kantor..!"

" oh gitu. Sini...!"

Aris mengambil telpon rumah di tangan Qiara sambil merapikan dasinya. Sementara Randa mengikuti Qiara ke meja makan.

" Nih kak!!  Special buat kalian aku masakin Sarapan nih. Biar kalian nggak sakit..!!" Kata Qiara sambil meletakkan sarapan Randa di atas piring.

My Impressive Senior [COMPLETED]✅  [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang