Dimas hanya mengangguk. Lalu suster - suster itu melepas kabel yang memenuhi tubuh Ardheta. Ia berjalan di papah oleh Alifia menuju mobil.
Dalam perjalanan pulang, Ardheta menjadi pendiam. Biasanya dia adalah orang yang aktif dalam berbicara.
" Kak, gue kenapa..?" Tanya Ardheta tiba - tiba.
" Lo tadi cuma pingsan biasa. Kata dokter lo kecapek-an.!!" Jawab Dimas, berbohong.
" Kalo gue cuma pingsan biasa, kenapa banyak kabel di badan gue? Apalagi di hidung, gue susah nafas..!"
" Lo nggak papa. Udahlah, pas sampe nanti lo minum obat, abis itu tidur...!"
" Iya...!!"
Suasana hening lagi, akhirnya mereka semua sampai di depan garasi rumah Dimas dan kembali memapah Ardheta menuju kamarnya.
" Nih minum obatnya..!!" Suruh Alifia.
" Iya!!" Jawab Ardheta sambil meraih obat yang di berikan Alifia lalu meminumnya. " Pahit..!"
" Mana ada obat manis.! Namanya juga obat. Ya udah, kita ke bawah dulu yah. Kalo ada apa - apa minta aja sama Alif atau Santy! Atau panggil kakak!!" Kata Dimas.
" Iya..!"
Ardheta memilih membaringkan dirinya di kasur. Ia lebih baik menutup mata untuk sekarang. Dan yang lainnya kebawah untuk meminta penjelasan dari Dimas tentang Ardheta.
" What's goin' on..?" Tanya Alifia.
" Dheta punya paru - paru yang cacat. Jika tidak di operasi, dia akan kesulitan bernafas. So, dia harus menemukan pendonor yang sama dengan darahnya, darah gue A, sedangkan dia O.!!" Jawab Dimas.
" Paru - paru, cacat? Nggak mungkin selama di jerman dia baik - baik aja, dia nggak pernah kayak gitu?" Kata Alifia.
" Ia Dim, selama dia di Jerman, dia selalu ngajak kita ke Organisasi Kanker Dunia. Tapi kenapa dia yang kayak gini..?" Sambung Santy
" Ini semua bukan kita yang ngatur, Tuhan udah punya rencana yang lain. Jadi, kita harus berusaha. Okey?" Jawab Dimas.
Sementara Justin dan yang lainnya hanya mampu diam dan bungkam.
" Ya udah, karena udah malam. Lebih baik kita istirahat. Besok kan mau sekolah, jadi jangan sampai kita juga sakit...!!" Kata Dimas.
Semua orang mengangguk dan berjalan masuk ke kamar. Dimas dan teman - temannya masuk ke dalam kamar yang sama, Alifia dan Santy juga masuk ke dalam kamar yang sama. Mereka melihat Ardheta sudah tertidur pulas sambil memegang boneka Minion miliknya.
" This is so different, right...!!" Kata Alifia sambil menarik selimut tempat tidurnya.
" Yah, like a sleeping beauty film..!!" Jawab Santy sambil menarik selimut tempat tidurnya juga. " Good night...!!"
Akhirnya semua orang yang berada di rumah Dimas tertidur dan bermimpi untuk esok yang lebih baik.
**
*
" Kak, ada telpon...!!" Teriak Qiara sambil mengunyah sarapannya. Memanggil kedua kakaknya dan entah siapa yang akan turun.Aris turun lebih awal mengenakan jas hitam. Setelah itu Randa juga turun mengenakan jas putih.
" Siapa...?" Tanya Aris.
" Orang kantor..!"
" oh gitu. Sini...!"
Aris mengambil telpon rumah di tangan Qiara sambil merapikan dasinya. Sementara Randa mengikuti Qiara ke meja makan.
" Nih kak!! Special buat kalian aku masakin Sarapan nih. Biar kalian nggak sakit..!!" Kata Qiara sambil meletakkan sarapan Randa di atas piring.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Impressive Senior [COMPLETED]✅ [REVISI]
JugendliteraturDON'T BE PLAGIARISM. THIS MY REAL IMAGINATION AND MY FIRST STORY, READ AND VOTMEN. Laavv you ♥♥♥ **************** "You're my Impressive senior" Terima kasih atas bahagia yang selama ini kamu berikan. Aku bukan hal yang abadi, jatuh cinta padamu saj...