PART - 36

1.5K 61 2
                                    

Qiara masih merasa gusar, ia seperti pernah melihat lelaki yang tadi ada di belakangnya. Sepertinya itu adalah anak baru, yang ia tahu atau sama sekali tidak tahu.

Ia tidak memperdulikan lagi lelaki itu dan memilih untuk melupakannya dan kembali memikirkan Ardheta.

" Huff?? Why like this? Everything is bad!!" Katanya.

Qiara berjalan mengelilingi sekolah yang sungguh luas itu. Tetapi tidak dengan tempat dimana Dimas dan teman - temannya yang lain berkumpul.

Akhirnya, Qiara menemukan tempat yang sesuai. Ruang musik itu tampak kosong dari pandangannya. Sudah lama ia ingin masuk ke sana tetapi tidak di perbolehkan. Karena yang di perbolehkan hanyalah anggota dari grup musik atau anak - anak padus.

" Wah ini bener - bener keren, so! This is very good room!! Kreatif..!!" Bisik Qiara.

Ia melihat sebuah piano berwarna putih di dalam ruangan yang lain. Ia mendekatinya, kebetulan sekali jika Qiara memang menyukai alat musik Piano.

" I always needed time on my own "

" I never thought that, need you there  when i cry "

" And the days feels like years when i'm alone, "

" And the bed where you lie, is made up on your side "

" When you walk away,i count the steps that you take "

" Do you see how much i need you right now "

" When you're gone, the pieces of my heart are missing you "

" When you're gone, the face i can to know is missing too "

" When you're gone the words i need to hear to always get me throught the day, and make it okay! I miss you..!!"

Usai Qiara menghabiskan separuh reef dari lagu Avril itu, Qiara terdiam dan termenung. Ia menghayati lagu yang tadi dinyanyikannya dengan iringan piano yang ia mainkan.

Apakah lagu ini cocok untuknya? Apakah lagu ini adalah lagu yang persis terjadi pada kehidupannya?

Ia menangis sekarang, air matanya membuat tuts piano berbunyi. Qiara terus membunyikan piano itu dengan nada yang mengerikan. Lagunya seperti menyimpan kemarahan yang amat besar, sampai ia sadar. Semuanya sudah terjadi, ia sudah disini.

" I came it like a wrecking ball, i never hit so hard in love, all i wanted was to break your walls, all you ever did was wreck me, yeah you wreck me..!!" - Miley Cyrus.
*
*
Dimas bosan dengan omelan Alifia. Dia selalu ingin Erik meminta maaf padanya tapi kenyataannya, Erik tak merespon. Responnya buruk, lebih buruk dari biasanya. Semua tak berguna! Ini bodoh.

" Lif, kakak mau ke Wc bentaran yah! Kakak udah nggak tahan..!" Kata Dimas disela omelan Alifia.

" Iya kak..!" Jawab Alifia.

Dimas segera pergi dan menjauh dari mereka dan tepatnya mencari tempat yang sepi untuknya bisa merenungkan semua kesalahannya.

" Oh iya, Music Room!!" Kata Dimas.

Ia bahkan tak tahu jika Qiara juga ada di dalamnya.

Pintu terbuka, suara Qiara masih terdengar sedang bernyanyi. Kali ini lagu yang ia dengar adalah lagu dari penyanyi favorite Dimas, Shawn Mendes.

" We walk we laugh we spend our time, walking by the ocean side, our hands are gently interwined, a feeling i just can't describe, all this time we spend alone, thinking we could not belong, to something beautiful, so beautiful..." Qiara memperlambat suaranya ketika melihat Dimas di depan pintu.

My Impressive Senior [COMPLETED]✅  [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang